Lihat ke Halaman Asli

Petani Desa Sukanegara Keluhkan Subsidi Pupuk yang Tak Merata

Diperbarui: 4 Maret 2020   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lahan pertanian di Desa Sukanegara yang masih luas dan hijau | Dokpri

Rabu, 4 Maret 2020

Jonggol - Jonggol merupakan salah satu wilayah yang memiliki hasil pertanian melimpah di Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya lahan pertanian di wilayah Jonggol. Namun, setiap wilayah tentu memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Salah satu masalah mengenai pertanian di kecamatan tersebut yakni perihal subsidi pupuk yang tidak merata ke beberapa desa di Kecamatan Jonggol.

Desa Sukanegara atau yang lebih terkenal dengan sebutan Dayeuh menjadi salah satu desa yang mengalami kesulitan pupuk. Hal tersebut membuat para petani mengeluh akan subsidi pupuk yang kurang ke desa mereka. Menurut keterangan salah seorang petani bernama Bapak Iid Mujtahid, rekannya yang sama-sama berprofesi sebagai petani sering mengeluh karena kesulitan mendapatkan pupuk. Subsidi pupuk yang seharusnya menjadi bantuan dari pemerintah justru membuat para petani kesulitan akibat ketidakmerataan dalam proses pemasokannya.

"Teman-teman lain yang sama-sama bertani juga sudah sering mengeluh masalah pupuk. Memang disini sulit untuk dapat pupuk subsidi. Apalagi disini kelompok taninya sudah tidak aktif, jadi permasalahan para petani agak sulit untuk disampaikan", ujarnya.

Kelompok tani memang dapat menjadi wadah bagi para petani yang memiliki permasalahan untuk dapat berdiskusi dan bekerjasama dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Namun, di Desa Sukanegara kelompok tani yang sudah terbentuk hanya aktif pada saat diadakannya kegiatan dari UPT Pertanian. Menurut keterangan ketua kelompok tani yakni Bapak Sodikun, kelompok tani di Sukanegara memang ada dan sudah lama terbentuk. Namun, karena kegiatan berkumpul yang sangat jarang membuat diskusi perihal masalah pertanian juga menjadi jarang dilakukan.

Bapak Ahmad Yani selaku Kepala Desa Sukanegara membenarkan bahwa untuk mendapatkan pupuk memang sulit di Sukanegara. Kepala Desa yang baru menjabat selama tiga bulan itu menjelaskan bahwa masalah kesulitan pupuk dikarenakan belum adanya Koperasi Desa yang dapat mempermudah warga untuk membeli pupuk yang disubsidi dari pemerintah.

"Disini belum ada koperasi desa yang dapat memudahkan warga untuk membeli bahan-bahan yang dipasok dari pemerintah pusat. Saat ini paling hanya ada toko pupuk biasa yang berdiri secara mandiri yang membuat warga harus beli dengan harga normal", ujarnya.

Upaya untuk mengatasi permasalahan mulai dilakukan. Salah satunya yakni berdiskusi dengan kelompok tani di Desa Sukanegara sebagai langkah awal untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dialami oleh para petani di Desa Sukanegara. Pada awal Bulan Maret, Bapak Ahmad Yani berniat untuk mengumpulkan para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Desa Sukanegara untuk dapat berdiskusi guna mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Beliau pun ingin mengembangkan program BUMDES yang sudah ada untuk dapat mengembangkan potensi alam di Sukanegara. Harapannya, masalah kesulitan pupuk dapat teratasi dengan dibangunnya Koperasi Desa serta komoditas pertanian di desa tersebut dapat lebih beragam guna memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri atau dijual ke luar wilayah desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline