Lihat ke Halaman Asli

Annisa Lula

Mahasiswa

Dukung Gerakan Cegah Stunting, Mahasiswa KKN 50 UNS Gelar Sosialisasi Stunting di Desa Karanganyar, Weru

Diperbarui: 20 Maret 2023   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Stunting belakangan ini menjadi masalah krusial yang ingin diselesaikan pemerintah. Beberapa tindakan di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota dilaksanakan untuk menekan angka stunting daerah. Indonesia menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, sementara angka stunting di tahun 2021 mencapai 24% (Kemkes, 2022). Meskipun sudah mengalami tren penurunan sejak 2013 dari angka 37%, angka stunting Indonesia masih berada di atas rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu kurang dari 20%. 

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh balita akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi. Stunting dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan .  Menurut Studi Kasus Gizi Indonesia (2021), 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia mengalami stunting. Masalah stunting menjadi penting karena nantinya kondisi stunting akan memengaruhi kualitas generasi penerus bangsa yang akan datang. Tujuan nasional menciptakan generasi emas 2045 tidak akan terwujud apabila masalah stunting tidak teratasi dengan baik.

Melihat urgensi yang ada, Mahasiswa KKN 50 UNS bersinergi bersama Puskesmas Weru dan Ibu PKK untuk memberikan program pendamping tambahan, sosialisasi Peting Ceting, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua mengenai permasalahan stunting dan cara pencegahannya. Program Sosialisasi Peting Ceting: Pentingnya Pencegahan Stunting dilaksanakan di Balai Desa Karanganyar, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo pada hari Sabtu tanggal 4 Februari 2023. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada pukul 09.30 WIB selama dua jam dan diikuti oleh 75 orang yang terdiri dari Ibu-Ibu Baduta (Bawah Dua Tahun), ibu hamil, dan PKK kader kesehatan Desa Karanganyar. Kegiatan sosialisasi diisi oleh Fauzan Dimas Anggara, salah satu Dokter Muda yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewardi. 

Sosialisasi ini dimulai dengan meperkenalkan makna stunting kepada para peserta sosialisasi. Pengenalan stunting bertujuan agar masyarakat dapat memaknai stunting dengan tepat. Secara lebih jauh, masyarakat diajarkan untuk mengenali gejala dan tanda-tanda stunting serta bagaimana langkah penanganannya sejak dini. Kunci utama penanganan stunting adalah pemberian gizi yang cukup selama 1000 hari kehidupan, atau sejak kehamilan pertama kali terdeteksi.  Kondisi kekurangan gizi (stunting) terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal kehamilan dan baru terlihat setelah bayi berusia dua tahun. Kategori balita pendek (stunted) dan sangat penting (severety stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) dan tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS tahun 2006. 

Melalui program ini masyarakat diberikan pengenalan dan pemahaman mengenai jenis-jenis nutrisi penting, serta  cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan dalam 1000 hari pertama kehidupan. Untuk mencegah stunting, orang tua perlu memahami jenis nutrisi atau gizi yang diperlukan, seperti Gizi Makro dan Gizi Mikro.

  • Makronutrien merupakan gizi yang mencakup protein, lemak, dan karbohidrat. Gizi makro dapat terpenuhi dengan konsumsi ikan, telur, ayam, tempe, nasi, kentang, dan roti
  • Mikronutrien merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi. Mikronutrien mencakup vitamin, zink, asam folat, kalsium, dan yodium.

Selain pemberian gizi, orang tua juga diharapkan paham dengan baik masa pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia minimal 6 bulan - 2 tahun dan pemberian MPASI . Tak lupa sebagai pendukung pencegahan stunting, dijelaskan pula mengenai kegunaan vaksinasi atau imunisasi untuk tumbuh kembang anak. Dengan hal ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memperhatikan nutrisi apa saja yang diberikan serta  dapat mempersiapkan pemenuhan nutrisi untuk anak mereka dengan baik dan tepat. Untuk memastikan pemahaman yang mendalam, masyarakat diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluhan atau berkonsultasi kepada Bidan Desa dan Narasumber terkait dengan stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline