Lihat ke Halaman Asli

Ketika (harus) keluar dari zona nyaman

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penghujung tahun 2010…Ketika akhirnya undangan itu tiba di meja kerjaku. Ups, bukan sekedar undangan tampaknya, ada surat lain yang dikirim bersamaan dengan undangan tersebut. Surat yang akhirnya menjadi akhir dari desas desus yang beredar selama ini. Dan surat yang akhirnya membuatku seolah kehabisan oksigen pagi itu. Dan sepertinya tidak hanya aku yang merasakan hal serupa. Kami yang ada disini merasakan hal yang sama. Itu bukan undangan pernikahan atau surat pribadi lainnya. Yup, itu undangan menghadiri pelantikan pejabat eselon III, sekaligus surat pemanggilan pelantikan. Pemanggilan pelantikan untuk bos kami tentunya.

Pelantikan..?yah, itu sama artinya bos kami akan diganti. Bos lama dimutasi dan diganti dengan bos yang baru. Hal yang sangat wajar terjadi di dunia kerja. Rotasi,mutasi, promosi. Organisasi yang baik memang tidak akan stagnan dalam suatu formasi tertentu, sebaik apapun formasi tersebut. Dan akhirnya setelah beberapa tahun menjabat, bos kami pun harus dimutasi. Bukan,bukan karena tidak baik dalam jabatan yang lain, tetapi ini lah apa yang mereka katakan sebagai penyegaran dalam organisasi.

Baiklah, apalah pelaksana seperti kami ini. Yang memang tidak punya hak seperti orang-orang yang di atas itu. Namun, tetap saja kami ini lah yang merasakan dampak dari perubahan itu. Kami yang selama ini telah terbuai dengan kenyamanan bekerja bersama bos kami itu, akhirnya harus menerima kenyataan harus keluar dari zona nyaman tersebut. Terlebih aku. Aku yang baru setahun bekerja disini, benar-benar merasakan kenyamanan itu, bahkan sejak pertama kali menginjak dunia kerja di sini. Sejak pertama kali beradaptasi dengan lingkungan baru, dan kemudian setahun ini muali merasakan nyamannya. Dan sekarang kenyamanan itu harus diganti dengan hadirnya bos baru. Benar-benar tak terbanyangkan sebelumnya. Apalagi setelah mendengar karakter bos baru ini. Sungguh ini membuat sesak.

Hufh..okey…tapi sekali lagi aku meyakinkan diriku bahwa perubahan itu ga selamanya buruk kok. Aku belajar dari seorang teman. Ketika kita mendapat suatu hal negative, maka berusahalan untuk menuliskan setidaknya sepuluh hal positif tentang hal tersebut. Dan seharian kemarin aku memang melakukannya, aku mencari dan menuliskan sepuluh hal positif atas pergantian bos ini. Hasilnya, cukup amazing. Memang hanya sepuluh yang aku dapat. Tapi selama menulis sepuluh hal itu, aku jadi diingatkan banyak hal.Terutama tentang niat pertama kali aku bekerja. Ini beberapa poin dari sepuluh poin positif yang aku anggap menarik. Pertama, hal positif yang aku dapat dari pergantian bos ini adalah aku diingatkan untuk meluruskan niat, untuk siapa aku bekerja. Jika aku bekerja untuk Allah, maka siapapun bos ku, aku akan bekerja dengan baik dan ikhlas. Itu artinya aku tidak akan terpengaruh siapa dan seperti apa bos ku.

Kedua, dengan bos baru, berarti iklim kerja akan baru juga, itu artinya ada tantangan baru yang harus dihadapi yang sama saja kesempatan untuk belajar lebih banyak. Bukan tidak mungkin dengan bos baru ini, aku jadi bisa menemukan cara kerja yang lebih efektif dari sebelumnya. Intinya adalah kesempatan untuk banyak belajar.

Ketiga, aku jadi lebih bersyukur atas kehilangan. Copas status seorang teman " Kehilangan itu patut disyukuri, karena kita pernah diberi kesempatan memiliki". Yup, akhirnya aku pun harus merasa beryukur pernah memiliki, jika tidak seperti ini kadang aku lupa bersyukur atas apa yang aku miliki, termasuk bos yang baik ini.^^

Tiga poin itu sih yang cukup menarik menurutku. Paling tidak setelah menulis sepuluh hal positif itu, aku jadi berpikir semakin positif. Dan merasa lebih siap menhadapi bos baru. Pada akhirnya hanya pikiran kita yang akan membawa suasan hati kita. Karena bukan suasana yang harus diganti, tetapi cara pikir kita lah yang harus diubah.  Yakin saja setelah ini akan memasuki zona nyaman yang baru. Mungkin ada baiknya juga aku menulis lagi lanjutan tulisan yang pernah aku buat dulu, tentang menemukan cinta di kantor. Dan akhirnya tulisan ini ditutup dengan copas status teman lagi, "Senang, sedih, kecewa, bahagia bisa diatur, sebesar apa pengharapan yang dilakukan di awal tentang suatu kejadian"

Semangat menyambut tahun 2011…!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline