Pembelajaran secara daring sampai saat ini masih terus dilaksanakan. Wacana untuk sekolah tatap muka pada tahun ajaran 2021/2022 harus dibatalkan karena kasus Covid-19 yang terus meningkat. Akibatnya banyak anak yang merasa kecewa karena harapan untuk bertemu dengan teman serta untuk bisa belajar di Sekolah harus dikubur dalam-dalam. Bagi anak, melakukan pembelajaran secara daring lebih melelahkan dan juga membosankan, bukan materi pelajaran yang didapat, melainkan tugas yang menumpuk. Tanpa disadari, hal seperti itulah yang menyebabkan mental anak terganggu selama pembelajaran secara daring. Untuk menjaga kesehatan mental dan mempertahankan suasana hati anak agar tetap senang belajar secara daring, diperlukan kerja sama yang baik antara anak, orang tua, bahkan guru yang terlibat. Berikut tips yang dapat dilakukan.
Untuk anak, melakukan self talk dapat membantu mengurangi tingkat stress dan kecemasan. Menurut Hackford and Schwenkmezger dalam (Murphy, 2007), Self Talk adalah dialog individu pada dirinya sendiri dimana dia menafsirkan perasaan dan persepsinya, serta mengatur dan mengubah keyakinannya, serta juga memberikan intruksi dan penguatan bagi dirinya. Self talk yang dapat dilakukan oleh anak untuk mengurangi stress yaitu self talk yang bersifat positif, seperti "aku bisa!", "aku harus semangat!", "aku berani!", dan kata-kata penyemangat lainnya. Secara perlahan, melakukan penguatan terhadap diri sendiri dapat memberikan efek yang baik tehadap pola pikir anak yang mudah menyerah dan merasa tidak percaya diri.
Untuk orang tua, banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan suasana hati anak tetap baik di masa pandemi Covid-19 ini, seperti:
- Menjaga lingkungan keluarga tetap sehat, mulai dari kebersihan rumah, pola makan keluarga, pola tidur, hingga hubungan antar anggota keluarga.
- Mendampingi anak belajar daring, bagi anak hal kecil seperti ini memiliki arti yang berharga, anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya.
- Meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama, atau bahasa kerennya family time. Setiap anak selalu menginginkan waktu untuk dihabiskan bersama keluarga, tanpa ada gangguan kerja ataupun belajar. Melakukan kegiatan bersama baik dalam bentuk permainan maupun kegiatan lain, dapat membantu anak untuk mengeksplorasi diri dan lingkungan sosialnya. Melakukan kegiatan bersama anak pun dapat membangun kedekatan antara anak dan orang tua.
- Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak. Secara tidak sadar, orang tua selalu menuntut anak untuk melakukan hal yang sesuai dengan keinginan orang tua, tidak sedikit juga orang tua yang selalu membandingkan anaknya dengan anak orang lain. Hal-hal seperti itu perlu dihindari, perlu diingat bahwa anak memiliki karakter dan kelebihannya masing-masing, dan tentunya tidak bisa menjadi sama seperti anak orang lain. Kutipan menarik yang saya dapatkan di sosial media "jangan membandingkan anakmu dengan anak tetanggamu, karena kamulah orang tua dari anakmu, bukan tetanggamu. Anak tetanggamu bisa seperti itu karena pola asuh orang tuanya, jika kamu mengharapkan anakmu seperti anak tetanggamu, maka ubahlah pola asuhmu seperti tetanggamu itu".
- Menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Untuk orang tua, tidak ada salahnya untuk menanyakan kabar anak, tidak ada salahnya juga mendengarkan keinginan anak. Menjalin komunikasi kecil seperti ini dapat mebangkitkan suasana hati anak loh. Anak akan merasa bahwa pendapatnya akan didengar oleh orang tuanya.
Untuk guru, ada baiknya apabila media pembelajaran menggunakan media yang menarik perhatian anak, dan memiliki variasi yang beragam. Bisa menggunakan media film yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya, dan berikan tugas melalui film yang ditonton oleh anak tersebut. Saya pernah mengalami kejadian seperti ini, di masa pandemi Covid-19 diberikan tugas oleh dosen untuk menonton film dan mencari moral value yang terdapat di film tersebut. Sebagai seorang siswa diberi tugas yang bersifat 'santai' tentu merasa senang, padahal jika diingat tugas tersebut harus dikumpulkan kurang dari seminggu. Jadi, tidak ada salahnya untuk mencoba hal tersebut, tidak ada salahnya juga untuk memberikan waktu libur dari tugas bagi anak. Tidak ada yang menjamin memang, tapi tak ada salahnya kan menaruh harapan agar anak mendapatkan nilai yang bagus karena metode pembelajaran yang menyenangkan?
Referensi:
Sekar, S., Ananda, D., & Apsari, N. C. (2020). MENGATASI STRESS PADA REMAJA SAAT PANDEMI COVID-19 DENGAN TEKNIK SELF TALK.
Audina, P., Dewi, S. C., & Khotimah, H. (2020). POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H