Lihat ke Halaman Asli

Annisa Salsabilla

Mahasiswa di UNIDA Gontor

Karakteristik Diplomasi Moral yang Dapat Kita Teladani Dari Diri Rasulullah

Diperbarui: 5 September 2022   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

republika.co.id

Sikap sopan dalam hubungan kemanusiaan

Meskipun diawal dalam meyerukan agama islam Rasulullah mengalami sedikit kesulitan, namun Rasulullah tidak pernah kehilangan rasa harap dan optimisme sedikitpun dalam kehidupannya. Dalam Al-Qur'an menjelaskan bahwasanya orang Muslim yang baik adalah orang yang mampu menguasai amarahnya atau orang yang mampu memberi maaf saat ia sedang marah. Memberi maaf saat seseorang berada dalam keadaan tenang adalah sesuatu yang sangat gampang, namun yang sangat dihargai adalah jika seseorang berada dalam keadaan marah mampu memberikan maaf.

Hal ini sangatlah berbeda dengan seorang diplomat konvensional yang lebih cenderung melakukan segala hal dengan pasif dan selalu melihat lawannya dengan pandangan curiga. Rasulullah sebagai contoh diplomat muslim malah lebih baik terhadap lawannya dan justru menyambut setiap orang dengan mengucapkan salam dan kedamaian. Beliau sangatlah menghindari perkataan yang menyakiti lawan berdiplomaasinya, berbicara dengan pelan tapi jelas dan bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawannya.

Amanah Atas Kebenaran

Bagi Rasulullah, diplomasi merupakan sarana untuk mencapai tujuan dan beliau menganggap sarana itu sama pentingnya dengan tujuan. Jika tujuannya itu merupakan sesuatu yang baik, maka cara agar tujuan tersebut harus dilakukan dengan cara yang baik pula tanpa adanya sarana yang tidak suci atau tidak baik. Atas dasar inilah Rasulullah memberikan basis moral pada diplomasi dan seni bernegosiasi, yang selama ini dikesankan buruk berdasarkan sejarahnya yang cukup kelam.

Dalam berdiplomasi, Rasulullah tidak pernah menyimpang dari prinsip-prinsip yang beliau ajarkan kepada umat muslim. Tak ada satu orang pun yang komitmen dengan prinsip bisa melakukan kebijakan hingga mencapai tujuan akhir jika ia melakukan misinya hanya untuk tujuan kemenangan atau untuk lari dari kecaman. Dalam mencapai misinya, Rasulullah tidak pernah melupakan hal ini. Sebab yang beliau lakukan hanyala semata-mata untuk mencapai tujuan akhir kedamaian tnpa melihat konsekuensi apa yang diterimanya.

Komunikasi Yang Tepat

Kita melihat Rasulullah sebagai seorang utusan yang dengan penuh amanah melaksanakan semua tugas yang Allah bebankan kepadanya. Rasulullah tidak berusaha untuk membenarkan sikap yang dia ambil atau menolak untuk menyampaikan wahyu yang datang kepadanya, yang dengan jelas mencela tindakan yang beliau ambil. Rasulullah dengan kesatria menyampaikan wahyu itu kepada para pengikutnya.

Kehidupan Rasulullah adalah contoh yang rasional, karena beliau mampu menggabungkan integritas yang baik dan kebenaran dalam tindakan dan sikap. Rasulullah adalah sosok manusia adil dan jujur dalam semua prilakunya dengan manusia, dan beliau selalu mengedepankan contoh dan teladan yang terbaik bagi para pengikutnya dan orang lain yang hidup dengannya. Beliau dengan setia menyampaikan seluruh risalah dan wahyu yang diturunkan Allah meskipun wahyu tersebut tampaknya menyudutkan tindakan yang beliau ambil. Beliau selalu mengambil jalan yang telah ditunjukkan Allah, meskipun harus mengalami derita yang tiada hentinya. Beliau memberi peringatan keras terhadap orang yang melakukan pelanggaran moral dan melanggar firman-firman Allah setelah mereka tahu akan firman tersebut.

Sabar dalam Mencapai Tujuan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline