Lihat ke Halaman Asli

Dorongan Masyarakat Jadi Solusi untuk Polusi Plastik melalui Kontes Foto di Instagram

Diperbarui: 23 Juni 2023   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@Belantara Foundation

Pada 5 Juni sampai 19 Juni 2023, Belantara Foundation menyelenggarakan kontes foto di Instagram dalam rangka mendukung peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia 5 Juni 2023. Tema kontes foto yang diusung, yaitu Beat Plastic Pollution atau Solusi untuk Polusi Plastik. Pemilihan tema tersebut sejalan dengan tema global HLH Sedunia tahun 2023, karena setiap orang merupakan bagian dari solusi untuk mengatasi polusi plastik. Belantara Foundation tidak bergerak sendiri, tapi berkolaborasi dengan Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) dan Dompet Dhuafa Volunteer (DDV).

Dr. Dolly Priatna selaku Direktur Eksekutif Belantara Foundation dan pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dari polusi plastik. 

Beliau juga memaparkan, "Kami akan terus mengajak dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam aksi mengatasi polusi plastik. Harapannya, melalui kegiatan kontes foto ini dapat mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs) ke 12, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab".

Polusi plastik menjadi ancaman nyata bagi kehidupan. Kebanyakan sampah plastik berasal dari daratan yang tidak tertangani dengan baik. Tahun 2040, Program lingkungan PBB (UNEP) memperkirakan 29 juta ton plastik masuk ke ekosistem perairan dunia, termasuk laut. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (sipsn.menlhk.go.id) tahun 2022, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah. Sekitar 18,5% di antaranya berupa sampah plastik. Hal ini disebabkan oleh pergeseran pola hidup dan pola konsumsi masyarakat dalam menggunakan plastik sekali pakai.

Menurut ilmuwan, secara global sampah plastik yang didaur ulang kurang dari 10 persen, sekitar 79 persen berakhir di tempat pembuangan akhir atau di alam, sekitar 12 persennya dibakar. Hal inilah yang membuat plastik masuk dalam bagian tiga jenis krisis di bumi, yaitu pemanasan global, kehilangan biodiversitas dan polusi.

Maka dari itu, perlunya langkah aktif kolaborasi dalam mengolah sampah plastik, agar mencapai solusi komprehensif dan berkelanjutan dalam pengurangan plastik sekali pakai, misalnya dengan ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular merupakan konsep bagaimana sebuah produk yang dihasilkan dan dimanfaatkan, seminimal mungkin mencemari bumi, serta masyarakat mendapatkan manfaat yang lebih besar melalui peningkatan nilai-nilai ekonomi. Oleh karena itu, penting memegang pola pikir setidaknya 3 prinsip utama, yaitu reduce, reuse, recycle.

Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (KFLHK), menjadi sebuah wadah bagi lembaga filantropi untuk turut terlibatan aktif dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup, serta menjadi forum diskusi bagi pemerhati lingkungan.

Gusman Yahya selaku Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) mengemukakan, bahwa selaras dengan peran strategis dari PFI sebagai katalis kolaborasi dan ko-kreasi melalui aksi kolektif dalam mendukung akselerasi pencapaian TPB/SDGs dan agenda perubahan iklim. 

Beliau juga menambahkan, "Kami melihat pentingnya aksi kolektif multi-pihak antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan konsumen, dalam pengurangan plastik sekali pakai. Kita perlu bergotong royong untuk mewujudkan perubahan positif dalam mengatasi masalah plastik, dan menjalankan solusi yang memberikan dampak berkelanjutan guna menjaga lingkungan kita untuk generasi mendatang".

Sementara itu, Haryo Mojopahit selaku GM Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa mengungkapkan, masyarakat selama ini mungkin tidak terlalu paham bahwa plastik yang kita gunakan lalu buang, berakhir dengan kepunahan makhluk lain di bumi, meningkatkan jumlah bencana, dan mencemari air konsumsi kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline