Lihat ke Halaman Asli

Annisa Rahmawati

Mahasiswa Universitas Jember yang sedang menjalankan KKN

Mahasiswa KKN UNEJ: Pendampingan Kahoot dan Google Family untuk Guru dan Orangtua Siswa

Diperbarui: 12 September 2021   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diskusi dengan Sasaran Terkait Permasalahan Pembelajaran di Masa Pembelajaran Daring

Gambaran Singkat Potensi Desa

Desa Balung Lor merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah Desa Balung Lor yakni 883.513 hektar dengan jumlah penduduk 29.489 jiwa yang terbagi atas laki-laki sebanyak 13.629 jiwa dan perempuan sebanyak 15.860 jiwa. Jarak Desa Balung Lor dengan pusat kota tebilang cukup jauh yakni 23 km tetapi jalanan Balung Lor terbilang cukup ramai sebab menjadi salah satu lajur utama dari kota menuju daerah pesisir Jember. Desa Balung Lor adalah pusat dari Kecamatan Balung yang menjadikannya desa tersibuk di daerah Balung. Selain itu banyak tempat-tempat penting Balung berada di Desa Balung Lor seperti halnya alun-alun, rumah sakit, masjid besar, pasar dan tempat-tempat penting lainnya. Desa Balung Lor sendiri terbagi atas 4 dusun, yaitu dusun 1) Krajan; 2) Karang Anyar; 3) Kebon Sari; dan 4) Wetan Kali.

Sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Balung Lor bergantung pada sektor pertanian. Selain pertanian, penduduk Desa Balung Lor juga banyak yang menggantungkan hidup mereka sebagai pedagang dan pegawai formal. Hampir seluruh pekerjaan yang menjadi mata pencaharian penduduk Desa Balung Lor berubah sejak Covid-19 menjadi epidemi seperti halnya guru. Pembelajaran yang biasa dilakukan secara langsung harus berubah sistem menjadi daring membuat tenaga pendidik harus memutar otak agar pembelajaran tetap berjalan dan efektif mengingat siswa tidak lagi berinteraksi langsung dengan guru.

Epidemi Covid-19 menyerang Indonesia sejak Maret 2020 membuat hampir seluruh sektor mengalami perubahan yang sangat besar salah satunya tenaga pendidik. Tenaga pendidik seperti guru harus dapat menyesuaikan perubahan sistem sebab tenaga pendidik menjadi panutan masa depan bangsa. Guru dari jenjang taman kanak-kanak dan sekolah dasar yang paling sulit menyesuaikan perubahan ini sebab siswa-siswi di bawah 13 tahun masih belum begitu memahami bagaimana menggunakan smartphone dengan bijak dan harus berada dalam pengawasan orang tua.

Menurut Ibu Astri, guru dari SDN Balung Lor 03, menuturkan terdapat beberapa kendala dalam melancarkan kegiatan belajar-mengajar, yakni keadaan ekonomi keluarga siswa untuk menyesuaikan pembelajaran daring, keterbatasan kuota internet apabila menggunakan aplikasi Zoom, keterbatasan orang tua siswa dalam memahami teknologi terbaru, kurangnya pengawasan orang tua terhadap penggunaan smartphone pada anak, dan kurang menariknya aplikasi Google Classroom untuk siswa-siswi sekolah dasar. 

Beberapa hal seperti keadaan ekonomi keluarga telah disiasati oleh guru-guru SDN Balung Lor 03 dengan bergabung pada teman kemudian untuk melakukan tatap muka secara daring telah menggunakan Google Meet yang lebih hemat kuota dan kapasitas dari smartphone karena bisa diakses dengan aplikasi Gmail. Untuk pengambilan nilai guru-guru SDN Balung Lor 03 memutuskan untuk memberikan tugas setelah kelas selesai yang diadakan setiap minggu pada aplikasi Google Meet kemudian dikumpulkan secara langsung di sekolah dikarenakan siswa-siswi belum dapat memahami aplikasi Google Classroom. Apabila terkendala dalam mengikuti kelas daring, tugas juga akan diinformasikan melalui aplikasi Whatsapp. Tugas yang diberikan bisa langsung dikerjakan pada buku yang telah diberikan seperti LKS atau dari buku paket atau mengambil soal dari sekolah yang kemudian dikumpulkan langsung di sekolah.

Identifikasi Permasalahan

Epidemi Covid-19 menyerang Indonesia sejak Maret 2020 membuat hampir seluruh sektor mengalami perubahan yang sangat besar salah satunya tenaga pendidik. Tenaga pendidik seperti guru harus dapat menyesuaikan perubahan sistem. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap penggunaan smartphone pada anak dan kurang menariknya aplikasi Google Classroom dalam pengambilan nilai untuk siswa-siswi sekolah dasar menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh SDN Balung Lor 03.

Mencermati hal tersebut, saya Annisa Rahmawati, mahasiswa Universitas Jember (http://unej.ac.id) yang saat ini sedang melaksanakan program KKN Back to Village di Desa Balung Lor ini, tertarik untuk membantu tenaga pendidik SDN Balung Lor 03 ini keluar dari masalah tersebut. Oleh karena itu dalam rangka kegiatan KKN Back to Village di desa ini ditetapkan program “Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Kahoot! untuk Siswa Sekolah Dasar dan Aplikasi Google Family Link untuk Orang Tua Siswa melalui Peran Guru pada Masa Pembelajaran Daring”.

Program Kerja (Proker) KKN Back to Village

Kegiatan kuliah yang berupa pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember ini, dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus – 9 September 2021. Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan melakukan sosialisasi pembimbingan dan pelatihan penggunaan aplikasi Kahoot! dan Google Family Link terhadap guru-guru SDN Balung Lor 03 di Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember.

Adapun pembimbingan dan pelatihan yang dilakukan terdapat beberapa metode, diantaranya memberikan materi pengenalan terkait aplikasi Kahoot! dan Google Family Link menggunakan media Power Pont (PPT) dan praktik secara langsung terhadap tenaga pendidik SDN Balung Lor 03 bertujuan agar aplikasi tersebut dapat dipertimbangkan untuk diterapkan pada siswa-siswi SDN Balung Lor 03. Pendampingan pada sasaran dilakukan untuk membuat pembelajaran daring lebih kreatif dan menarik untuk siswa-siswi sekolah dasar.

Dilaksanakan diskusi dengan sasaran tentang kendala yang dihadapi entah yang telah memiliki solusi dan yang belum memiliki solusi. Setelah diskusi panjang mengenai kendala tersebut menurut saya tenaga pendidik SDN Balung Lor 03 memiliki permasalahan yang umum yang terjadi pada guru-guru sekolah dasar yakni tidak dapat mengajar secara langsung dengan siswa-siswinya. Kondisi ini menyulitkan karena harus memutar otak agar siswa-siswi dapat tetap menerima materi dengan baik. Selain itu kurangnya pengawasan penggunaan smartphone pada siswa menjadi masalah untuk orang tua karena penggunaan smartphone berlebih memiliki banyak dampak negatif entah dari perilaku hingga kesehatan fisik pada anak. Melakukan pelatihan dan pendampingan penggunaan aplikasi tersebut untuk meningkatkan antusias siswa-siswi mengikuti pembelajaran daring. Diharapkan sosialisasi inovasi kreatif kegiatan pembelajaran dan peningkatan pengawasan penggunaan smartphone pada anak ini dapat diterapkan.

Adapun awal perencanaan kegiatan ini, dilakukan komunikasi dengan Kepala Desa Balung Lor dalam meminta izin dan dukungan dalam berlangsungnya program KKN Back to Village. Wawancara dan diskusi yang dilaksanakan dengan Kepala Desa Balung Lor diantaranya, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan serta konsep pelaksanaan kegiatan. Pada tahap perencanaan ini Kepala Desa Balung Lor menyarankan SDN Balung Lor 03 menjadi sasaran kegiatan ini. Kemudian wawancara dan diskusi berlanjut dengan sasaran yakni dengan salah satu guru dan kepala sekolah dari SDN Balung Lor 03, serta mengkomunikasikan segala hal mengenai pelaksanaan pengabdian baik konsep pelaksanaan kegiatan maupun solusi yang akan dilakukan untuk pengoptimalan kegiatan pembelajaran daring dan pengawasan penggunaan smartphone.

Terkait dengan program kerja (Proker) pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember ini, dapat dicermati pada: (1) Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Balung Lor, dan juga (2) Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Balung Lor.

Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Balung Lor

 

bisnis-impact-2-613e153831a287306f2d3e52.png

Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Balung Lor

 

Kegiatan Pelatihan Kepada Sasaran KKN Back To Village

Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada minggu ke-2 kepada sasaran dalam pelaksanaan KKN Back to Village 3 ini. Berdasarkan data yang terkumpulkan dan dikelola sehingga dapat diidentifikasi dan didiskusikan bersama sasaran pada minggu pertama, masalah yang dihadapi sasaran terkait dengan datangnya pandemi COVID-19 yakni guru-guru tidak dapat mengajar secara langsung dengan siswa-siswinya dan kurangnya pengawasan penggunaan smartphone pada siswa menjadi masalah untuk orang tua. Berdasarkan masalah tersebut maka diadakanlah sosialisasi mengenalkan teknologi yang sekiranya dapat membantu sasaran.

Sosialisasi pertama yakni mengenalkan aplikasi Kahoot! berguna untuk membuat kuis lebih menarik sehingga sosialisasi ini berjudul “Membuat Kuis Lebih Menarik”. Sosialisasi pertama dilaksanakan di SDN Balung Lor 03 pada hari Senin, 23 Agustus 2021 pukul 09.00 WIB. Sosialisasi ditujukan pada guru-guru SDN Balung Lor 03 yang diikuti sebanyak 8 guru. Adapun sosialisasi yang disampaikan yakni mengenalkan dan mempraktekkan bagaimana cara menggunakan aplikasi Kahoot! dari membuat akun hingga membuat kuis lebih menarik. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan antusiasme siswa sekolah dasar dalam mengerjakan tugas dari guru dengan lebih menarik.

Kegiatan pelatihan pertama

Sosialisasi kedua dilaksanakan pada hari yang sama pukul 10.00 WIB. Sosialisasi “Membuat Kuis Lebih Menarik part 2” ini mengenalkan aplikasi Google Family Link pada guru-guru SDN Balung Lor 03. Sosialisasi ini menjelaskan tentang apa itu Google Family Link, fitur-fitur yang tersedia, hingga cara menggunakannya. Sosialisasi ini disampaikan melalui guru-guru agar dapat disampaikan pula pada wali murid. Sosialisasi kedua ini bertujuan agar penggunaan smartphone pada anak dapat diawasi dengan baik supaya tidak mengganggu pola tidur dan kesehatan si anak sehingga pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan baik.

Kegiatan pelatihan kedua

Kendala yang dihadapi saat sosialisasi diadakan yakni tidak adanya fitur bahasa Indonesia pada sosialisasi aplikasi yang pertama, Adapun kendala lain yang dihadapi pada sosialisasi pertama dan kedua yaitu orang tua yang kurang paham akan teknologi dan tidak semua siswa memiliki smartphone. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini dapat dilihat dari penerapan teknologi yang telah dikenalkan untuk mendukung pembelajaran daring.


Kegiatan Pendampingan Kepada Sasaran KKN Back To Village

Kegiatan pendampingan dilaksanakan pada minggu ke-3 setelah dilaksanakannya pelatihan 1 dan 2. Sasaran pendampingan ini yaitu guru-guru SDN Balung Lor 03 kepada siswa-siswinya. Tujuan pendampingan ini yaitu untuk meningkatkan antusiasme siswa sekolah dasar dalam mengerjakan tugas dari guru dengan lebih menarik menggunakan aplikasi Kahoot dan agar penggunaan smartphone pada anak dapat diawasi dengan baik supaya tidak mengganggu pola tidur dan kesehatan si anak sehingga pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan baik.dengan aplikasi Google Family Link.

Pada pendampingan pertama yaitu penerapan penggunaan Kahoot. Setelah mengenalkan aplikasi ini pada minggu ke-2 kemudian dilakukan penerapan pada siswa. Proses dimulai dari membuat akun yang kemudian dilanjutkan membuat soal yang kemudian akan dikerjakan oleh siswa setelah kelas berakhir. Pendampingan ini difokuskan untuk menerapkan fitur-fitur yang tersedia seperti dari membuat soal, waktu yang diberikan untuk menjawab setiap soal, menambahkan gambar, menambahkan audio soal dalam bahasa Indonesia, dan menambahkan video dalam soal. Kemudian sasaran didampingi bagaimana cara untuk memulai kuis yang terdapat dua fitur pilihan yaitu yang dikerjakan saat pertemuan kelas sedang dilaksanakan dan yang dikerjakan hingga tenggat yang telah ditentukan. Penyampaian penjelasan pendampingan ini disampaikan dengan penjelasan langsung.

Kegiatan pendampingan pertama

Pada pendampingan kedua yaitu penerapan Google Family Link. Terdapat orang tua siswa yang bersedia menggunakan aplikasi ini dan menerapkannya kepada anaknya. Pendampingan dilaksanakan secara langsung untuk menyampaikan fitur yang ada pada aplikasi dan cara menggunakannya. Sebelum menggunakan aplikasi ini, anak sering tidur terlalu malam karena asik bermain game meski sudah diperingati dan dimarahi oleh orang tua sehingga menganggu tidur si anak dan nemingkatkan kemalasan. Setelah pendampingan selama satu minggu menerapkan fitur istirahat Google Family Link, jadwal tidur si anak menjadi teratur dan selalu bangun pagi. Pada awal penerapan fitur istirahat ini, anak tetap tidur terlalu malam karena marah tidak dapat menggunakan smartphone-nya, lalu pada hari ketiga anak mulai beradaptasi tidur pukul jam 10 dan tidur anak mulai teratur dan terjadwal. Orang tua juga dapat memantau aplikasi yang telah diunduh si anak dan lokasi sehingga apabila anak membawa main smartphone-nya keluar rumah sasaran dapat melihat lokasinya.

Selama kegiatan dari pendampingan pertama dan kedua, sasaran dapat menerima dengan baik tentang pendampingan. Kendala-kendala yang ada dapat diberikan solusi yang baik seperti pada pendampingan kedua, orang tua sulit memahami teknologi baru sehingga dapat disampaikan pula pada anak yang lebih tua.

Tingkat keberhasilan kegiatan pendampingan ini yaitu diterapkannya penggunaan aplikasi yang telah diterapkan baik pada sasaran guru maupun orang tua. Pada masa pembelajaran dari ini sangat penting memantau kesehatan, siklus tidur hingga kesehatan mental anak yang dapat diakibatkan oleh penggunaan smartphone. Selain itu desain kuis yang menarik dapat meningkatkan antusias siswa dalam pengerjaannya.

(Annisa Rahmawati/KKN BtV-3/Kelompok-33/Balung Lor/Balung/Jember/ Agus Supriono)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline