"Waktu yang menyembuhkan luka"
Kita sering mendengar ungkapan tersebut dari banyak orang. Ketika kita curhat dan bercerita masalah kita pada orang lain, seringkali kita diberikan saran seperti itu dari orang yang mendengarkan curhat kita.
"Tenang saja, tidak usah terburu-buru. Nanti lama kelamaan juga hilang sakitnya. Lama-lama luka tersebut akan sembuh sendiri"
"Tenang saja, lama-lama juga kita bisa melupakan, sehingga kesedihan itu akan hilang dengan sendirinya"
"Seiring berjalannya waktu juga kamu akan bisa memaafkan kesalahannya sehingga bisa berdamai dengannya"
Apakah pernyataan-pernyataan tersebut benar? Apakah benar waktu dapat menyembuhkan luka?
Luka batin atau trauma psikologis memang bisa hilang seiring berjalannya waktu. Tetapi apakah hilang berarti sembuh atau suatu saat akan datang kembali? Apakah dengan berdiam diri dan menunggu waktu berjalan, dengan sendirinya luka batin dan trauma psikologis kita akan menghilang? Apakah sebenarnya waktu atau hal lain yang bisa menyembuhkan kita dari luka batin dan trauma psikologis?
Mari kita bahas bersama dari tinjauan ilmu psikologi.
Terdapat istilah yang akhir-akhir ini sering dibicarakan dan didiskusikan orang. Istilah tersebut adalah self healing.
Self healing adalah proses yang dilakukan diri sendiri untuk menyembuhkan diri dari luka batin atau trauma psikologis. Dalam dunia keilmuan psikologi, istilah self healing ini awalnya merupakan konsep psikoterapi gestalt dan konsep psikologi humanistik dari ahli psikoterapi Carl Rogers.
Layaknya tubuh secara fisik yang mempunyai kemampuan untuk meregenerasi sel-selnya untuk menyembuhkan diri, psikis juga punya kemampuan untuk menyembuhkan diri dari luka batin dan trauma.