Lihat ke Halaman Asli

Nurul Putri Ansal

Mahasiswi Institut Agama Islam Tazkia

Masuk Surga Karena Harta? Kok Bisa?

Diperbarui: 1 November 2023   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Modernisasi yang merupakan tanda kemajuan ilmu pengetahuan manusia seringkali tidak sejalan dengan kondisi keimanan dan ketakwaan. Ada sebagian orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nikmat duniawi yang diidam-idamkannya. Suap, pencurian, peredaran narkoba, pencurian, perampokan, penipuan adalah beberapa contoh cara pengayaan ilegal yang banyak diberitakan di media dan seringkali menimbulkan kebingungan dan kerugian bagi masyarakat.

Halal dan haram tak selalu mengenai makanan dan minuman yang kita konsumsi, akan tetapi lebih dari itu, halal-haram merupakan persoalan kehidupan manusia secara keseluruhan. Sebagaimana firman Allah SWT. Yang tertulis di dalam Q.S Al-Baqarah [2]:172 yaitu;

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu beribadah.”

Kata “makanlah” di sini tidak hanya berarti tindakan makan secara harfiah, tetapi juga mencakup cara memperolehnya. Islam tidak melarang kita untuk mengumpulkan harta karena pada dasarnya manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan esensialnya, baik kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Namun Islam memberikan batasan bagi manusia untuk tidak menyalahgunakannya dan memperhatikan aturan mengenai kehalalan dan haramnya suatu harta, baik sifatnya maupun dalam proses perolehannya. Karena pada dasarnya harta halal-haram memiliki pengaruh terhadap pemiliknya.

Mengapa harus Harta Halal?

Kata halal dan haram merupakan istilah Al-qur’an dan digunakan dalam berbagai hal, sebagiannya berkaitan dengan makanan dan minuman. Halal adalah segala objek atau kegiatan yang diizinkan untuk digunakak atau dilaksanakan dalam agama islam.

Salah satu nikmat Allah SWT. Yang dianugerahkan kepada hamba-Nya adalah harta dalam kehidupan dunia ini. Harta menjadi sarana hamba menikmati manfaat dan perhiasan dunia. Juga bisa menjadi sarana mencapai keridhaan Allah SWT., sehingga Allah SWT. Berfirman:

اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا

            Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabb-mu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

Untuk memelihara diri dan jiwa kita gaya hidup halal merupakan bentuk serta untuk mendapatkan diri kepada pencipta kita, Allah SWT. Yang mana telah diuraikan menjadi sebagai berikut:

1. Bentuk keimanan kepada Allah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline