Belum lama ini dunia digegerkan dengan adanya covid 19 yang berasal dari negara Wuhan China, tidak sedikit korban jiwa yang tewas karenakan virus tersebut tak terkecuali Indonesia yang terkena imbas dari virus Covid 19. Ditahun awal tahun 2020 merupakan momok menakutkan bagi para warga negara Indonesia maupun negara-negara lainya. Covid 19 tersebut mengakibatkan banyak interaksi yang terganggu salah satunya pada proses belajar yang menjadi kurang efektif.
Pemerintah memberi kebijakan belajar dirumah (Daring) guna mencegah percepatan penyebaran virus tersebut. Virus Covid 19 dapat melakukan penyebaran yang sangat cepat ketika banyaknya orang berkerumun, semakin banyak yang melakukan perkerumunan maka semakin besar kemungkinan tingkat penyebaran virus semakin cepat.
Semua jenjang pendidikan baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas maupun Mahasiswa mau tidak mau melakukan pembelajaran yang berlangsung dijalankan dengan mengikuti anjuran pemerintah secara Daring. Hal ini mengakibatkan masyarakat harus mengikuti program yang dianjurkan oleh pemerintah untuk melakukan pembelajaran Daring guna mengurangi tingkat korban Covid 19 yang meresahkan. Tidak sedikit orang tua siswa yang mengeluhkan tentang pembelajaran peserta didik, dimana mereka mempunyai kesibukan masing-masing. Banyak peserta didik yang melakukan pembelajaran tanpa bimbingan orang tua, akibatnya anak malah menyalah gunakan handphone untuk bermain game. Orang tua peserta didik juga mengeluh tentang pemahaman dari anaknya sendiri, kurangnya pengetahuan yang di miliki orang tua malah menjadi boomerang dalam mendampingi pembelajaran peserta didik.
Pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan istilah pembelajaran selama pandemi ini yang ditentukan pemerintah. Guru dituntut untuk aktif dalam memberikan materi pembelajaran yang diajarkan dengan menunjukkan video pembelajaran di YouTube guna untuk mempermudah siswa memahami pembelajaran.
Banyak sekolah yang memberlakukan sistem sekolah satu minggu satu kali ataupun dua kali sesuai dengan kebijakan sekolah tersebut guna memantau perkembangan pemahaman peserta didik.
Ketika pembelajaran daring juga dapat ditemukan banyak kendala. Mulai dari jaringan internet yang kurang mendukung (di desa), materi yang susah dipahami peserta didik, kurangnya pengetahuan orang tua dalam membimbing belajar peserta didik, memory handphone yang penuh karena banyak mendownload video pembelajaran maupun aplikasi pendukung pembelajaran lainnya. Hal tersebut dapat memicu kurangnya minat belajar peserta didik, terkadang ada guru yang memberikan banyak tugas maupun PR hingga peserta didik maupun orang tua kesulitan mengerjakan. Tidak jarang para orang tua peserta didik kurang melakukan pengawasan terhadap peserta didik dirumahnya, hal tersebut dapat membuka peserta didik lalai akan tugas dan tanggungjawab sebagai siswa untuk belajar.
Hasil belajar peserta didik terkadang kurang memuaskan karena kurangnya pemahaman peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Guru harus bekerja ekstra untuk melakukan perbaikan agar peserta didik yang nilainya kurang lebih memuaskan.
Nama : Annisatul Mufidah
Nim : 181330000341
Kelas : 6 PGSD A3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H