Lihat ke Halaman Asli

Annisa Syafiqah

UIN Maulana Malik Ibrahim

Mengubah Frugal Living Jadi Trend Positif Menuju Hidup Berkelanjutan

Diperbarui: 22 Desember 2023   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi rencana pengeluaran (Sumber gambar: Pixabay / Curious_Collectibles)

Gaya hidup hemat, atau yang sering dikenal sebagai frugal living, bukan hanya sekedar strategi untuk menyusun anggaran atau menciptakan rencana keuangan. Lebih dari itu, frugal living merupakan keputusan untuk mengoptimalkan sumber daya yang kita miliki, seperti uang, waktu, dan energi, untuk meningkatkan value dan mengurangi pemborosan. Namun, pada intinya, apa yang membuat frugal living semakin relevan dan penting adalah keterkaitannya yang erat dengan keberlanjutan lingkungan.Gaya hidup yang terencana ini melibatkan pengambilan keputusan yang penuh kesadaran terhadap setiap pengeluaran yang kita lakukan. Ini bukan hanya tentang harga, bukan sekedar memilih barang atau jasa yang harganya lebih murah, tetapi mempertimbangan lebih banyak faktor seperti Apakah barang ini benar-benar saya butuhkan? Bagaimana barang ini dapat bertahan lama? Dan yang tak kalah penting, apakah penggunaan barang ini memiliki dampak negatif terhadap lingkungan?

Salah satu aspek yang mendasar dalam frugal living adalah pertimbangan terhadap ketahanan barang. Bukan hanya soal mendapatkan barang dengan harga murah, tetapi juga melihat barang tersebut sebagai investasi jangka panjang. Barang yang dapat bertahan lama tidak hanya menghemat uang di masa depan, tetapi juga mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Ini sejalan dengan semangat berkelanjutan yang menginginkan pengurangan jejak karbon dan dampak negatif untuk lingkungan.

Dalam memilih barang, frugal living juga menekankan pada konsep fungsi ganda. Mengapa membeli beberapa barang yang hanya memiliki satu fungsi, jika ada yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan? Ini bukan hanya menghemat ruang dan uang, tetapi juga mengurangi produksi barang yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada lingkungan.

Seiring dengan pemikiran tersebut, seharusnya kita berani bertanya pada diri sendiri tentang dampak lingkungan dari produk yang akan kita beli. Adakah limbah berbahaya yang dihasilkan selama produksi barang tersebut? Apakah bahan baku yang digunakan ramah lingkungan atau malah merusak ekosistem? Pertanyaan-pertanyaan ini menciptakan kesadaran lebih dalam tentang dampak nyata dari setiap keputusan konsumsi yang kita ambil.

Namun, meskipun konsep frugal living dan keberlanjutan tampak seperti pasangan yang sempurna, penerapannya tidak semudah yang dipikirkan. Tren konsumsi yang sedang viral di media sosial dan tekanan untuk terus mengikuti gaya hidup tertentu seringkali membuat frugal living terasa sangat sulit dilakukan. Bagaimana tidak, ketika produk-produk yang tengah naik daun menghiasi feed media sosial, keinginan untuk segera memilikinya tanpa pertimbangan panjang seringkali sulit dihindari.

Namun, inilah titik pentingnya dengan menjadikan frugal living sebagai tren positif. Bukan hanya sebagai metode penghematan, tetapi sebagai gaya hidup yang dihargai dan diapresiasi oleh masyarakat. Dengan membagikan pengalaman positif, keberhasilan, dan manfaat yang diperoleh melalui frugal living, kita dapat merubah persepsi bahwa kehidupan hemat tidak selalu identik dengan keterbatasan.

Bagaimana cara kita bisa menjadikan frugal life sebagai tren yang menarik dan inspiratif bagi banyak orang? Salah satunya adalah melalui pendekatan edukatif dan inspiratif di media sosial. Membagikan tips hemat yang praktis, pengalaman positif dalam menerapkan gaya hidup hemat, dan menunjukkan dampak positif pada lingkungan dapat menjadi langkah awal yang efektif.

Selain itu, melibatkan komunitas yang peduli terhadap keberlanjutan juga dapat menjadi pendorong perubahan. Berbagi ide, pengalaman, dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan frugal living akan menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi. Jika banyak orang melihat frugal living sebagai tren yang membawa manfaat positif dan bukan sebagai keterbatasan, dapat diharapkan akan ada perubahan besar dalam cara kita mengonsumsi.

Berdasarkan pengalaman pribadi, walaupun masih sangat jauh dari prinsip frugal living saya sudah menerapkan untuk membeli barang seperlunya saja. Keputusan ini didorong oleh kesadaran akan dampak lingkungan dari konsumsi kita. Selain itu, saya memilih untuk menggunakan tas belanja yang dapat digunakan berulang kali daripada tas plastik sekali pakai. Keputusan ini bukan hanya karena alasan lingkungan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya pribadi dalam menerapkan prinsip-prinsip frugal living.

Tentu, perubahan ini tidak terjadi dalam semalam. Dalam menerapkan frugal living dan mengintegrasikannya ke dalam tren yang positif, langkah-langkah kecil dan konsisten sangat penting.

Frugal living bukan sekadar strategi keuangan, tetapi merupakan sebuah gaya hidup yang terencana untuk mengoptimalkan sumber daya. Saat kita menggabungkan konsep ini dengan keberlanjutan lingkungan, kita memiliki power untuk menciptakan perubahan positif. Menjadikan frugal living sebagai tren yang diapresiasi oleh masyarakat adalah langkah awal menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan. Dengan menyadarkan masyarakat akan nilai-nilai positif frugal living dan dampak lingkungannya, kita dapat bersama-sama menciptakan perubahan menuju hidup yang lebih sadar dan berkelanjutan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline