Lihat ke Halaman Asli

annisa nur afifah

Orang biasa, yang berusaha ada dimana saja

Embun Senja

Diperbarui: 19 September 2022   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari begitu terik disela-sela beberapa awan kelabu, padahal baru pukul sepuluh pagi. Hari ini Sabtu, 21 Desember 2019. Aku akhirnya melangkah keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan harian di Indomaret dekat komplek rumah. Bermodalkan sandal jepit warna pink, dompet, cardigan hitam dan helm pororo aku beranjak dari rumah menaiki si momo, sepeda motor kesayanganku.

Tak sampai sepuluh menit ku sudah tiba ditujuan. Ku parkirkan si momo sesuai arahan bapak parkir, tak lupa untuk menguncinya. Aku mulai membuka hp untuk mengecek barang apa saja yang hendak aku beli sambil berjalan memasuki indomaret poin.

"Selamat datang di Indomaret, ada yang bisa dibantu?" Ucap sesorang pramuniaga cantik yang berdiri dimeja kasir, tepat saat aku membuka pintu. Ku balas dengan senyuman tipis, kemudian kulihat dia kembali melanjutkan melayani pembayaran pelanggan.

Aku mulai mencari kebutuhanku yaitu kapas, pembersih wajah, masker dan tissue wajah. Semua berjalan cepat karena barang-barang ini mudah aku temukan. Mereka berada pada baris rak yang sama. Tanpa berlama-lama aku segera menuju kasir untuk membayar, karena aku ingat harus membeli makan si memey, kucing kesayangan Ibu.

"Ini saja mba ?" Katanya, aku hanya mengangguk pelan.

"Mau isi pulsanya sekalian ?" Pertanyaan lanjutannya. "Ini saja mba cukup" Jawabku.

"biskuit nya lagi promo ga sekalian? beli satu gratis satu ? Dia memberikan tawaran promo, yang ku balas dengan gelengan kepala sambil tersenyum kearahnya.

"Uangnya saya terima ya". Kemudia dia mulai memencet mesin kasir dan memberi ku uang kembalian sambil berkata "Terimakasih telah berbelanja, silahkan datang kembali"

Aku membayangkan betapa panasnya udara di luar, ditambah dengan mulai padatnya lalu lintas di jalan raya. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak langsung keluar dan memesan sebuah cappucino di point cafe indomaret. Tampak seorang wanita seusiaku sedang duduk di teras indomaret dengan secangkir kopi dan sebuah buku yang dibukanya. Tapi aku merasa tatapannya kosong.

"ini mba cappucino nya, sedotan silahkan ambil didepan." Ucapan mas-mas indomaret mengalihkan pandanganku dari wanita itu.

Akupun bersiap pulang, ingin membeli makanan memey. Namun belum sempat pintu ku dorong, gerimis datang tiba-tiba. Aku tak membawa mantel. Beberapa pasangan muda mudi pun datang untuk berteduh. Memenuhi bangku teras. Kulihat masih ada satu yang tersisa, bangku didepan wanita yang tadi ku amati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline