Lihat ke Halaman Asli

Belenggu Misteri Danau Tolire

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari tepian danau, puncak Gamalama membusung tinggi memamerkan keindahannya. Diyakini menyimpan harta karun dan menjadi tempat mencari peruntungan.

Tak seperti Danau Toba di Sumatera Utara atau Sentani di Papua, Danau Tolire tak begitu terkenal di nusantara. Tolire, yang terletak sekitar 10 km dari pusat kota Ternate, Maluku Utara, hingga kini memang tak dikenang sebagai objek wisata penuh pesona, tapi lebih diingat karena sejarahnya. Di danau inilah rakyat Ternate menyimpan harta bendanya agar tidak di rampas tentara Portugis.

Menuju danau ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Karena hanya ada satu jalur darat untuk bisa sampai ke kawasan Tolire. Dari pelabuhan Dufa Dufa yang sibuk, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan roda empat sekitar 15 menit. Kita akan melewati jalanan berkelok yang diapit perbukitan dan tubir pantai Ternate. Tepat di lereng gunung api tertinggi di Maluku Utara, Gunung Gamalama, Tolire tampak menyerupai sebuah loyang raksasa.

Warga setempat menyebutnya Tolire Besar. Asal muasal nama ini karena sekitar 200 meter dari Tolire Besar terdapat danau serupa yang ukurannya lebih kecil dan disebut Tolire Kecil. Berbeda dengan Tolire besar yang berair tawar, Tolire Kecil yang hanya berjarak kurang 50 meter dari pantai berair payau. Hasan, warga setempat yang berprofesi sebagai pemandu, menuturkan Tolire Kecil berasal dari Tolire Besar.

Hasan mengisahkan, dalam keyakinan leluhur masyarakat Ternate, Tolire Besar dan Tolire Kecil dulu merupakan sebuah kampung yang masyarakatnya hidup sejahtera. Belakangan kampung ini dikutuk oleh penguasa alam semesta menjadi danau, karena salah seorang ayah di kampung itu menghamili anak gadisnya sendiri. Tolire Besar diyakini tempat si ayah, dan Tolire Kecil tempat si anak gadis.

Danau Tolire memiliki luas 5 hektar. Sepanjang keberadaannya danau ini menjadi lingkungan yang nyaman bagi kehidupan beragam ikan air tawar. Tapi meski kaya ikan, tak ada satu warga pun yang bernyali mencari ikan atau memancing di tempat ini hingga sekarang. Bahkan sekedar membasuh badan pun warga tak berani. Ini karena keyakinan yang terpelihara dari waktu ke waktu bahwa di danau terdapat kekuatan gaib yang berbahaya. Disebutkan juga bahwa dasar danau dihuni oleh puluhan buaya putih berukuran besar. Untuk mengamankan tempat ini, Kesultanan Ternate sampai sekarang menugaskan seorang penjaga atau juru kunci yang juga berperan sebagai pemandu.

Selain asal muasalnya yang syarat legenda, Danau Tolire memendam pesona bercampur misteri yang tak ada habisnya. Memasuki kawasan danau, pohon nyiur di kanan-kiri jalan melambai menyapa pengunjung. Rimbunan pepohonan hijau mengantar semilir angin yang menjanjikan ketenangan. Dari tepian danau, puncak Gamalama membusung tinggi memamerkan keindahannya. Sementara di kaki sang gunung, reruntuhan puluhan benteng Portugis seperti berlomba menyembul silih berganti. Puingpuing benteng itu menumpuk tak beraturan. Terbayang bagaimana kokohnya bentengbenteng itu di zaman dulu, tapi harus porak-poranda akibat kebiadaban perang.

Tak hanya reruntuhan benteng, saat memasuki kawasan danau kita juga akan disambut deretan nisan pejuang Ternate yang gugur saat mengusir penjajah Portugis. Nisan-nisan itu terbuat dari batu pegunungan yang masih tampak terawat. Ratusan nisan dibangun mengitari bangunan makam Sultan Baabullah (1528 – 1583) yang sederhana.

Baabullah adalah penguasa Kesultanan Ternate ke-24. Dia dikenal memerintah dengan bijaksana antara 1570 – 1583. Di hati warga Maluku, namanya tercatat harum sebagai sultan Ternate dan Maluku terbesar sepanjang sejarah. Ia berhasil mengalahkan Portugis dan mengantarkan Ternate ke puncak keemasan di akhir abad ke- 16.

Tolire yang tenang sejak dulu memang membawa kisah tersendiri bagi warga setempat. Tak ada yang tahu seberapa dalam dasar danau. Tradisi lisan masyarakat Ternate menuturkan, kedalaman danau diyakini berkilo-kilo meter dan terhubung dengan lautan yang tak jauh darinya. Legenda menarik lainnya adalah air danau yang nyaris tak beriak. Di saat musim panas, airnya begitu hijau pekat. Namun warna ini berubah total menjadi coklat saat musim penghujan tiba. Dari masa ke masa, volume air tak tampak berkurang atau bertambah.

Di hari-hari besar dan saat musim liburan, Tolire Besar menjadi pusat wisata warga Maluku dan sekitarnya. Mereka tak hanya sekedar wisata tapi juga berziarah ke makam para pejuang Ternate. Banyak pula yang datang sekadar untuk mengobati rasa penasaran. Ada juga yang datang untuk mencari peruntungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline