[caption id="attachment_375707" align="aligncenter" width="300" caption="Logo JNE"][/caption]
Pertama kali saya mendengar tentang JNE, yaitu ketika saya berkuliah di IPB (Institut Pertanian Bogor). Jika melewati koridor Faperta dan melintasi Gudang Buku, pasti tertulis logo JNE dan kantor agen JNE disana. Sungguh tepat letak kantor agen JNE disana karena koridor Faperta merupakan perlintasan yang pasti selalu dilewati oleh mahasiswa yang berjalan kaki dari seluruh penjuru fakultas yang ada di IPB.
Banyak teman-teman saya dari daerah yang mendapatkan kiriman dari orang tuanya dengan menggunakan jasa JNE. Seperti halnya teman sekamar saya dulu di Asrama Putri IPB yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Kita selalu senang kalau dia mendapat kiriman rendang khas Padang dari orang tuanya yang rancak bana, karena kalau dia dapat kiriman rendang, pasti kita yang teman sekamarnya juga kebagian dapat jatahnya. Hehehe...
Kehadiran JNE begitu terasa sangat membantu bagi mahasiswa IPB dari luar Bogor, mengingat hampir 75 persen mahasiswa IPB masuk dari jalur USMI (Ujian Saringan Masuk IPB) atau dulu dikenal dengan istilah PMDK, yang memungkinkan pelajar dengan nilai raport terbaik dari SMA di seluruh penjuru nusantara dapat mendaftar dan diterima dalam prioritas pertama di IPB. Jadi tidak aneh jika teman-teman saya di IPB bisa dari Aceh sampai Papua, dan hampir sebagian besar dari mereka pasti pernah menggunakan jasa pengiriman/penerimaan barang, salah satunya dengan menggunakan jasa logistik dari JNE.
Saya yang berdomisili di kota Bogor bisa dibilang tidak pernah menerima kiriman dari orang tua lewat pos atau dari JNE karena setiap sekali dalam seminggu hampir bisa dipastikan saya selalu pulang ke rumah dan Senin-Jum’at kembali ke kampus IPB Dramaga dan stay di Asrama (tingkat pertama kuliah) serta di Kost (tingkat kedua, ketiga, dan keempat). Jika sudah pulang ke rumah saya pasti membawa oleh-oleh baju kotor satu tas besar. Hehehe... Biar bisa dicuci dengan mesin cuci di rumah dan lebih terjamin kebersihannya. Seandainya saja jika kala itu ada jasa pengiriman baju kotor dengan JNE dari Asrama ke rumah dan harganya bisa lebih murah daripada ongkos angkutan umum dari Asrama ke rumah, mungkin saya bisa pakai jasa JNE setiap minggu-nya. Hehehe...
Setelah kejadian masa lalu di kampus itu, saya juga kembali mendengar tentang JNE ketika mendengar celotehan teman saya bahwa bisnis di bidang logistik jasa pengiriman barang/paket/dokumen akan semakin cerah di masa depan seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kecepatan, pelayanan yang prima, dan membuat pekerjaan mereka lebih murah, efektif, efisien. Bisa dibilang salah satu peluang usaha dengan modal kecil namun keuntungan yang besar adalah jasa pengiriman barang.
Teman saya membahas sekilas tentang kelebihan JNE karena ia berminat untuk membuka kemitraan usaha dengan JNE dan berlokasi di sekitar area Indomaret. Ia menganggap dengan bergabung bersama lembaga yang sudah mapan brand image-nya seperti JNE lebih mudah daripada harus memulai usaha dari awal. Ia menceritakan ke saya sekilas tentang JNE terutama kemudahan dan keuntungan kalau kita menjadi mitra usaha dengan JNE, bisa dibilang dengan modal yang cukup terjangkau, yaitu kurang lebih 7 juta, terdiri dari biaya administrasi 2 juta dan uang jaminan 5 juta, uang jaminan ini akan dikembalikan apabila kontrak kerjasama telah berakhir maupun salah satu pihak ada yang mengakhiri). Budget ini belum termasuk dengan tempat layanan, komputer, printer, internet, timbangan digital, ketersediaan kendaraan, dan menyiapkan petugas yang akan menjadi karyawan di cabang JNE milik Anda. Bila Anda belum memiliki itu, maka otomatis haruslah mempertimbangkan budget tambahan untuk menyediakan fasilitas tersebut.
Dalam hal inovasi terbaru masa kini, saya melihat ada breakthrough yang sangat smart dari JNE. Yaitu jasa pengiriman oleh-oleh makanan khas nan lezat yang sudah dikenal masyarakat di pelosok nusantara, yang bisa dibuka di alamat URL pesonanusantara.co.id. Mulai dari pai susu Bali, keripik sanjay Christine Hakim dari Sumatera Barat, bolu meranti dan kue bika ambon Zulaikha dari Medan, pempek candy dari Palembang, getuk eco, getuk trio dan tape ketan dari Magelang, gudeg kaleng Bu Tjitro dari Yogyakarta, batagor Kingsley, batagor Riri, brownies Amanda, martabak bolu keju dari Bandung, dan produk oleh-oleh khas nusantara lainnya yang berjumlah 586 produk, lengkap bisa diakses dengan mudah disana. Sebuah cara JNE yang smart saya kira dalam memanfaatkan peluang niche market yang ada. Memanfaatkan karakter orang Indonesia yang gemar berbagi oleh-oleh setiap pulang dari kunjungan ke kota, daerah, atau negara lain, disikapi dengan sangat cerdas dan elegan oleh JNE dengan mendirikan unit bisnis ini. Jadi, jika Anda lupa, tidak sempat membeli oleh-oleh, atau sekadar kangen ingin bernostalgia dengan rasa makanan khas daerah idaman Anda, tidak perlu repot-repot, silahkan saja kunjungi website http://pesonanusantara.co.id/id/ dan pesan semua yang Anda mau.
[caption id="attachment_375709" align="aligncenter" width="300" caption="Tampilan Web pesonanusantara.co.id"]
[/caption]
[caption id="attachment_375711" align="aligncenter" width="300" caption="Tampilan Web Pesona Oleh-Oleh Nusantara dari JNE"]
[/caption]
[caption id="attachment_375712" align="aligncenter" width="300" caption="Beli keripik sanjay/balado Christine Hakim tinggal klik aja pesonanusantara.co.id"]
[/caption]
Saya juga melihat ada layanan Jesika (Jemput ASI setika) di website jne.co.id dan untuk info lebih lanjut bisa follow @jesikaJNE di akun twitter Anda. Ini lagi-lagi benar-benar cara smart dan solutif dari JNE dalam mengatasi permasalahan ibu-ibu muda kita yang sibuk berkarier di luar rumah dan mungkin mereka lupa untuk mempersiapkan ASI (air susu ibu) sebelumnya karena sesuatu dan lain hal. Atau bisa saja susu ASI ini diantar dari ibu susu mereka (dikarenakan ibu kandungnya mungkin tidak mau menyusui anaknya, ibu kandungnya telah meninggal dunia ataupun bisa karena hal penyakit, sehingga ibu kandungnya tidak bisa memberikan susu untuk anaknya), sehingga hal ini bisa jadi solusi cerdas untuk mengatasinya. JNE memang benar-benar mengerti apa yang masyarakat Indonesia butuhkan dan masyarakat nusantara inginkan.
[caption id="attachment_375710" align="aligncenter" width="300" caption="Tampilan Web yang Menjelaskan tentang Layanan Jesika (Jemput ASI Seketika) dari JNE"]
[/caption]
Ke depannya, saya mengharapkan agar JNE bisa bekerjasama lebih erat dengan pihak pemerintah, terutama PT.KAI (Kereta Api Indonesia) dalam pengiriman barang/paket di Pulau Jawa. Apalagi dengan wacana proyek rel double track yang sudah hampir jadi di 2015 nanti. Hal ini tentunya akan menjadi kabar gembira dan sebuah pertimbangan yang layak untuk dicoba agar JNE bisa berpartner dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) PT.KAI ini dalam hal logistik. Dengan kerjasama strategis jangka panjang seperti ini, semua pihak pasti bisa sama-sama untung (win-win solution). Bagi JNE, biaya operasional bisa lebih ditekan jika menggunakan jasa kereta api dibandingkan transportasi darat lainnya (apalagi mengingat wacana kenaikan BBM yang sebentar lagi mau diterapkan Presiden Jokowi). Bagi PT.KAI sendiri, tentu menambah pemasukan juga buat mereka. Saya berharap ke depannya JNE bisa lebih bersaing secara sehat dan kompetitif lagi di kancah industri logistik di Indonesia dan mampu memberikan harga yang bersahabat tanpa meninggalkan kualitas layanannya yang prima. Selamat ulang tahun yang ke-24 untuk JNE. Semoga sukses selalu!
[caption id="attachment_375713" align="aligncenter" width="403" caption="Penghargaan yang Telah Diterima oleh JNE"]
[/caption]