Lihat ke Halaman Asli

Sepucuk Surat untuk Mara

Diperbarui: 5 Juli 2023   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto by pinterest (RM of BTS)

Siang yang terik, Mara hampir tidak ingin keluar Rumah, karena benar-benar panas matahari membuatnya tak nyaman. Ia terus berguling ke kanan dan juga ke kiri. Keadaan rumahnya hening, seperti tak ada kehidupan, itu semua karena mama dan papa Mara sibuk bekerja di luar rumah, dan Mara hanya berdua bersama asisten rumah tangganya, bi sinem.

Setengah jam Mara di atas kasur empuknya itu, tiba-tiba, handphonenya berbunyi, ada notifikasi masuk ke Handphonenya. Dengan cepat, langsung segera ia cek, oh, ternyata itu dari pujaan hatinya, Mas Saga, Anak Bungsu dari Pemilik perusahaan tempat papa Mara bekerja.

MySaga: Kecil, Mas kerumah ya, mas bawakan mie ayam kesukaanmu.

Mara yang mendapatkan pesan itu, ia langsung senang dan tak sabar bertemu dengan pujaan hatinya itu yang sudah 2 tahun lamanya bersama. Sudah cukup lama bersama, Mara dan Saga berniat untuk membawa hubungannya itu ke jenjang serius, karena Saga juga sudah memasuki kepala 3. Saga berniat meminta izin dan restu kepada papa Mara, pak Wijaya nanti, ketika dirinya sudah tak kerepotan dengan lukisan-lukisannya, dan juga ketika Pak Wijaya sudah ada waktu senggang.

Mereka bertemu, dan berbincang banyak sekali. Dari perihal tentang "kenapa awan berwarna putih?", sampai perihal "nanti, jadi penerusnya Mas Janu dong?"

Anak-anak dari Pak Utami, pemilik perusahaan tempat Pak wijaya bekerja, sangat di kenal baik oleh Pak wijaya, papa Mara. Bahkan, selain Saga yang mengenal Papa Mara, Janu, anak sulung dari pak Utami juga mengenal baik papa Mara.

Setelah pertemuan hari ini, dan mie ayam yang di bawa Saga untuk Mara sudah Habis, Saga pulang dan berniat meminta Restu terlebih dahulu kepada Ayahnya. Tetapi Sayangnya, Ayahnya tak merestuinya, justru Ayahnya ingin menjodohkan kakak Sulungnya dengan anak dari Direktur perusahaannya itu, Pak Wijaya. Saga tak terima dengan hal itu, lalu berusaha memberi penjelasan kepada ayahnya di meja makan, saat sedang makan malam bersama.

"Ayah kan tahu saya dan Mara sudah berpacaran, kenapa ayah justru ingin menikahkan Mas Janu dengan Mara?"

"Ayah Tahu, tetapi kepribadian Janu dan Mara itu lebih cocok, ketimbang dengan kamu," ucap Ayah Saga dengan santainya.

"Ayah serius?" tanya ibunda Saga yang langsung memberhentikan aktifitas makannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline