Lihat ke Halaman Asli

Annisya Ambar Wati

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Mengenal Komunikasi Hybrid di Dunia Kerja yang Menjadi Tren di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 21 Desember 2021   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagaimana kita ketahui, manusia sebagai makhluk sosial sejatinya tidak bisa hidup sendiri dan akan selalu berinteraksi satu sama lainnya. Bentuk interaksi ini terjalin melalui komunikasi. Di antara beberapa gaya komunikasi yang ada, komunikasi tatap muka merupakan salah satu gaya komunikasi yang dinilai efektif karena terdapat respons atau timbal balik secara langsung dari lawan komunikasi kita yang juga biasa disebut sebagai komunikasi dua arah (two way communication). Ketika diterapkan di lingkungan kerja, gaya komunikasi dua arah memberikan banyak dampak positif di antaranya membantu dalam membangun hubungan yang harmonis antara atasan dengan bawahan karena senantiasa terdapat interaksi satu sama lain, meningkatkan kesejahteraan karyawan, membangun keakraban dan keintiman antar anggota/tim, meningkatkan kepuasan dalam informasi, dan masih banyak lagi .

Namun sayangnya, pandemi Covid-19 yang terjadi dua tahun belakangan ini membuat setiap orang terpaksa harus mengubah atau bahkan mengembangkan gaya komunikasi mereka sekaligus juga kebiasaan atau aktivitas yang biasanya mereka lakukan, lebih jelasnya seperti mulai bekerja dari rumah (work from home), belajar dari rumah (study from home), hybrid learning, hybrid office, dan lain-lain. Sedangkan gaya komunikasi yang kini populer diterapkan khususnya oleh beberapa perusahan di masa pandemi adalah komunikasi model hybrid. Komunikasi hybrid menghubungkan dua jenis pekerja yang berbeda baik di kantor maupun remote (jarak jauh). Dengan gaya komunikasi ini memungkinkan karyawan untuk memilih ingin bekerja dari mana.  Berikut ini pemaparan Prof. Estrella Arroyo, ED.d mengenai beberapa komponen komunikasi hybrid dalam Workshop Internasional Youth Communication Day 2021

5 Model Hybrid

  1. Hybrid Statis, pada model ini setiap anggota tim memiliki lokasi kerja yang tetap baik di kantor atau jarak jauh
  2. Hybrid Dinamis, model ini memungkinkan karyawan untuk memutuskan di mana mereka bekerja, baik di kantor maupun jarak jauh
  3. Hybrid Tersinkronkan, pada model ini setiap anggota tim bekerja secara jarak jauh di kantor, tetapi mereka datang ke kantor pada saat/waktu yang sama
  4. Digital Default, pada model ini karyawan dapat bekerja di mana pun yang mereka inginkan tanpa ada harapan, terkadang model ini dikenal dengan “model pertama jarak jauh”
  5. Hybrid Terdistribusi Penuh, model ini disebut sebagai jarak jauh sepenuhnya

Pada dasarnya dalam memilih model hybrid yang ingin dilakukan harus memperhatikan beberapa aspek seperti peraturan perusahaan, ukuran perusahaan, dan kebutuhan khusus, sebab tidak semua bisnis melakukan komponen yang sama agar nantinya model hybrid yang digunakan dapat berjalan sesuai dengan rencana perusahaan dan juga mencapai tujuan perusahaan.

Model Komunikasi Hybrid

  • Sinkron

Komunikasi sinkron terjadi secara real time dan dimaksudkan untuk memberi respons langsung dan sebagian besar terdapat di dalam kantor. Contohnya seperti percakapan tatap muka, panggilan telepon, konferensi video, dan pesan instan.  Komunikasi sinkron dapat membantu tim jarak jauh dan hybrid yang jarang bertemu secara langsung untuk membangun kepercayaan dan keintiman, serta menciptakan rasa memiliki yang membuat karyawan merasa terhubung dengan yang lainnya.

  • Asinkron

Komunikasi asinkron biasanya tidak terjadi secara real time karena waktu tunda antara penyampaian informasi dengan penerimaan informasi. Contoh komunikasi asinkron yaitu melalui email, fax, aplikasi dan platform chat, collaboration tool, dan pesan video. Komunikasi berkualitas tinggi sangat bergantung pada komunikasi asinkron dan bermanfaat untuk situs dan kerja jarak jauh. Jenis komunikasi ini mengurangi stres bagi karyawan karena waktu yang cukup untuk penyesuaian dan tanggapan. Apalagi tim yang tersebar bekerja lebih efektif dan produktif.

Manfaat Komunikasi Hybrid

  • Meningkatkan produktivitas

Mode kerja jarak jauh memungkinkan karyawan untuk mendapatkan lebih banyak fokus dan mengurangi stres. Waktu perjalanan, waktu berdandan, dan bangun pagi hampir tidak lagi menjadi perhatian. Dengan demikian, karyawan dapat lebih produktif terhadap setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

  • Fleksibilitas Lebih

Memungkinkan pengaturan kerja yang fleksibel bagi karyawan adalah salah satu peningkatan moral yang  dapat dilakukan oleh atasan, karena tersedianya berbagai alat dan aplikasi komunikasi, karyawan dapat tetap berhubungan dengan orang-orang yang berkepentingan bahkan ketika pekerjaan dilakukan di rumah. Karyawan juga dapat mengatur jam kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang mereka emban

  • Kepercayaan Antar Karyawan

Kurangnya kepercayaan dan miskomunikasi dapat menjadi masalah serius terutama dalam tim yang tersebar. Membangun hubungan yang bermakna menjadi lebih mungkin terutama ketika komunikasi, kolaborasi, percakapan dilakukan setiap hari antar anggota di dalam perusahaan. Ketika kepercayaan mulai tumbuh, maka membuat seseorang merasa dipahami atau diperhatikan dan dapat membangun support system yang lebih kuat.

  • Peningkatan Kolaborasi

Komunikasi internal mempengaruhi efisiensi tim saat mengerjakan sebuah proyek, bahkan ketika belum bertemu satu sama lain, mereka menjadi lebih nyaman untuk berkolaborasi. Tim yang tersebar memikul tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan karena komunikasi hybrid memastikan kolaborasi yang tepat waktu.

  • Komitmen Karyawan

Karyawan merasa lebih nyaman bekerja satu sama lain terutama ketika tidak ada tekanan dari karyawan lain. Seseorang menjadi lebih berkomitmen ketika ada kepercayaan dan kolaborasi.

  • Peningkatan Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan berkembang pesat ketika saluran komunikasi terbuka. Ini mengarah pada upaya untuk mencapai kesempurnaan. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh kesejahteraan dan keterlibatan yang mereka terima.

Hambatan untuk Mencapai Komunikasi Hybrid yang Efektif

  • Kehilangan kantor fisik
  • Bias karyawan yang tidak disadari
  • Pengenceran budaya perusahaan
  • Tempat kerja tertutup
  • Kurangnya transparansi
  • Kesejahteraan karyawan

Bekerja secara hybrid tampaknya menjadi kian tren di lingkungan perusahaan menyikapi pandemi yang masih belum usai, meski tidak menjamin akan berjalan dengan baik di semua perusahaan. Oleh karena itu, setiap pemilik usaha harus menyusun strategi dan mengadaptasi cara kerja yang dapat diterapkan dan bermanfaat di kondisi sekarang ini. Selain itu, pemilik usaha harus terlebih dahulu menilai dan mengevaluasi sistem yang ada di perusahaannya dan menyesuaikannya dengan sifat pekerjaan, bisnis, alat komunikasi yang dibutuhkan, harapan karyawan, standar yang harus diterapkan, dan protokol yang harus diikuti. Peralihan kerja ke model hybrid memerlukan pola pikir positif dari seluruh internal perusahaan, alat dan aplikasi komunikasi yang mendukung, kecakapan dan tanggung jawab tim dalam melakukan pekerjaan secara hybrid dan proses lainnya yang sangat penting untuk mendukung kelancaran gaya kerja dan komunikasi model hybrid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline