Desa Karang merupakan salah satu desa di Kabupaten Karanganyar yang terletak di kaki Gunung Lawu. Tepatnya di Watu Gambir, terdapat wisata perfilman yang akan direncanakan oleh warga untuk kegiatan menonton screening film bersama. Film yang ditayangkan merupakan karya mahasiswa perfilman ISI Surakarta yang mayoritasnya mengangkat tema tentang kehidupan dalam masyarakat.
Kegiatan Inkubasi oleh KEMENPAREKRAF
Mendapat sambutan baik oleh masyarakat, pihak desa pun mengusulkan membuat wisata perfilman untuk mengangkat desanya. Bekerjasama dengan KEMENPAREKRAF, diselenggarakan rangkaian acara Inkubasi selama lima hari dengan 35 peserta yang merupakan mahasiswa dan praktisi di bidang arsitektur dan desain interior. Acara meliputi kelas materi dan workshop untuk membekali peserta sebelum mendesain kawasan Watu Gambir. Pembekalan dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain suatu kawasan wisata dengan pembicara dari berbagai disiplin ilmu.
Salah satu pembicara merupakan Kepala Desa Karang, Pak Dwi Purwoto. Melalui Pak Purwoto, peserta dijelaskan sekilas mengenai Watu Gambir. Sebagai desa yang berada di kaki gunung, Watu Gambir memiliki visual alam yang sangat kontras dengan kota. Hal ini dilihat sebagai suatu potensi yang ingin dikembangkan menjadi wisata perfilman. Perfilman dalam hal ini tidak hanya tempat untuk menonton film, tetapi juga fasilitas yang mendukung untuk produksi film. Wisata ini diharapkan tidak hanya mengenalkan potensi alam yang ada di Watu Gambir, tetapi juga mengembangkan ekonomi masyarakat Desa Karang.
Bentang Alam Watu Gambir
Untuk lebih memahami tentang Watu Gambir, dilakukan kunjungan oleh peserta. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar satu jam dari Kota Solo. Di lokasi, peserta melakukan survey guna melihat secara langsung lokasi dari desain yang akan dibuat. Selagi berkeliling, peserta ditemani oleh warga lokal yang memandu dan menjelaskan tentang Watu Gambir.
Sejauh mata memandang, terbentang view gunung lawu di sisi timur Watu Gambir dan sisi barat menjadi view tepat untuk menikmati sore hari. Di sekeliling Watu Gambir merupakan aliran mata air dari gunung yang menjadi salah satu asal nama Watu Gambir. Aliran air ini, menjadi wisata tersendiri bagi penggemar arung jeram.
Selain itu, banyak area perkebunan yang berada di lokasi. Hal ini menjelaskan mata pencaharian masyarakat yang bertumpu pada alam. Pekerjaan ini juga menunjukkan eratnya interaksi masyarakat dengan alam. Oleh karenanya, penting mempertahankan kondisi alam di Watu Gambir supaya rutinitas yang dijalani masyarakat dapat terus berjalan tanpa terganggu wisatawan yang akan datang.