BAB I
- PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Anak usia dini adalah anak yang berusia 0 sampai 6 tahun. Perkembangan usia dini anak harus terus diupayakan menjadi langkah strategis hal ini dikarenakan usia paling peka untuk mendapatkan kecerdasan yang berkualitas bagi anak. Usia dini merupakan titik tolak paling strategis untuk mengukir kualitas seorang anak di masa depan. Anak kaya akan daya khayal, pikir, rasa ingin tahu dan kreativitas tinggi. Pada usia dini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik menjadi lebih besar dan perkembangan kemampuan berbahasa, kognitif, motorik dan moral. Perkembangan motorik sendiri dibagi menjadi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.
Pertumbuhan dan perkembangan itu tidak akan muncul begitu saja, tapi harus di stimulus dengan baik, agar pertumbuhan dan perkembangan dapat tercapai dengan maksimal sesuai dengan usianya. Pertumbuhan fisik anak terutama Motorik halus sangatlah penting untuk anak usia dini, semakin baik kemampuan motorik halus anak membuat anak dapat berekspresi mengeluarkan ide-ide yang dimilikinya, anak akan lebih terampil dalam membuat suatu karya.
Kemampuan motorik halus mencakup kemampuan mengamati, mengingat hasil pengamatannya dan pengalamannya. Kemampuan motorik halus anak agar dapat optimal maka diterapkan bermain sambil belajar.
Menurut Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2010:01) motorik adalah semua gerakan yang didapatkan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh, sedangkan motorik halus adalah yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan. .
Yang perlu kita ingat adalah bahwa setiap anak yang lahir membawa potensi, tinggal bagai mana kita untuk menggalinya supaya anak berkembang sesui dengan potensinya, oleh karena itu guru dituntut untuk bisa melihat potensi induvidu-individu dari setiap anak dari latar belakang dan karakter yang berbeda beda.Para ahli pendidikan anak di dalam risetnya menyatakan bahwa cara belajar yang paling efektif ada pada permainan anak, yaitu dengan bermain di dalam kegiatan belajar mengajarnya.
Menurut Tadzkirotun Musfiroh (2008:01) bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Dalam bermain ia dapat mengembangkan otot besar dan otot halusnya (motorik kasar dan motorik halus), meningkatkan penalaran dan memahami keberadaannya di lingkungan teman sebaya, membentuk daya imajinasi dengan dunia sesungguhnya, mengikuti peraturan, tata tertib serta disiplin yang tinggi.
Pertumbuhan fisik anak terutama motorik halus sangatlah penting untuk anak usia dini, semakin baik kemampuan motorik halus anak membuat anak dapat berekspresi mengeluarkan ide-ide yang dimilikinya. Perkembangan ketrampilan motorik dipengaruhi oleh berbagai faktor mencakup kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktek, model yang baik, bimbingan, motivasi, setiap ketrampilan harus dipelajari secara individu, dan sebaliknya ketrampilan dipelajari satu demi satu. Apabila ada salah satu faktor tidak ada, maka perkembangan ketrampilan jasmani anak akan berada di bawah kemampuannya.
Namun perkembangannya tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan motorik halus pada setiap anak berbeda hal ini disebabkan pada dasarnya anak bersifat individual, Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental. Agar anak dapat mengusai suatu kemampuan diperlukan kemampuan yang lain yang mendasarinya. Dalam mengembangkan potensi anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan seluruh jenis kecerdasan yang ada.