Persoalan yang dihadapi kota-kota besar, yang padat kendaraan adalah kurangnya udara segar. Di Jakarta misalnya, sejak bangun hingga tidur kembali sulit untuk menghirup udara segar layaknya orang-orang yang tinggal di pegunungan yang masih dikelilingi pepohonan.
Meski hidup di tanah gersang nan jauh dari kenyamanan, demi mendapat selembar uang mereka rela hidup di tengah padatnya penduduk dan bisingnya suara kendaraan.
Keadaan seperti ini tidak hanya dirasakan warga Ibu Kota Jakarta, tetapi juga warga Kota Palembang. Apalagi saat ini sedang banyak pembangunan infrastuktur jalan, kemacetan, asap serta udara tak sehat sedang menjadi teman akrab penduduk Kota Palembang.
Beberapa hari lalu, atau tepatnya saat menjelang hari ozon sedunia yang diperingati setiap tanggal 15 September, Calon Walikota Palembang 2018 Mularis Djahri angkat bicara soal permasalahan sulitnya warga kota mendapat udara segar ini.
Bagi Mularis Djahri, penduduk kota sebetulnya bisa mendapat udara segar jika memiliki kesadaran tentang beberapa hal ini. Karena salah satu penyebab udara kotor adalah asap kendaraan, maka Mularis Djahri mengajak kepada warga Kota Palembang untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Mularis Djahri mengingatkan warga Kota Palembang agar lebih sering memakai kendaraan umum. Langkah ini dipercaya Mularis Djahri tidak hanya mengurangi asap kendaraan, tetapi juga bisa mengurangi kemacetan.
Selain itu, bagi Ketua DPD Hanura Sumsel ini, udara segar bisa dinikmati penduduk Kota melalui kegiatan menanam pohon di setiap tanah kosong. Mularis Djahri yakin kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menjadikan udara tetap bersih dan segar.
Pengusaha sukses di Kota Palembang ini merasa miris melihat penduduk kota yang belakangan semakin lupa dengan kepedulian terhadap udara segar. Dengan alasan terlalu sibuk bekerja, mereka lupa untuk menanam pohon bahan cendrung menghabisinya untuk perluasan rumah dan sebagainya.
Mularis Djahri mengingatkan, warga Kota Palembang harus memiliki hobi bercocok tanam. Bagi orang yang memiliki lahan memadai bisa menanam lebih dari satu pohon, dan hal ini dilakukan untuk mengurangi udara kotor yang kena polusi kendaraan bermotor.
Ajakan Mularis diamini oleh aktivis lingkungan Kota Palembang Sofyan Daud yang juga mantan aktivis mahasiswa 98. Bagi Sofyan, menanam pohon di pekarangan rumah yang disarankan Mularis, adalah kegiatan positif yang harus didukung bersama.
Sofyan menambahkan, dirinya bersama komunitas pecinta alam pohon bernama "Tanam Bumi", pernah melakukan hal serupa. Ia bercerita, berkat kensistensi dan dampak yang diberikannya sangat positif, komunitas yang pada awalnya hanya beranggotakan mahasiswa yang sama mempunyai hobi mendaki gunung, perlahan-lahan kampanye menanam pohon di rumah yang dilakukan Sofyan dkk mendapatkan perhatian dari beragam profesi.