BANDUNG- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung mengalami lonjakan signifikan di tahun 2024. Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan hingga 26 April 2024, tercatat 3.035 kasus DBD dengan 11 korban jiwa. Angka ini jauh melampaui kasus DBD di tahun 2023 pada periode yang sama.
Upaya penanggulangan DBD terus dilakukan oleh UPTD Puskesmas Ibrahim Adjie dengan program 3M Plus, fogging, dan program Cerdik Pencegah DBD. Bidan Fany menjelaskan program-program tersebut: 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang), Fogging untuk penyemprotan nyamuk dewasa dan terakhir Cerdik sebagai pencegahan DBD dengan edukasi, pemberantasan sarang nyamuk, dan kelola lingkungan.
"Program 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang, ditambah Plus-nya yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Laron," jelas Bidan Fany.
Selain itu, Bidan Fany juga menyinggung tentang penyebaran jentik nyamuk Wolbachia yang belum merata di seluruh Kota Bandung. "Penyebaran Wolbachia memang sudah dilakukan, tapi belum menyeluruh. Dan di beberapa wilayah, program ini juga mengalami kegagalan," ungkapnya.
Kisah nyata dialami Natania Astria Putri, seorang mahasiswi berusia 20 tahun yang harus merasakan pahitnya DBD. Pada tanggal 8 Mei 2024, Natania dilarikan ke Rumah Sakit Hermina Arcamanik karena kondisinya yang memburuk.
"Awalnya saya hanya demam dan sakit kepala biasa. Tapi lama-lama, trombosit saya turun dan harus dirawat di rumah sakit selama seminggu," tutur Natania.
Kasus DBD di Bandung menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada dan menjaga kebersihan lingkungan. Mari bersama-sama lakukan 3M Plus dan program Cerdik Pencegah DBD untuk mencegah DBD dan menyelamatkan nyawa.