Lihat ke Halaman Asli

Annur Asharia Hasibuan

Mahasiswa Hubungan Internasional - UPN Veteran Yogyakarta

Poros Maritim Dunia: Manifestasi Konstruktivisme dalam Kebijakan Luar Negeri Presiden Jokowi

Diperbarui: 13 Desember 2024   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Youtube IndonesiaBaikID

Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan utama dalam teori hubungan internasional yang muncul sebagai kritik terhadap pandangan realisme dan liberalisme. Teori ini menekankan pentingnya norma, identitas dan ide dalam membentuk perilaku aktor internasional untuk menentukan kebijakan politik luar negeri. 

Di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), politik luar negeri Indonesia cenderung fokus pada isu domestik seperti pembangunan infrastruktur dan penguatan ekonomi. Namun, politik luar negeri pada era ini tetap menjadi cerminan identitas nasional dan cita-cita besar Indonesia, salah satunya adalah visi Poros Maritim Dunia. Selain menjadi inti dari kebijakan luar negeri Indonesia, visi ini juga menggambarkan upaya Indonesia dalam menempatkan posisi sebagai kekuatan maritim global. 

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejarah panjang yang berakar pada tradisi maritim. Sejatinya ide Poros Maritim Dunia ini merupakan harapan besar bagi bangsa Indonesia untuk kembali ke jati dirinya sebagai bangsa pelaut. Bangsa pelaut disini perlu digaris bawahi bukan hanya sekedar menjadi pelaut yang gemar mengarungi laut dan membuat kapal, tetapi sebuah bangsa yang berjaya dalam menaklukan gelombang lautan dengan armada militer dan kekuatan jalur perdagangan perairannya. 

Identitas ini sempat hilang dan terabaikan oleh masyarakat Indonesia karena kebijakan yang lebih terfokus pada sektor daratan. Presiden Jokowi membangun kembali narasi ini dengan menekankan bahwa Indonesia adalah "poros" antara Samudra Hindia dan Pasifik. Inti dari narasi ini adalah peningkatan infrastruktur maritim Indonesia yang dapat membantu peningkatan ekonomi dan penguatan posisi Indonesia di dunia internasional.

Untuk merealisasikan identitas ini, pemerintahan Jokowi mengintegrasikan pembangunan infrastruktur maritim sebagai langkah utama. Tol laut dan pengembangan pelabuhan strategis menjadi elemen penting untuk menghubungkan berbagai wilayah secara efektif. Dalam perspektif konstruktivisme, kebijakan ini menunjukkan bagaimana identitas nasional dapat menjadi dasar dalam membentuk hubungan internasional yang mencerminkan karakter unik Indonesia.

Sebagai tambahan, perlu dicatat bahwa pembangunan identitas maritim ini juga melibatkan penguatan narasi sejarah, pendidikan, dan budaya yang mendukung pemahaman masyarakat tentang pentingnya peran maritim Indonesia. Pendekatan ini menegaskan bahwa identitas bukan hanya tentang kebijakan tetapi juga tentang kesadaran kolektif.

Visi Poros Maritim Dunia membawa norma-norma baru dalam diplomasi Indonesia. Pemerintahan Jokowi mempromosikan kebebasan navigasi, stabilitas keamanan maritim, dan pembangunan berkelanjutan sebagai pilar utama. Sebagai contoh, Indonesia secara konsisten mendukung penerapan hukum laut internasional (UNCLOS) di Laut Cina Selatan, ini menunjukkan komitmen Indonesia terhadap norma global.

Selain itu, Indonesia berperan aktif dalam forum regional seperti IORA (Indian Ocean Rim Association) dan Konferensi Indo-Pasifik untuk mendorong kerja sama maritim yang lebih inklusif. Norma-norma ini tidak hanya memperkuat posisi strategis Indonesia tetapi juga menciptakan tatanan regional yang lebih kooperatif dan mendukung stabilitas kawasan Indo-Pasifik.

Poros Maritim Dunia bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga ide besar yang mencerminkan ambisi Indonesia di kawasan Indo-Pasifik. Kebijakan ini diwujudkan melalui berbagai inisiatif dengan tujuan besar memperkuat posisi strategis Indonesia di tingkat global. Salah satu implementasi utamanya adalah pembangunan tol laut yang bertujuan menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia secara efektif dan efisien. Dengan tol laut, akses perdagangan menjadi lebih lancar, memperkuat konektivitas domestik sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di pasar internasional.

Selain tol laut, pengembangan pelabuhan strategis juga menjadi bagian penting dari ide ini. Pemerintah menginvestasikan sumber daya besar untuk membangun pelabuhan bertaraf internasional seperti Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara. Pelabuhan-pelabuhan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas logistik nasional, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan yang menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik.

Ide besar ini tidak berhenti pada infrastruktur fisik. Dalam konteks diplomasi, Poros Maritim Dunia menjadi wadah untuk mempromosikan norma-norma baru di kawasan Indo-Pasifik. Indonesia aktif dalam mendorong kerja sama maritim yang inklusif dan berkelanjutan melalui forum-forum internasional. Salah satunya adalah peran aktif dalam Konferensi Tingkat Tinggi Indo-Pasifik yang memperkuat dialog antara negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline