Lihat ke Halaman Asli

Kamu

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini hujan turun tidak seperti biasanya. Langit terlihat sangat gepal, hitam, tak berwarna biru seperti hari-hari biasanya. Awan pun mendadak mengeluarkan petir seakan marah sejadi-jadinya. Ku lihat tetes demi tetes air turun menyentuh tanah yang tadinya terasa gersang. Air turun dari langit dengan bebas, seperti tidak ada beban. Ku lihat air mengalir di kaca-kaca kamarku, mengalir dengan sendirinya, dengan bebas.

“Andai kamu ada di sini .......”  suara hatiku berbicara pelan namun dalam menjumpai banyak arti.

”Adik jangan mengganggu ibu, ibu sedang membuat kue untuk ulang tahun mu besok”, sahut mama.

Teriakan ibu membuyarkan lamunanku sore ini.

***

Adikku adalah anak ke 2 dan terakhir dari ibu dan ayah. Dia memang jail, dia senang mengganggu mama yang sedang memasak. Terkadang dia sangatlah baik, periang, dan terkadang dia menghiburku di saat aku sedang suntuk akan tugas kampusku. Walau pun adikku terkadang jail, tetapi kami tetap menyayangi dia.

Di mataku ibu adalah seorang wanita super, super segala-galanya dan dalam hal apapun. Ibu terkadang bisa menjadi sahabat bagi aku dan adikku, terutama untuk aku. Ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat pintar dalam hal memasak. Masakan ibu sungguh enak sekali, dan terkadang bila aku rindu, aku pasti sangat rindu masakan ibu.

Ayahku seorang pilot, dia kadang pulang dan menghabiskan waktu bersama kami hanya sebentar. Karena masalah pekerjaan kami harus rela di tinggal oleh ayah untuk menerbangkan kendaraan yang menembus awan dalam waktu yang padat. Tapi walau ayah sibuk dengan jadwal penerbangannya, aku bangga dengan ayah. Dia bisa mengantar orang-orang berpergian dari belahan dunia manapun, dari utara ke selatan, maupun dari barat ke timur.

Sedangkan aku, aku adalah seorang wanita berumur 19 tahun yang sedang sibuk-sibuknya dan mungkin menyibukkan diri dengan kegiatan di kampus atau pun di luar kampus. Saat ini aku sedang menginjakkan kaki di semester 2 di salah satu perguruan tinggi negeri kenamaan di daerah Semarang. Karena aku sedang libur, aku memutuskan untuk pulang ke tanah kelahiranku di Bandung.

Bandung sesungguhnya adalah kota yang sangat aku cintai dan sangat berat rasanya untuk aku pindah untuk menuntut ilmu di kota orang. Bandung dari aku di lahirkan sampai aku besar seperti sekarang, memiliki sejumlah memori indah dan memori menyedihkan. Bila terlihat mungkin di setiap sudut kota banyak terdapat guratan memori indah.

***

Sambil menuruni tangga, aku berpapasan dengan adikku yang senang menjaili ibu, “Adik, jangan ganggu ibu ya. Kamu besok kan ulang tahun, mau aku belikan apa untuk kadomu?”

“Aku pingin mainan mobil-mobilan yang keluaran terbaru kemarin ka, itu jalannya sangat kencang ka, entar aku mau main dengan ka Reno ya kaaa... ajak ka Reno ke sini ya ka ... please”, mohon adikku kepadaku.

“Iya entar aku belikan mobil-mobilan yang kamu mau ya. Hmmm... iya entar aku ajak ka Reno ke sini juga untuk bermain bersama kamu ya... sekarang kamu mandi dulu ayo, bau belum mandi sore...”, kataku sambil menyuruh dia naik ke kamarnya.

“Horeeeee.... terima kasih kaka baik. Hore ka Reno besok ke sini horeee ...”, suara adikku sambil menaiki tangga dan menghilang masuk kamarnya.

Aku menjatuhkan badan ke atas sofa sambil mengambil cemilan.

“Bagaimana aku bilang ke Reno ya? Apa dia mau ya? Duuuuh gimana nih... email jangan ya? skype jangan ya? Tapi takut ganggu dia nih”, suara hatiku yang kebingungan memikirkan keinginan adikku.

***

Aku dan Reno sudah kenal sejak kita sama-sama duduk di bangku sekolah menengah pertama, hingga sekolah mengenah atas dulu. Aku kenal Reno karena Reno adalah teman dari temanku, kita di kenalkan oleh temanku, dan sampai kita sering berpapasan, saling menyapa. Hari pertama, hari ke dua, dan hari selanjutnya, kita bisa saling mengerti, di saat aku jenuh karena mengerjakan tugas, dia selalu menghiburku dengan tingkah dia yang aneh-aneh. Sampai saat dimana kita sudah saling nyaman, saling mengerti satu sama lain, orang tua kita sudah saling tahu, waktu itu pun tiba.

Di bawah hujan, di tengah lapang sekolah ku lihat seseorang yang sudah aku kenal betul postur tubuhnya, itu adalah “Reno si jerapah”. Dia memakai jas hujan transparan, masih berbalut baju seragam putih bercelana abu-abu, dia memanggil namaku dengan lantang. Dibalik namaku, ada kata-kata indah yang sungguh jarang ku dengar dari mulut seorang Reno yang ku kenal. Aku menghampiri dia, dan hari itu sungguh menjadi hari bahagia.

Sampai sekitar 4 tahun kita jalan bersama, dia bahkan sudah di anggap kaka sendiri oleh adikku. Sampai suatu hari Reno harus pergi meninggalkan Indonesia dan menetap di Paris untuk melanjutkan belajar di sana. Kurang lebih 1 tahun kami menjalin hubungan via media sosial seperti twitter dan skype, kadang juga kami saling mengirim email. Sampai sekarang Reno menetap di Paris dan belum ada kabar lagi kapan dia libur dan akan pulang ke Bandung.

***

Terdengar suara mengagetkan lamunanku,”Hey, anak ibu ko ngelamun aja sih dari tadi, mikirin apa sih ka?”

Dengan sedikit kaget aku bercerita ke ibu,”gini loh bu, itu tadi adik pingin mainan buat kado dia, dan dia mau juga buat .... hmmm ... “

“buat Reno dateng ke sini?”, potong Ibu

“Ko ibu tau sih? Aku harus gimana bu?”, tanyaku bingung.

“Bagaimana kalo kamu hubungin Reno, pasti dia ga akan keberatan ko, malah dia seneng, dan dia juga pasti kangen kamu..”, ide ibu membuatku sedikit percaya diri untuk membuka email.

“okeee deh bu, aku coba email Reno sekarang ya... dah ibu”, sambil berlari ke atas, memasuki kamar.

“duuh anak ibu ini...”, sambil menggelengkan kepala.

***

Sambil membuka laptop dan menunggunya untuk menyala, dalam hatiku berdoa semoga Reno sedang membuka email. Setelah memasukkan email dan password ternyata Reno tidak membuka email. Sedih hati ini, tapi aku coba untuk optimis pasti Reno akan buka dan baca emailku.

Aku pun mulai membuat email yang tertuju untuk Reno...

To        : renojerapah@yahoo.com

Subject            : Baca ini ya, aku mohon.

Message          :

Ren, apa kabar kamu disana? Aku kangen kamu. Belajar yang bener ya disana, cepet pulang ke Indonesia, entar kita makan baso di tempat biasa kita ayo. 1tahun kamu di sana semoga ga banyak berubah hehe.

Ren, besok ade ulang tahun, dia pingin kamu dateng, tapi aku tau kamu ga akan bisa dateng ke sini secepat pake pintu doraemon. Aku bingung harus ngapain. Bantu aku Ren.

Kabarin aku Ren. Aku tunggu email kamu.

Salam kangen.

Dengan segenap hati aku mengetik email itu, rasa kangen di hatiku sungguh menggebu-gebu. “Semoga Reno baca emailku”,ucapku dalam hati.

***

“Happy birthday ade, happy birthday ade, happy birthday, happy birthday, happy birthday ade ....”, suara nyanyian lagu ulang tahun pun terdengar di seisi rumah.

Aku, ayah, dan ibu berkumpul di rumah  dengan teman-teman adikku yang rata-rata berumur 6 tahun. Secara bergantian mereka memberi ucapan, memberi doa, dan memberi kado kepada adikku yang sekarang mulai bertambah umurnya. Tak terkecuali aku.

“Selamat ulang tahun adikku yang ganteng, semoga makin pinter dan sehat selalu ya dek. Ini mobil-mobilan yang kamu mau”, sambil memeluk dan memeberikan sebungkus kado impian adikku.

“Terima kasih ka. Tapi ka Reno mana ka?”, katanya

“Ohiya aku lupa, sebentar aku ke atas dulu ya.”, kataku.

Sambil bergegas ke atas, aku segera membuka email yang sedari pagi aku buka namun tak ada email dari Reno. Sambil tersenyum penuh kebahagian, ternyata Reno membalas emailku

From                : renojerapah@yahoo.com

Subject            : teruntukmu

Message          :

Hey hidung mancung. Aku pun merindukanmu. Salam kangen dari Paris untukmu.

Maaf aku ga ngasih kabar ke kamu 1 minggu ini. Pasti kamu udah nyangka yang engga engga kan?

Jangan khawatir, aku di sini baik-baik aja ko. Aku sedang banyak tugas, aku juga jarang buka email seminggu ini. Maafkan aku ya.

Selamat ulang tahun untuk ade, semoga dia panjang umur, jangan jail lagi, dan bisa jagain kamu ya.

(Reno pun menyisipkan video yang berisi kata-kata : aku rindu kamu, aku akan pulang secepatnya, jaga diri kamu baik-baik.)

Teruntuk dirimu.

Dengan cepat aku menghampiri adikku, dan ternyata dia sedang bermain dengan seorang cowok yang sungguh aku ingat itu siapa.

“Reno?”, kataku malu-malu.

Dugaanku benar, itu adalah sosok seseorang yang setahun kemarin pergi dari kehidupanku di sini.

“Hey, masih ingat sama aku? Haha. Kangen sama aku ga kamu mancung?”, sapa dia dengan muka jail.

“Engga aku ga kangen. Soalnya kamu ga bilang-bilang sih mau ke sini.”, kataku jutek.

“Maaf dong mancung, aku kan mau ngasih kejutan buat kamu. Jangan marah ya.” Katanya sambil merayu

“Iya deh aku ga marah. Ayo kita semua makan dulu, pasti kamu laper kan.”kataku sambil mengajak Reno untuk bergabung kembali dengan yang lain.

***

Hari ini sungguh menjadi hari bahagia untukku, orang yang sudah lama pergi kini kembali lagi tanpa sekurang apapun. Dia yang dulu masih jail dan kekanak-kanakan, kini sudah menjadi Reno yang dewasa dari sebelumnya. Seseorang yang di hantarkan oleh hujan, kini sudah menjadi orang yang bersinar seperti matahari yang selalu bersembunyi saat hujan itu turun.

***

Di tulis oleh : Annisa Nur F D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline