Masalah sosial kemiskinan kerap ditemui di banyak Negara salah satunya di Indonesia. Sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, permasalahan kemiskinan di Indonesia tidak hanya sebagai bagian dari pembangunan ekonomi, tetapi juga merupakan tantangan di bidang demografi. Hal ini tentu saja tidak lepas dari fakta masih terdapat 25,95 juta penduduk Indonesia yang tergolong dalam kriteria miskin (Pratiwi dkk, 2020).
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global (Solikatun, dkk 2014).
fenomena kemiskinan merupakan suatu masalah yang kompleks, dimana kemiskinan telah berakar di berbagai sektor termasuk sektor yang menyangkut pembangunan manusia seperti pendidikan dan kesehatan (Parwa & Yasa, 2019). Maka dari itu kemiskinan merupakan fenomana yang multidimensi. Artinya bahwa kemiskinan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, politik, dan kebijakan. Penyebab kemiskinan juga dapat dilihat dari berbagai aspek (Yurianto, 2019).
Kemiskinan seringkali ditandai dengan tingginya tingkat pengangguran dan keterbelakangan. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya terhadap kegiatan ekonomi sehingga akan tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi (Nurwanti, 2008).
Salah satu faktor yang menentukan kemiskinan adalah pendidikan. Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan masa depan. Pendidikan dan kemiskinan memiliki keterkaitan yang sangat besar, dimana pendidikan sendiri berhubungan dengan pembangunan karakter. tingkat pendidikan yang memadai akan memperbesar kesempatan bagi masyarakat miskin untuk keluar dari kemiskinan. Terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan kemiskinan, dimana melalui pendidikan dapat mengurangi kemiskinan, sedangkan kemiskinan dapat membatasi akses terhadap pendidikan (Parwa & Yasa, 2019).
Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pengurangan kemiskinan, hal ini dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah merupakan salah satu komponen penyebab terjadinya kemiskinan. Pembangunan bidang pendidikan adalah aspek penting yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengurangi kemiskinan. Melalui investasi bidang pendidikan maka akan mampu meningkatkan kualitas SDM, melalui peningkatan keterampilan dan pengetahuan, sehingga akan mendorong meningkatnya produktivitas seseorang, dengan meningkatnya keterampilan, pengetahuan dan produktivitas yang dimiliki maka akan meningkatkan pendapatan yang diterima yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengurangan kemiskinan (Parwa & Yasa, 2019).
Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu tingginya angka pengangguran.penyebabnya yaitu di banyak Negara berkembang terdapat tenaga kerja yang berlebih, akan tetapi sebaliknya menghadapi masalah kekurangan modal dan keluasan tanah yang belum digunakan sangat terbatas. Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan (Probosiwi, 2016).
Pengangguran juga termasuk masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Kebanyakan orang kehilangan pekerjaan berarti mengalami penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan politisi sering mengklaim, bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja (Probosiwi, 2016).
keterbatasan Sumber Daya Alam dan modal juga menjadi faktor kemiskinan. Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin. Selain itu seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan (Itang, 2015).
Masalah kemiskinan juga menimbulkan berbagai dampak terhadap orang yang mengalami kemiskinan. Pertama yaitu Kesehatan, sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar (Itang, 2015).
Selanjutnya yang kedua yaitu Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak (Itang, 2015).