Lihat ke Halaman Asli

Annisa Mardiana

Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung

Penerapan Green Campus pada Seluruh Civitas Akademika

Diperbarui: 13 September 2022   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada saat ini lingkungan merupakan salah satu prioritas masalah yang perlu penanganan khusus. Permasalahan lingkungan adalah masalah yang paling mendesak karena menyangkut keberlanjutan generasi yang akan datang.

Namun, sudah banyak masyarakat yang mulai peduli dengan lingkungan. Banyaknya diskusi publik tentang masalah lingkungan hidup, aktivis lingkungan hidup bahkan perjanjian antar negara dan peraturan untuk meredam kerusakan lingkungan merupakan salah satu bukti bahwa saat ini masalah lingkungan adalah masalah penting.

Pemahaman manusia terhadap lingkungan hidup yang kurang berbanding terbalik dengan masalah lingkungan dan upaya pengelolaannya menjadi semakin kompleks, mencakup berbagai aspek yang sangat luas.

Masalah lingkungan bukan hanya masalah beberapa kalangan namun merupakan masalah bersama yang membutuhkan sinergi semua elemen masyarakat, termasuk didalamnya adalah civitas akademika. Sebagai akademisi, pemikiran kedepan tentang masalah lingkungan sangat dinanti oleh masyarakat karena kualitas lingkungan yang baik akan menopang kehidupan yang baik.

 Masalah lingkungan hidup seringkali tidak menjadi prioritas dan seringkali menjadi sub-agenda yang pada akhirnya tenggelam dalam tema kampanye yang lebih luas. Isu lingkungan yang masuk dalam mainstream kampus lebih banyak pada hal- hal yang sifatnya temporer dan terkesan reaksioner seperti bencana alam, kecelakaan di hutan atau perusakan hutan oleh kegiatan manusia, dampak dari kegiatan yang temporer ini hanya akan melahirkan kebencian pada mereka yang melakukan perusakan lingkungan tanpa melihat siapa sesungguhnya yang melakukan dan membuat tekanan sehingga semua bencana itu terjadi.

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung merupakan salah satu kampus Hijau (Green Campus) dalam konteks pelestarian lingkungan bukan hanya suatu lingkungan kampus yang dipenuhi dengan pepohonan yang hijau. Kampus Hijau (Green Campus) adalah sejauhmana warga kampus dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada dilingkungan kampus secara efektif dan efesien misalnya dalam pemanfaatan kertas, alat tulis menulis, penggunaan listrik, air, lahan hingga pengelolaan sampah. 

Green Campus sebagai gerakan yang harus segera diterapkan, maka diperlukan adanya kesatuan sistem gerakan Green Campus dari semua pihak civitas akademika, tidak hanya di Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung saja . Kesatuan sistem gerakan green campus berwujud adanya komitmen tertulis dari pimpinan universitas, gaya kehidupan kampus, sarana dan prasarana yang memadai, serta perilaku warga kampus yang mendukung gerakan green campus. 

Komitmen tertulis dari pimpinan universitas merupakan hal yang paling vital dalam mewujudkan kesatuan sistem gerakan green campus, selain komitmen tertulis tentu diperlukan pula adanya pedoman terkait pengelolaan kampus berbasis  lingkungan. Sehingga dengan adanya pedoman tersebut nantinya program Kampus Hijau ini dapat terlaksanakan dengan baik dan memberi dampak positif bagi kehidupan civitas akademika.

Gaya kehidupan kampus juga harus berlandaskan prinsip lingkungan, misal dalam penataaan kampus harus semakin diperbesar rasio lahan bukan peruntukan bangunan yang dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau (peruntukan taman dan hutan kampus).

Artinya, perguruan tinggi dituntut untuk memperbesar alokasi anggarannya bagi usaha-usaha (melalui program dan kegiatan) yang mendukung upaya penciptaan kampus yang ramah lingkungan. Penggunaan sarana dan prasarana yang mampu menghemat energi, konservasi energi, upaya menemukan sumber-sumber energi terbarukan, bangunan hijau yang terakses oleh sinar matahari dan banyaknya tumbuhan/pohon yang melekat di bangunan gedung, adaptasi ke pengurangan pemanasan global atau kebijakan pengurangan emisi gas kaca, dan lain sebagainya; harus menjadi perhatian secara baik dan berkelanjutan pada masa-masa mendatang.

Sarana transportasi ke depan harus diusahakan dengan cara memperbanyak kepemilikan sepeda di masing-masing fakultas, sehingga penggunaan sepeda bermesin (sepeda motor maupun mobil pribadi) semakin berkurang diiringi dengan kemudahan akses dalam menggunakan sepeda angin untuk para civitas akademika-nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline