Lihat ke Halaman Asli

Sasa

Anrohmah

Selamat Tinggal (1)

Diperbarui: 5 September 2021   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terlarut dalam di rinaian hujan yang membasahi dedaunan, ditemani secangkir kopi hitam pekat sembari menatap agenda berwarna abu-abu bergambar balon yang dipegang oleh gadis kecil. Mencoba membuka dari halaman pertama yang berisikan nama dan alamat pemilik agenda itu sendiri. Beralih ke halaman berikut-berikutnya hingga terhenti pada lembar yang terdapat hiasan origami berupa kapal. 

Membaca dari satu kata ke kata berikutnya hingga tanpa tersadar mendatangkan memori satu tahun silam yang penuh pembelajaran dan mungkin takkan bisa terlupakan. Dengannya ia belajar akan kekeliruan sebuah rasa. Rasa yang bagi sebagian orang menganggap hal itu adalah anugerah Tuhan yang tidak boleh disia-siakan. Rasa itu sendiri ada tidak mesti diwujudkan karena sejatinya rasa itu ada untuk menguji manusia, apakah rasa itu mampu mendekatkannya dengan Tuhan atau justru menjauhkannya dari Tuhan.

Masih terdiam membisu diatas tikar yang berukuran 2 x 2 meter dengan posisi tangan  memegang buku agenda berwarna abu-abu. 

Berlarut dalam putaran memori satu tahun lalu hingga mampu membawanya pada bagian kepingan lara dan tanpa tersadar membuatnya meneteskan air mata. 

Seolah-olah masa lalu itu mendatanginya untuk mengingatkan bahwa mengenalnya adalah anugerah sekaligus masalah yang sampai saat ini masih membekas dan terus terbekas. 

Semua masih hening hingga bunyi dering telfon dari ponsel pintarnya menyadarkan ia kembali pada kenyataan. Sesegera tangannya merayap-rayap untuk menemukan ponsel, sekilas ia melihat layar ponselnya ditemuinya nama Iza lantas ia angkat dan mendekatkannya di telinga kiri.

"Kenapa Za?" tanya Fira

"Kenapa-kenapa? kamu itu lho di chat berkali-kali nggak di bales. Sibuk apa sih sampai-sampai pesanku terabaikan?" jawabnya dengan nada kesal.

"Eh maaf ya, tadi aku nggak sadar kalo ada pesan masuk. Emang kamu tadi ngirim pesan apa? Jawab Fira sambil mengusap sisa air mata.

"Ngomong-ngomong kamu nangis, kenapa?Ada masalah apa kok nggak cerita sih" tanya Iza terheran

"Tidak ada masalah apa-apa kok, santai aja kali." Ujarnya meyakinkan "Tadi kamu ngirim apa?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline