Lihat ke Halaman Asli

Annisa Syafiqah

UIN Maulana Malik Ibrahim

Konsumsi Berkelanjutan: Langkah Bijak Menuju Masa Depan yang Ramah Lingkungan

Diperbarui: 3 Oktober 2023   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Image Ecolife Concept by freepik 

Di dunia yang semakin modern dan terkoneksi, konsumsi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, perkembangan ini tidak datang tanpa konsekuensi. Konsumsi yang tidak berkelanjutan telah menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Emisi gas rumah kaca yang tinggi dari berbagai sektor ekonomi telah menyebabkan pemanasan global, kenaikan permukaan laut, perubahan cuaca ekstrem, dan ancaman serius terhadap planet kita. Dalam konteks ini, konsumsi berkelanjutan menjadi sangat penting.Pentingnya Konsumsi Berkelanjutan

Konsumsi berkelanjutan adalah gaya hidup yang mempertimbangkan dampak lingkungan dari setiap tindakan konsumsi. Ini mencakup berbagai aspek, termasuk pemilihan produk yang lebih ramah lingkungan, pengurangan limbah, penggunaan energi terbarukan, dan perubahan pola konsumsi yang lebih bijaksana. Konsumsi berkelanjutan bukan hanya tentang mengurangi jejak karbon, tetapi juga tentang menjaga sumber daya alam, melindungi keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kualitas hidup kita.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), emisi gas rumah kaca di Indonesia meningkat signifikan selama dua dekade terakhir. Salah satu sektor yang berperan dalam peningkatan emisi tersebut adalah sektor limbah. Pada tahun 2000, emisi dari sektor limbah sekitar 64.832 ribu ton CO2e, dan pada tahun 2019, angka tersebut naik menjadi 134.119 ribu ton CO2e. Ini adalah peningkatan yang mencolok yang menggambarkan dampak negatif dari pertumbuhan konsumsi yang tidak berkelanjutan dan manajemen limbah yang kurang efisien.

Dampak Lingkungan Konsumsi yang Tidak Berkelanjutan

Dampak lingkungan dari konsumsi yang tidak berkelanjutan sangat merusak. Emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) adalah kontributor utama perubahan iklim global. Dengan peningkatan emisi ini, kita melihat suhu global yang semakin tinggi, cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi, dan laju kenaikan permukaan laut yang meningkat.

Selain itu, konsumsi yang tidak berkelanjutan juga memengaruhi ekosistem alam. Deforestasi, polusi air, dan overfishing adalah contoh dampak buruk konsumsi manusia terhadap lingkungan. Hilangnya keanekaragaman hayati dan kerusakan ekosistem adalah ancaman nyata terhadap kelangsungan hidup banyak spesies dan keseimbangan ekosistem.

Pentingnya Mengurangi Jejak Karbon Melalui Konsumsi yang Bijaksana

Data yang disajikan oleh BPS hanya mengonfirmasi urgensi konsumsi berkelanjutan. Pentingnya mengurangi jejak karbon melalui konsumsi yang bijaksana menjadi semakin jelas. Konsumsi yang bijaksana mencakup pemilihan produk yang lebih ramah lingkungan, pengurangan limbah, dan kebijakan yang mendukung energi terbarukan serta pengurangan emisi karbon. Ketika individu dan masyarakat secara kolektif membuat keputusan yang lebih berkelanjutan dalam konsumsi mereka, kita dapat membantu memperlambat laju peningkatan emisi gas rumah kaca, yang pada gilirannya dapat membantu melindungi lingkungan dan memitigasi dampak perubahan iklim global.

Solusi untuk Konsumsi Berkelanjutan di Masa Sekarang

Image Ecolife Concept by freepik


Menghadapi tantangan perubahan iklim dan dampak buruknya, kita perlu bertindak sekarang. Berikut beberapa solusi yang dapat diterapkan oleh individu dan masyarakat saat ini:

1. Pemilihan Produk Ramah Lingkungan: Individu dapat memilih produk yang memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah, seperti produk dengan label energi terbarukan, sertifikasi organik, atau produk yang menggunakan bahan daur ulang.

2. Reduksi Limbah: Praktik pengurangan limbah adalah kunci untuk mengurangi jejak karbon. Ini termasuk praktik seperti pengomposan, daur ulang, dan penggunaan kembali barang-barang sebanyak mungkin.

3. Penggunaan Transportasi Ramah Lingkungan: Meninggalkan kendaraan pribadi untuk bersepeda, berjalan kaki, atau menggunakan transportasi publik adalah cara untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi. Penggunaan kendaraan listrik juga bisa menjadi solusi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline