Lihat ke Halaman Asli

Sampah Kota atau Kota Sampah?

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13327571372104753399

"buanglah sampah pada tempatnya" sering sekali kita mendengar kalimat ini, tapi sesering itu juga kita mengabaikannya. membuang sampah pada tempatnya nampaknya memang masih menjadi hal yang belum membudaya di tanah kita ini. sebenarnya mungkin tidak sepenuhnya masyarakat melanggar kalimat wasiat tersebut. karena definisi dari tempat sampah itu sendiri pun masih ambigu bagi sebagian masyarakat yang tinggal di daerah marginal yang belum memiliki sistem "persampahan" secara modern. ambil contoh masyarakat di daerah pedesaan. sungai, tanah kosong, tepian sawah adalah definisi dari tempat sampah itu sendiri yang oleh sebagian populasi yang lain dianggap sebagai buang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya. mungkin mereka akan bertanya, "memangnya mau buang sampah kemana lagi?" tapi kasus membuang sampah sembarangan di desa tidak sama dengan kasus di kota. perkotaan cenderung memiliki sistem tata kota yang lebih canggih dan "go green". tempat sampah dengan berbagai jenis di sediakan, tempat-tempat pengelolaan sampah akhir juga tersedia dengan pekerja yang sudah terlatih. akan tetapi masih sangat banyak masyarakat kota yang harusnya "lebih berpemikiran maju" membuang sampah tidak pada tempat yang telah disediakan. hal ini tentu saja sebuah kasus sekaligus masalah pemerintah kota yang multi faktorial. bahay dari buang sampah sembarangan sendiri sudah sangat familiar di telinga masyarakat, tapi lagi-lagi mereka dengan alasan tak ada tempat lain atau malas masih saja tidak tertib dalam pengelolaan sampah. jadi,, apa sebenarnya yang menjadi masalah? semakin kota itu maju, kenapa justru semakin banyak sampah yang berserakan. makin banyak sampah yang tidak terkelola, semakin bahaya banjir dan penyebaran penyakit semakin tinggi. selayaknya kita bisa sedikit belajar dari negara Estonia. sebuah negara kecil di Eropa yang terkenal sebagai pelopor gerakan "city cleanup". kegiatan ini berupa penggalangan masyarakat kota untuk bersama-sama membersihkan sampah kota di suatu hari yang telah ditentukan. Orang-orang yang melakukan kegiatan ini terkumpul dalam sebuah civic movement bernama Let's Do It. setelah 2 tahun menyelenggarakannya, negara Estonia berubah menjadi negara yang sangat bersih sehingga kegiatan inipun melebarkan sayapnya ke seluruh dunia. hingga saat ini sudah ada 80 negara termasuk Indonesia yang tergabung dalam gerakan penmungutan sampah kota ini. sudah selayaknya hal seperti ini dapat terus berlangsung di kota-kota tanah air kita. bisa dilihat juga disini untuk yang jogja
http://www.letsdoit.or.id/id
dan disini untuk yang world cleanup
.http://www.letsdoitworld.org/



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline