Salman Al-Farisi
Mahasiswa IAIN Samarinda program studi Ilmu Al-Qur'an Tafsir
Kata millenial tentu bukanlah kata yang asing terdengar oleh telinga kita, kata ini sudah sangat familiar, karena sudah menjadi pembahasan yang sangat indah untuk didekasikan dalam perbincangan. Pembahasan tentang millenial sudah sangat sering menjadi pokok pembahasan karena sangat berkembang pesat pada stigma masyarakat terkhususnya pada kalangan anak muda. Saat ini Indonesia melahirkan pemuda-pemuda millenial yang sangat banyak, baik dari segi kwalitas mau pun kwantitas nya. Baik anak muda millenial yang memiliki intelektualitas dan berakhlak mau pun anak muda millenial yang mengaku memiliki pemikiran kritis atau memiliki pemikiran intelektual tetapi tidak memiliki moral seperti apa yang telah di ajarkan agama mau pun yang tertuang dalam pancasila atau pada nilai-nilai kebudayaan yang ada pada bangsa Indonesia hingga saat ini.
Untuk meningkatkan kecintaan atau rasa nasionalisme pada generasi millemial yang dimiliki oleh bangsa ini, perlu penerapan atau pengimplementasian nilai-nilai pancasila dalam generasi millenial seperti apa yang telah dikatakan pada suatu jurnal yang berjudul "Penerapan nilai-nilai pancasila pada generasi millenial".
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita sebagai generasi milenial yang tentunya menjadi harapan bangsa ini kedepannya, kita harus menanamkan semangat Pancasila pada diri kita. Sebagai instrumen untuk meningkatkan rasa nasionalisme di hati dan di diri kita sebagai wujud manifestasi untuk bangsa Indonesia. Karena pancasila merupakan jati diri bangsa ini atau sebagai instrumen yang fundamental bangsa Indonesia. Semangat dari pancasila ialah semangat persatuan dan kesatuan yang di implementasikan dalam kehidupan ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilanserta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan penerapan atau pengimplementasian nilai-nilai atau substansi dari yang terkandung pada pancasila terhadap generasi milenial, tentu menumbuhkan rasa patriotisme pada generasi millenial bangsa ini. Seperti apa yang telah dikatakan oleh Ernest Gellner (Kompas,21 Mei 2008) dalam karangan buku nya yang berjudul "Nations of Nationalism" atau "nasional dari nasionalisme".antara lain menulis bahwa nasionalisme melahirkan bangsa, sementara demokrasi melahirkan negara bangsa (nations state).
Muncul pertanyaan, apa sebenarnya dari makna nasionalisme? Sebagaimana yang telah kita lihat di Indonesia sendiri nasionalisme bukan merupakan sesuatau yang sudah sejak dulu ada. Ia baru lahir dan mulai tumbuh pada awal abad ke -- 20 , seiring dengan lahir dan tumbuhnya dimulai pada berbagai organisasi pergerakan nasional yang menuntut kemerdekaan dan sistem pemerintahan negara bangsa yang demokratis. Tampak pula bahwa bangsa nasionalisme di indonesia merupakan sesuatu yang hidup dan bergerak terus secara dinamis seiring dengan perkembangan masyarakat, bahkan sampai sekarang nasionalisme ini masih sangat bertumbuh dan berkembang. Makna nasionalisme sendiri tidak statis tetapi dinamis mengikuti bergulirnya masyarakat dalam waktu.
Nation berasal dari bahasa latin natio, yangh di kebangkan dari kata nascor (saya dilahirkan), maka pada awalnya nation atau bangsa dimaknai sebagai kelompok orang yang dilahirkan di suatu daerah yang sama, (group of people born in the same place). (Ritter,1986).
Ini bisa kita simpulkan bahwa nasionalisme merupukan cinta dari sesorang kepada daerah yang telah memberikan kehidupan kepadanya, ia berusaha untuk memanifestasikan sluruh jiwa dan raga nya untuk berkontribusi kepada daerah nya sebagai bentuk terimakasih atau rasa kecintaannya. Bangsa indonesia adalah bangsa yang memiliki jutaan manusia, tentu jika semua manusia yang dimiliki oleh bangsa ini memiliki jiwa nasionalisme yang sangat tinggi dan memberikan kontribusi -- kontribusi pasti Indonesia mengalami perubahan pertumbuhan atau perkembangan yang sangat baik, karena begitu banyak sumber daya manusia yang memiliki rasa cinta pada bangsa ini. Terutama pada kalangan generasi millenial, yang tentu nya jiwa nya nasinalisme nya masih membara atau menggebu, ini di harapkan menjadi sebuah idealisme yang besar bagi bangsa ini dari tangan -- tangan para generasi muda atau generasi millenial pada saat ini. Sudah tidak bisa di pungkiri lagi bahwa idealisme ini akan terwujud apabila semua ellemen masyarakat khusus nya pada generasi muda mampu menyatukan langkah, menyatukan pemikiran, menyatukan hati untuk asa bangsa Indonesia kedepannya. Itu semua kembali kepada kita generasi muda sebagai harapan bangsa atau penerus tongkat estafet perjuangan bangsa indonesia, jika kita menginginkan itu semua terjadi maka kita harus bertindak, jika kita hanya sekedar menginginkan tapi tidak ingin atau masih acuh tak acuh dengan tindakan yang harusnya konkrit untuk kita lakukan, maka itu semua hanya menjadi halusinasi atau hanya sebatas cita -- cita semata bagi bangsa indonesia. Tentu ini menjadi kesedihan atau sebuah problematika bagi bangsa ini dari dialektika atau dinamika -- dinamika yang terjadi pada kalangan generasi millenial. Tentu kita akan tertinggal oleh negara lain, seperti negeri malaysia dan singapura yang telah berkembang dan maju karena semua elemen masyarakat nya yang memiliki rasa nasionalisme tinggi, menimplementasikan segala substansi dari nasionalisme mereka sehingga terwujudnya negara yang memiliki perubahan yang begitu signifikan atau perubahan yang sangat pesat. Mereka dengan memiliki rasa tanggung jawab penuh sehingga langsung memberikan upaya konkrit bagi bangsanya, tentu ini yang membedakan dengan bangsa Indonesia, jelas lah ini merupakan salah satu faktor atau problematika yang sangat serius yang sedang dialami oleh bangsa ini.
Tetapi sebenarnya, dari keapatisan sebagian dari generasi muda atau generasi millenial yang dimiliki oleh bangsa ini, bukan karena semata - mata kesalahan mereka, problem ini juga kadang terjadi karena dari faktor -- faktor lain, bisa saja kita katakan dari kelengahan pemerintah atau kelengahan dari orang tua dan bahkan kesalahan dari situasi kebiasaan yang berkembang pada sebuah daerah. Pemerintah juga sebenarnya harus lebih jeli terhadap problem yang terjadi ini, untuk melawan keapatisan itu semua pemerintah bisa mengubah kurikulum pendidikan yang lebih baik lagi, atau menegaskan kepada seluruh siswa agar rasa nasionalisme berkembang pada stigma di kalangan pemuda. Menghilangkan kebijakan -- kebijakan pemerintah yang sekiranya tidak memiliki esensi -- esensi atau substansi -- substansi yang melahirkan atau menumbuhkan rasa nasionalisme pada generasi muda. Dan pada orang tua juga sebenarnya harus aktif dalam merawat atau sebagai madrasah bagi anak nya dengan mengajarkan rasa kepedulian atau kepekaan terhadap keadaan di sekitarnya. Selain itu, sebenarnya lingkungan juga sangat berpengaruh, karena pengaruh akan menjadfi perangkap kepada golongan -- golongan tertentu, ketika lingkungan itu terdapat rasa cinta atau nasionalisme yang sangat besar, maka bisa di pastikan bahwa orang -- orang yang ada pada kelompok itu akan melahirkan atau akan memberikan kontribusi -- kontribusi besar kepada negeri ini.
Saya Salman Al-Farisi sebagai generasi muda yang hidup di zaman millenial, sangat berharap kepada seluruh atau segenap generasi muda lainnya untuk menyatukan pandangan, langkah dan hati untuk memberikan kontribusi -- kontribusi kepada bangsa Indonesia tercinta ini. Mari kita bergerak bersama, buka lah mata kita begitu besar masalah yang dihadapi bangsa ini, bangsa ini sudah terlalu lama menderita sakitnya. Satukan langkah kita untuk menciptakan asa Indonesia kedepannya.