Lihat ke Halaman Asli

Annisa Rahmawaty

Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Layanan Dukungan Psikososial bagi Korban Gempa Bumi di Kertasari oleh Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Diperbarui: 14 Oktober 2024   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Panitia

Bandung -- Gempa bumi berskala 5.0 Magnitudo melanda Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, pada Rabu (18/09/2024). Gempa ini dipicu oleh patahan atau sesar Kertasari yang baru ditemukan. Berdasarkan data dari posko utama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, terdapat delapan desa di Kecamatan Kertasari yang terdampak gempa.

Ratusan rumah mengalami kerusakan, termasuk beberapa fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, dan masjid dengan tingkat kerusakan yang beragam; ringan, sedang, berat, hingga hancur total. Ratusan warga mengalami luka ringan, sedang, dan berat. Selain itu, banyak warga mengalami kecemasan berlebihan, syok, bahkan putus asa akibat bencana ini.

Layanan dukungan psikososial diperlukan untuk membantu mencegah reaksi psikologis yang lebih buruk pasca bencana dan mengurangi beban psikologis korban. Menindaklanjuti hal ini, mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung memberikan layanan dukungan psikososial kepada korban gempa Kertasari pada Sabtu (28/09/2024) dan Minggu (29/09/2024). Kegiatan ini dimulai pukul 10.00 WIB hingga 12.30 WIB di tenda pengungsian RW 23 Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

Layanan konseling ditujukan kepada anak-anak dan orang dewasa. Para relawan memberikan konseling kelompok melalui permainan yang menyenangkan kepada anak-anak korban bencana untuk membantu mereka mengurangi trauma. Anak-anak diajak untuk mengungkapkan perasaan dan emosi mereka.

Untuk orang dewasa, layanan yang diberikan berupa terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Metode ini dilakukan dengan mengetuk ujung jari pada titik-titik tertentu di tubuh sambil memberikan afirmasi positif. Tujuannya adalah untuk menstimulasi titik meridian di tubuh, merasakan masalah yang dihadapi, serta membantu menyelesaikan permasalahan fisik dan psikis untuk meraih kedamaian, ketenangan, dan penerimaan.

Kegiatan ini mendapat respons positif dari para korban bencana. Kesadaran akan penerimaan takdir yang ditetapkan Tuhan mulai timbul, termasuk menerima bencana alam yang mereka alami. Anak-anak pun merasa terhibur dengan kedatangan para relawan.

Para mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berpartisipasi sebagai trauma healer dan relawan merasa sangat senang dan haru atas kegiatan ini. Mereka berharap dapat terus memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline