Lihat ke Halaman Asli

Ano suparno

Penulis Jalanan

"Perjalanan" Nabi Muhammad SAW, dari Mekkah, Madinah ke Indonesia

Diperbarui: 15 Januari 2022   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komjen (P) Dr. Drs. Syafruddin Kambo di Museum Madinah. Foto : Humas DMI 

Judul ini seolah menciptakan theater of mine kita menuju kisah 27 Rajab yang maha penting  bagi umat muslim seluruh dunia.  Kisah Agung perjalanan Nabi Muhammad Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Aqsa Juressalem. Sementara Mi'raj nya adalah tentang kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Bumi ke Langit ketujuh untuk menerima perintah Sholat Lima Waktu.

Perjalanan tersebut hanyalah satu sederet kisah tentang Nabi Muhammad SAW.  Masih banyak lagi kisah kisah lain yang serangkai dengan keteladanan beliau, kehidupan, keluarga dan etika beliau. Atas segala perjalanan perjalanan itulah, kelak akan tiba, akan kita rasakan dan memaknai ruh nya saat "perjalanan" Nabi Muhammad tersebut tiba di Indonesia. Setiap jengkal kisah perjalanan itulah kelak akan kita saksikan melalui teknologi kekinian 4DX dan 3D melalui konsep  VIRTUAL HIDUP yang akan dilukiskan dalam Museum Nabi Muhammad SAW, Museum As-Salamu Alayka Ayyuha An-Nabiyy.  Sebuah Emporium kisah Rasulullah yang akan dibangun oleh Komjen (Purn) Syafruddin, Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Mekkah tempat pijakan perjalanan Nabi melakukan Isra' merupakan kota pertama di dunia yang menghadirkan Museum Rasulullah SAW.  Museum yang diresmikan pada tahun 2019 tak jauh dari lokasi Masjidil Haram, hanya sekitar lima menit perjalanan kaki. Museum itu kemudian disebut Museum Ashabee.  Kisah kehidupan dan perjalanan Nabi Muhammad SAW  dalam ukiran digital dan teater  4DX yang kedua kembali lahir di Jazirah Arab. Kali ini terletak juga tak jauh dari Masjid Madinah. Museum tersebut dinamai Muhammad The Messenger of Allah Exhibition, yang diresmikan oleh Gubernur Madinah Pangeran Faizal bin Salman. Tak jauh dari Masjid Nabawi, hanya sekitar 7 sampai 10 menit kita akan tiba di Museum Nabi Muhammad.

Nah, di sinilah Komjen (P) Syafruddin selaku penanggungjawab pembangunan Museum  Nabi Muhammad SAW di Indonesia telah menikmati dan merasakan aroma perjalanan Rasulullah dalam kehidupan sehari hari. Mantan Wakapolri tersebut tak segan segan menyebutnya, bahwa dirinya merasakan terbawa suasana dalam kehidupan Rasulullah SAW. "tampilan yang disuguhkan seolah olah kita terbawa dalam kehidupan Rasulullah yang nyata dalam penglihatan kita" cerita  Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia itu. Beberapa kehidupan Nabi Muhammad SAW yang telah difilemkan juga ditampilkan dalam bentuk teater 4DX.  Dalam museum itu terdapat 25 paviliun di mana satu diantara paviliun tersebut menceritakan perjalanan Nabi Muhammad bersama keluarganya, istri dan anak anaknya. Sementara artepak lainnya terkonsep dalam digital 3D di mana penampakannya seolah hidup, seperti rekonstruksi barang barang pribadi Nabi Muhammad seperti pakaian, alas kaki, sisir dan furniture.  Walaupun berteknologi tinggi namun cerita tentang kehidupan Rasulullah SAW tetap dalam balutan kesederhanaan yang sangat bersahaja.

Komjen Dr.Drs (P) Syafruddin menikmati suasana 4DX. Foto : Tangkapan layar Tawaf TV 

Kecanggihan Museum ini memang layak mendapat acungan jempol. Bayangkan, saat kita memasuki museum tersebut maka seolah kita merasakan suasana pada zaman Rasulululah yang jika dalam hitungan kalender berarti 570 tahun silam. Pun saat kita berkunjung ke paviliun yang menceritakan  kediaman Nabi Muhammad SAW maka perasaan dan indra kita sedang bersama Nabi Muhammad SAW. Coba bayangkan jika kelak museum ini hadir lalu kemudian pengunjung memasuki Gua Hira? Atau di Masjid yang Muhammad bangun dan Sholat? Maka dapat dibayangkan serta dirasakan kita sedang bersama Rasululullah baik di rumah, masjid atau sedang di Gua Hira ketika Nabi Muhammad SAW bersembunyi bersama Abu Bakar Assidiq dari kejaran Kaum Quraisy.Suasana tersebut dapat terasa sebab museum tersebut menggunakan teknologi masa kini yakni 4DX. Teknologi  yang dibesut oleh  CJ CGV, perusahaan ritel bioskop Korea Selatan.  Pada teknologi tersebut , 4DX tidak hanya merangsang penglihatan tetapi merangsang indera perasa agar pengguna atau pengunjung dapat mencapai pengalaman yang seolah olah realitas. Sebagai contoh, ketika Rasulullah bersama sahabat atau keluarganya sedang syiar Islam lalu kala itu terdapat suara deru angin, petir, cipratan air atau aroma pohon kurma maka hal seperti itu pun dapat kita rasakan kelak saat menyaksikan kehidupan Nabi Muhammad SAW melalui teknologi 4DX.  Hebat  bukan?

Nah itu dia Konsep 4DX yang umumnya digunakan oleh teknologi film film Hollywood. Jadi pembaca, bayangkan jika museum ini telah hadir? Betapa perasaan  kita akan sedang tenang, nyaman dan hidup bersama Muhammad beserta sahabat sahabatnya. Saya tak bisa membayangkan, jika pengunjung yang keluar dari museum tersebut banyak diantaranya akan mengenakan pakaian Nabi dan sahabat -- sahabat nabi atau pernak pernik zaman Muhammad SAW yang bercorak  kehidupan Muhammad melalui Museum As-Salamu Alayka Ayyuha An-Nabiyy.

Ketua  Yayasan Sejarah Nabi Muhammad SAW Komjen (P) Dr. Drs  Syafruddin Kambo usai dari Madinah bercerita  bahwa kawasan Museum Rasulullah SAW  yang terletak di Ancol DKI Jakarta akan dimulai pembangunannya pada Maret 2022.  Konsep serta desain nya telah selesai dan  telah mendapat persetujuan dari Organisasi Liga Dunia Islam.  Seperti diorama  Museum Muhammad di Madinah dan Mekkah di mana terdapat rumah Rasulullah maka kelak rumah kekasih Allah SWT juga tersebut akan berdiri di Museum Indonesia. Rumah Nabi yang berukuran sekitar 8 x 4 meter tersebut terbagi dalam dua ruangan. Ruangan pertama berukuran 5x4 meter yang biasa digunakan oleh Nabi dan keluarganya untuk istirahat sekaligus ruang serba guna. Sementara satu ruangan lainnya digunakan Nabi sebagai halaman.

Saya kira kehadiran museum Rasulullah di Indonesia tidak semata mata sebagai pemantik warga muslim untuk berkunjung atau wisata religi. Atas apa yang kita saksikan dan bacai melalui media tentang epik Muhammad melalui tayangan 4DX dan 3D di Museum yang telah ada sebelumnya, Mekkah dan Madinah maka saya memiliki kesimpulan bahwa ini adalah syiar  masa kini yang tengah dihadirkan oleh Komjen (p) Syafruddin melalui Dewan Masjid Indonesia. Museum As-Salamu Alayka Ayyuha An-Nabiyy tidak sekedar sebagai ikon religi Indonesia yang akan dikunjungi oleh umat Islam Indonesia tetapi umat Islam negeri tetangga di Asia Tenggara dan Asia Timur. 

Umat Islam tentu patut berterima kasih kepada DMI dan Liga Dunia Islam sebab memilih Indonesia sebagai satu diantara tiga Museum di dunia, yang akan melayani pengunjung melalui bahasa Indonesia, Inggris, Arab, Turki Spanyol, Urdu dan Prancis. Seperti pada judul tulisan ini, kehadiran Museum Nabi Muhammad  SAW di Indonesia seolah menciptakan theater of mine kita tentang perjalanan Rasulullah melalui makna Isra' Miraj.

 So, pembaca Kompasiana, mari segera kita menyambut kehadiran perjalanan Muhammad SAW melalui  Museum Rasulullah SAW di Indonesia yang diterbangkan oleh Dewan Masjid Indonesia. Nantikanlah!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline