Mungkin ada teman-teman Saya yang shock atau nggak percaya bahwa Saya pernah ngamen. Saya jawab. Ya, dulu Saya pernah merasakan pengalaman ngamen. Nyanyi di tengah keramaian orang, ditonton orang yang nggak pernah Saya kenal, bahkan ada yang nge-videoin juga. Hal itu Saya lakukan bukan untuk mencari uang, melainkan mencari happy, ya kesenangan, kebahagiaan. Karena salah satu dari sekian hal yang buat Saya bahagia adalah ketika Saya bisa menghibur orang lain atau membuat orang lain tertawa terhibur dengan tingkah Saya (yang Saya kira biasa saja, tapi buat orang lain konyol dan lucu. Hehehe...Termasuk ketika Saya akan posting video ini di Channel Youtube Saya, Annisa Nurul Koesmarini, teman dan keluarga Saya tertawa. Hahaha..).
Petualangan Ngamen di Kota Tua Jakarta
Berbekal suara yang alakadarnya, urat malu yang sudah diputusin, diiringi musik yang dimainkan dengan asyik oleh One Man Band (sebutan bagi seseorang yang secara indvidu memainkan lebih dari tiga jenis alat musik secara bersamaan dengan menggunakan tangan, kaki, dan anggota tubuh yang lain), kami memilih ngamen di Kota Tua Jakarta, dengan genre Lagu Titiek Puspa. Saat itu, Saya dan Mbak Windu (rekan saya sesama Kompasianer) memang sedang melaksanakan tantangan (challenge) untuk menyanyikan lagu-lagu lawas karya Sang Maestro, Titiek Puspa.
Dari pengalaman itu, Saya belajar bahwa profesi ngamen itu ternyata seru juga guys. Kita melakukan sesuatu yang kita senangi dan itu dibayar. Jika pun tidak dibayar, nyanyi dan menghibur orang lain sudah bikin bahagia dan perkara dibayar menjadi nomor dua (itu buat Saya lho ya yang hobi karaoke).
Saya kemudian teringat ketika pernah membaca buku best seller karya Hector Garcia dan Francesc Miralles yang berjudul Ikigai: Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur Orang Jepang. Buku ini merupakan hasil penelitian mereka terhadap rahasia hidup orang Jepang dengan rata-rata usia di atas 100 tahun, yang ternyata selalu bangun di pagi hari dengan semangat dan aktif bekerja di bidang yang disukai sampai tua tanpa benar-benar "pensiun". Tidak ada kata pensiun dalam kamus bahasa orang Jepang guys. Mereka percaya bahwa setiap manusia memiliki ikigai (alasan untuk hidup) yang membuat mereka bahagia, menjalani hidup, dengan tetap menyibukkan diri.
Apa itu Ikigai?
Menurut mereka yang lahir di Okinawa, ikigai adalah alasan kita bangun di pagi hari. Alasan untuk hidup. Seperti gambar yang saya kutip dari blog hult.edu, ikigai adalah irisan dari keempat hal tersebut, yang kamu temukan, dan ternyata cocok. Nah, jika kamu sudah menemukan ikigai-mu, Saya yakin, kamu tidak akan rebahan terlalu lama setelah bangun dari tidur malammu yang panjang.
Studi umur panjang di Jepang yang dituliskan dalam buku The Blue Zones: Lessons for Living Longer from the People Who've Lived the Longest, menunjukkan bahwa kunci umur panjang adalah diet, olahraga cukup, menentukan tujuan hidup (ikigai), dan membentuk ikatan sosial yang kuat (dengan memiliki lingkaran teman dan hubungan kekeluargaan yang luas).