Pengertian Intelektual (IQ), Emosinal (EQ), dan Spiritual (SQ)
Kecerdasan Intelektual adalah kemampuan manusia untuk berpikir secara analitis dan logis. Ini meliputi keterampilan dalam menangkap informasi, menyimpannya, dan mengolahnya menjadi pengetahuan yang berguna.
- Intellectual Quotient (IQ) mengukur aspek kecerdasan ini, termasuk kreativitas mental yang berpusat di otak. Kemampuan ini memungkinkan kita memahami dunia, memecahkan masalah, dan menciptakan ide-ide baru. Defini IQ menurut Lewis Madison Terman (1877-1956) suatu kemampuan untuk berpikir berdasarkan dengan gagasan yang abstrak, menurut Alfred Binet mengatakan bahwa Intelegensi mencakup 4 hal yitu: pemahaman, hasil penemuan, arahan, dan pembahasan.
- Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain. Keterampilan ini mencakup pengelolaan motivasi dan ketahanan dalam menghadapi kekecewaan, pengendalian dorongan dan penundaan kepuasan, serta pemeliharaan kestabilan emosi. EQ juga berperan dalam mencegah stres mengganggu proses berpikir dan membantu memahami berbagai keadaan emosi seperti ketakutan, kemarahan, dan frustrasi. Dengan EQ yang baik, seseorang dapat menghadapi berbagai situasi emosional secara lebih efektif, yang sangat penting dalam interaksi sosial dan pengendalian diri sehari-hari.
- Kecerdasan Spiritual (SQ) merupakan integrasi dari kecerdasan intelektual dan emosional yang esensial bagi manusia untuk memberikan makna yang lebih dalam pada hidup dan menjalaninya dengan penuh berkah. Di era saat ini, seringkali manusia modern mengesampingkan kepekaan batinnya saat memandang berbagai aspek kehidupan. lebih memaknai hidup dan menjalani hidup penuh berkah. Terutama pada masa sekarang, dimana manusia modern terkadang melupakan mata hati dalam melihat segala sesuatu.
Proses Perkembangan
Pembentukan karakter bangsa Indonesia yang luhur sebenarnya berakar dalam keseharian kita sebagai manusia. Sikap-sikap seperti kejujuran, kerja keras, dan toleransi bukan sekadar konsep abstrak, melainkan cerminan jiwa kita yang terdalam. Kampus, sebagai wadah pengembangan diri, menjadi tempat di mana nilai-nilai ini dapat tumbuh dan berkembang melalui interaksi antar sesama.
Dalam beberapa satuan pendidikan strategi pengembangan IESQ dilakukan dengan mengendalikan seluruh program dan kegiatan intra dan ekstra-kurikuler, serta lingkungan kelembagaan. Pembangunan IESQ secara komprehensif merupakan prasyarat untuk membangun sikap positif, pola pikir esensial, komitmen normatif dan kompetensi abilitas.
Tanda SQ yang berkembang dengan baik meliputi beberapa hal yaitu: kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif), Tingkat kesadaran yang tinggi, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
Tujuan
Menurut para ahli psikologi, kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Menurut Kusuma dan Rizki (2017), kecerdasan intelektual (IQ) merupakan klasifikasi kecerdasan manusia yang didominasi oleh kemampuan daya pikir rasional dan logika. Kecerdasan emosi mengharuskan seseorang untuk belajar mengakui, menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat dan menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan emosional bukan hanya sekedar kemampuan untuk mengendalikan emosi dalam kaitannya dengan hubungan sosial tetapi juga menyangkut pemenuhan kebutuhan psikofisik, misalnya tentang gaya hidup.
Disamping kedua kecerdasan itu, ada satu kecerdasan yaitu Spiritual Quotion (SQ) adalah kecerdasan yang diperoleh melalui kreativitas spiritual yang memusatkan perhatian seputar area spirit. Kecerdasan ini juga sering disebut sebagai kecerdasan rohani, pemahaman ini merupakan kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi siapa dirinya dan untuk menggambarkan Tuhan dengan benar. Kehadiran kelemahan spiritual dalam identitas orang itu membuat mereka tidak mampu membuat pernyataan positif tentang kesulitan apa pun yang timbul. Terutama pada era modern ini, banyak orang yang melupakan mata hati dan mengesampingkan kepekaan batin terhadap hubungan dirinya dengan Tuhan.