Lihat ke Halaman Asli

Annisa Nur

Pemelajar

Kerudung, Sehelai Kain Penutup yang Disalahgunakan

Diperbarui: 14 Agustus 2024   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muslimah (www.pexels.com/Thirdman)

Hijab atau kerudung merupakan sebutan yang tidak asing di kalangan masyarakat Indonesia, untuk seuntai kain penutup kepala yang biasa digunakan oleh seorang muslimah. Kerudung pertama kali diperkenalkan oleh masyarakat Arab, tempat dimana Islam itu berasal. Perintah penggunaan kerudung pertama kali diturunkan dalam Al-Qur'an yaitu:

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 59:

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

"Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwasannya kerudung menjadi salah satu bukti atas kasih sayang Allah swt, agar perempuan dapat terjaga dan terlindungi dari hal-hal yang buruk. Tapi sayangnya di zaman ini justru kehadiran kerudung disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Bukannya justru menjadikan muslimah tersebut terjaga dan terlindungi, justru menjadikannya kehilangan harga diri.

Apabila kita melakukan kilas balik terhadap sejarah, tentu kita akan mengetahui ketika pertama kalinya perintah menutup aurat itu diturunkan oleh Allah swt kepada umatnya Nabi Muhammad melalui salah satu ayat yaitu Surat Al-Ahzab ayat 59. Pada saat itu juga setiap perempuan Arab yang berpakaian terbuka langsung berusaha untuk mencari kain yang dapat menutup auratnya. Mereka memiliki rasa malu yang begitu tinggi, hingga berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menampakkan bagian yang tidak seharusnya terlihat oleh yang bukan mahramnya.

Berbanding terbalik dengan kondisi pada saat ini. Kerudung sudah terjual bebas di berbagai tempat, dengan model yang semakin modis yang menjadikan muslimah seharusnya percaya diri, nyaman, dan tertutup dengan rapi. Tapi nyatanya kemudahan tersebut justru makin dipermainkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan tidak mengerti tentang esensi mendalam dari kerudung yang digunakannya.

Kerudung yang pada awal mulanya memiliki fungsi utama untuk menjaga dan menutup aurat muslimah, berubah menjadi trend yang harus diikuti setiap zamannya. Bahan kerudung yang tidak lagi dipertimbangkan, asal digunakan sehingga auratnya tetap terlihat hingga justru menarik perhatian yang bukan mahramnya untuk menyentuh dirinya. Sebut saja bahan seperti baby doll, jilbab paris, atau bahkan pashmina, merupakan sebuah trend yang justru seringkali menjerumuskan muslimah kepada jurang kehancuran. Selain bahannya yang tipis, ukurannya yang terlampau pendek tidak dapat menutup dada secara sempurna. Alhasil bagian dada muslimah seringkali masih terlihat karena penggunaannya juga yang salah.

Sesuatu yang makin parah terjadi di luar pemikiran rasional manusia normal, dan seakan sudah menjadi kebiasaan. Zaman sekarang muslimah sudah banyak yang berkerudung tapi tidak menggunakan ciput (dalaman kerudung), sehingga rambut tidak jarang keluar dan berantakan. Seharusnya hal tersebut membuatnya tidak nyaman, namun yang terjadi justru tidak demikian. Kenyataan di lapangan mengungkap bukannya membuat perempuan itu risih, justru di masa kini hal tersebut menjadi trend dan dianggap keren.

Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini makin memperburuk keadaan muslimah. Karena nyatanya sosial media yang terkenal di masa kini, menjadi wadah para muslimah untuk makin berani membuka dan menunjukkan dirinya di depan khalayak ramai. Memang sudah menggunakan kerudung, tetapi mirisnya rasa malu mereka sudah hilang. Berswafoto ria, berjoget di sosial maya sudah menjadi makanan sehari-hari yang bahkan keberadaannya tidak dapat dibendung lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline