Lihat ke Halaman Asli

Teori Memori dan Memori Jangka Panjang

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

TEORI-TEORI MEMORY

Teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses memori, seperti berikut :


  1. Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang  dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks). Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu :

    1. Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indera dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya.
    2. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan  ke dalam ingatannya.

  2. Storage adalah  penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding tersebut. Proses ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicata, yaitu interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.


Interval dapat dibedakan atas :


  1. Lama Interval yaitu menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan sampai ditimbulkan kembali bahan itu. Lamanya berkaitan dengan kekuatan retensi.
  2. Isi Interval yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat pada interval. Aktivetas tersebut akan merusak atau menganggu jejak ingatan sehingga dapat menyebabkan kelupaan.
  3. Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali


Memori Jangka Panjang

Salah satu ciri utama dalam ingatan jangka panjang adalah perbedaan memori deklaratif dan memori prosedural.

Memori deklaratif adalah ingatan tentang informasi faktual: nama, wajah, tanggal, dan fakta, seperti “sebuah sepeda memiliki dua roda.”

Memori prosedural (atau  memori nondeklaratif) adalah ingatan tentang kebiasaan, seperti bagaimana cara mengendarai sebuah sepeda atau memukul bola pada permainan bisbol. Informasi tentang hal-hal disimpan dalam memori deklaratif; informasi tentang bagaimana cara melakukan sesuatu disimpan dalam memori prosedural (Feldhusen, 2006; Brown & Robertson, 2007; Bauer, 2008).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline