Lihat ke Halaman Asli

Anom YudiTri

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PMM 83 UMM Melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat di Desa Sumberingin Blitar

Diperbarui: 29 Juni 2021   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program untuk mahasiswa yang dilaksanakan setiap tahun. Pelaksanaan KKN sejak tahun 2020 dan tahun ini 2021 berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab, tahun 2020 hingga sekarang tahun 2021 adanya penyebaran virus corona atau Covid-19 di indonesia. Program KKN Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) diganti dengan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM).

Tujuan program PMM sama dengan program KKN, dimana mengarahkan mahasiswa agar mengabdikan diri kepada masyarakat. Hanya saja, anggota kelompok program PMM dibatasi dan dapat menentukan sendiri anggota serta lokasinya. Pelaksanaan PMM harus mematuhi protokol kesehatan (prokes) pencegahan penularan Covid-19.

Tahun ini, Desa Sumberingin, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, menjadi pilihan lokasi yang dipilih oleh lima mahasiswa UMM yang tergabung dalam Kelompok 83 sebagai lokasi untuk melaksanakan program PMM. Kelompok 83 PMM UMM memiliki beberapa program kerja (proker). Di antaranya mengadakan sosialisasi pemasaran produk jamu kepada ibu-ibu PKK (yang berisi tentang inovasi kemasan produk, desain logo serta pemasaran produk), praktik pengolahan, kerja bakti sosial, edukasi manfaat jamu kepada anak-anak SD, sosialisasi tentang vaksin kepada masyarakat  serta proker-proker lainnya.

Selain proker-proker tersebut, Kelompok 83 PMM UMM juga memiliki proker unggulan yang dilaksanakan pada 20 Maret 2021. Yakni "Pengembangan Produk Sebagai Pengoptimalisasian UMKM Jamu Desa Sumberingin Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar Di Era Covid 19". Salah satu alasannya, karena UMKM produk jamu desa tersebut belum optimal dalam hal pemasaran dan kemasan produk. Sehingga kami dari kelompok 83 memberikan inovasi kepada ibu-ibu PKK setempat mengenai bagaimana cara membuat kemasan baru jamu dalam bentuk celup dan bagaimana melakukan pemasaran secara online. Tidak hanya itu saja kami juga mengajarkan kepada masyarakat bagaimana cara membuat akun untuk berjualan di media sosial atau e-commerce lainnya. Proker ini diharapkan dapat membantu ibu-ibu PKK dalam berinovasi dan mengembangkan UMKM produk Jamu Desa Sumberingin.

Ketua Kelompok 83 PMM UMM Devif Sukma Sari mengatakan, dalam sosialisasi tersebut mahasiswa/i UMM memberikan konsep dan menjelaskan pengembangan inovasi kemasan produk jamu yakni dalam kemasan jamu celup dan bagaimana cara pembuatan jamu celup, termasuk cara memasarkan dan packaging produk yang lebih menarik dan memuaskan konsumen.

"Menurut kami, pengembangan produk jamu ini akan sangat membantu meningkatkan pendapatan ibu-ibu PKK pada masa pandemi. Apalagi, jamu yang diproduksi memiliki manfaat membantu menjaga imunitas atau daya tahan tubuh. Sebab, dibuat dari tumbuhan herbal," ucapnya.

Selain menjaga imunitas, jamu tersebut juga memiliki khasiat mengurangi nyeri haid, meredakan panas dan lain sebagainya. "Ide dan inovasi baru yang telah diberikan kepada UMKM Jamu Desa Sumberingin ini semoga dapat terus berjalan dan berkembang," imbuhnya.

Dijelaskan, Kelompok 83 PMM UMM tetap semangat mengabdi walaupun saat ini masih pandemi Covid-19. "Pelaksanaan proker tetap mematuhi prokes pencegahan penularan Covid-19 sesuai anjuran pemerintah. Program PMM dapat berjalan dengan cukup baik dan maksimal," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline