Liburan Merupakan hal yang sangat di nanti semua orang, terutama bagi para santri yang sangat mengidam-idamkan momen tersebut. Setelah sekian lama mereka berpisah dengan sanak keluarga akhirnya mereka bisa melepas rindu mereka dikampung halaman.
Para santri yang setiap harinya berada didinding pesantren yang di hiasi pemebelajaran ilmu. Tilawah alquran akhirnya bisa beristirahat sejenak. Mereka yang setiap harinya bermain dengan rumus-rumus pelajaran akhirnya bisa menyegarkan otak.
Beberapa tahun yang lalu, hamper semua pesantren di liburkan ( belajar di rumah masing-masing) khususnya dipondok pesantren Nurul Qarnain di pulangkan lebih awal di karenakan kondisi covid 19 dijember semakin luas.
Khususnya didaerah lingkungan pondok pensantren Nurul Qarnain ada yang postif covid 19. Sebelum liburan selama pandemi covid 19 seluruh ahlul bait dan pengurus pesantren mengadakan suatu perkumpulan yang membahas tentang liburan pesantren selama pandemic covid 19.
Setelah di adakan rapat, pengasuh pondok pesantren Nurul Qarnain mengadakan perkumpulan Bersama seluruh santri di Auditorium Kh. Yazid Karimullah. Akhirnya libur pesantren selama covid 19 di mulai dari akhir bulan maret hingga maklumat pengasuh keluar.
Ternyata, liburan pesantren tersebut menimbulkan berbagai kendala, entah itu bagi santri, orang tua, masyarakat dan guru. Dampak negatif liburan santri pondok pesantren Nurul Qarnain, banyak orang tua yang mengeluh pada pengasuh, karena kesulitan untuk mendampingi anak dalam belajar. Di sisi lain orang tua masih memiliki pekerjaan lain yang harus di lakukan. Akan tetapi, mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi dan mendampingi anak mereka untuk belajar dirumah. Meskipun begitu, dampak positif adanya liburan pesantren selama covid 19 adalah santri dan guru sama-sama belajar untuk memanfaatkan teknologi untuk media pembelajaran. Transformasi Pendidikan bisa berlangsung lebih cepat. Tidak hanya itu, santri juga bisa dapat mengabdi lebih dekat kepada orang tua.
Dari sini kita menyadari bahwa dapat memeberikan dampak yang signifikan bagi santri, orang tua, masyarakat dan guru. Maka dari itu kita harus mengingat selalu pada maklumat pengasuh. Jangan menyepelehkan liburan pesantren, karena jika tidak di kontrol maka perbuatan yang tidak mendatangkan manfaat akan di lakukan oleh santri tanpa sadar. Jangan sampai perbuatan yang tidak bermanfaat itu hasilnya kembali kepada kita.
Seharusnya masalah liburan pesantren ini ditangani oleh orang tua dan guru. Seperti, memeberikan maklumat yang dapat mencegah santri melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat. Begitu pula orang tua seharusnya memfalitasi kebutuhan anak, agar anak tidak berkeliaran keluar rumah sehingga orang tua mudah mendampingi anak belajar dirumah.
Liburan harus digunakan untuk peningkatan kapasitas keilmuan dan menambah pengalaman lewat berbagai kegiatan baik di keluarga maupun kegiatan masyarakat. Saat liburan akan ada kesempatan lebih banyak untuk membaca, belajar, mengunjungi took buku, mengikuti kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang dan kegiatan positif. Karena liburan pesantren selama covid 19 tidak ditujukan untuk bermalas-malasan dan pekerjaan yang tidak bermanfaat bagi santri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H