Renal Cell Carcinoma (RCC) berasal dari korteks ginjal, bertanggung jawab atas 80% hingga 85% dari semua neoplasma ginjal primer. Karsinoma sel transisional, yang berasal dari pelvis ginjal terdiri dari sekitar 8%. Tumor epitel parenkim lainnya seperti onkositoma, tumor duktus pengumpul, angiomyolipoma, dan sarkoma ginjal jarang terjadi. RCC dapat dianalisa dengan beberapa modalitas radiografi seperti; pemeriksaan, Kedokteran Nuklir, MRI, dan CT Scan
CT Scan dapat memberikan evaluasi pada fungsi dan morfologi ginjal, ektensi tumor primer, keterlibatan vena, pembesaran limfonodi lokoregional. CT Scan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu diagnosa tumor ginjal. CT juga dapat membantu dalam melakukan biopsi atau aspirasi jarum. Selain itu, CT dapat menentukan stadium yang akan berpengaruh dalam penentuan terapi dan prosedur pengobatan yang tepat. CT scan memiliki peran yang penting dalam menilai lesi kompleks, CT dapat menilai massa renal hingga 100% sensitivitas. Namun, CT tidak dapat mendeteksi oncocytoma dan angiomyolipoma (AML) bebas lemak dari keganasan ginjal.
Pemeriksaan MRI untuk RCC (Renal Cell Carcinoma) dapat menggunakan pendekatan multi parametrik untuk memberikan gambaran rinci tentang karakteristik tumor. Teknik ini mencakup penggunaan citra T1-weighted, T2 weighted, pencitraan difusi (DWI), dan pencitraan resonansi magnetik dinamis (DCE-MRI).
MRI akan membantu memberikan informasi mengenai ukuran, bentuk dan batas tumor dengan menggunakan T1WI dan T2WI. Lesi RCC akan menunjukan intensitas sinyal yang lebih rendah pada T1W1 dan intensitas sinyal yang lebih tinggi pada T2WI. variasi dalam intensitas sinyal ini akan membantu menentukan komposisi tumor.
Pada DCE-MRI, pola peningkatan kontras akan dievaluasi dalam berbagai fase. selain itu, DCE-MRI dapat membantu mengetahui volume plasma dan permeabilitas permukaan dalam menilai perfusi pada vaskularisasi tumor. Pencitraan difusi (DWI) menggunakan parameter ADC untuk menilai kepadatan seluler. Tumor dengan ADC cenderung lebih padat dan agresif.
Pada kedokteran nuklir, pemeriksaan tumor ginjal dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti; renogram, sidik ginjal, PET Scan dan SPECT Scan. Renogram, menggunakan radioaktif untuk memantau fungsi ginjal dan mendeteksi masalah seperti hidronefrosis, pembengkakan atau penyakit bawaan ginjal.
Kedua ada sidik ginjal dimana pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi dan struktur ginjal, serta mendeteksi sumbatan dan trauma ginjal. sidik ginjal dapat dilakukan dengan beberapa jenis, seperti pemeriksaan konvensional, laju filtrasi glomelurus, dan sidik ginjal dengan kaptopril. Lalu, PET dan SPECT dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan tumor ginjal dengan lebih akurat.
Kombinasi pemeriksaan seperti CT, MRI, Kedokteran Nuklir, USG, dan X-ray akan membantu menjelaskan tumor ginjal atau RCC dengan baik. Dengan begitu, dokter dapat melakukan diagnosis sesuai hasil citra pada setiap modalitas yang berbeda-beda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H