Lihat ke Halaman Asli

Kilas Pembahasan: Hubungan Patron dan Klien. Baca Lebih Lanjut..

Diperbarui: 30 April 2016   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sore itu di ruangan kelas sedikit terasa adem... Saya dan beberapa teman berdatangan untuk mengikuti kelas tambahan Antropologi sebelum ujian tengah semester. Setelah hampir semuanya datang, kami langsung disuguhkan materi yang ada kata “patron-klien” ... Saya bertanya-tanya, apa yah itu patron-klien ?... Nah pembahasan kali ini akan saya paparkan menurut apa yang saya pahami. Langsung saja dibaca... Silahkan... :D 

Ehem... Hemm... 

Umumnya hubungan patron-klien dapat digolongkan sebagai hubungan yang tidak sejajar antara patron (atasan atau pemimpin) dengan sejumlah klien (bawahan, pelayan atau pengikut). Seorang patron memiliki kewajiban tertentu dari posisinya sebagai pemimpin. Sedangkan seorang klien yang terdiri dari beberapa orang, juga memiliki tugas masing-masing yang diberikan oleh patronnya. 

Hubungan antara patron dan klien tidak hanya terjadi pada zaman dahulu. Keadaan dimasa lampau pada suatu kerajaan menggambarkan bahwa adanya hubungan patron-klien, misalnya seorang raja dan pengikut atau pelayan-pelayannya. Mereka dapat dikatakan sebagai seorang patron jika memiliki derajat dan jabatan. Seorang klien hanyalah bawahan yang turun satu tingkat atau lebih dibawah sang patron. Contoh lain, sebuah suku yang membentuk struktur akan memiliki satu ketua adat kemudian beberapa pengikut, lalu para pelayan dan bawahannya.

Para klien bekerja untuk patron dengan maksud agar mendapat suatu perlindungan dan memiliki satu acuan. Patron dapat memiliki kekuasaan berkat para kliennya. Namun mereka tak serta Merta hanya memerintah dan duduk santai di singgah sananya, mereka juga punya kewajiban yang harus mereka jalankan. Timbal baliknya adalah imbalan jasa dari apa yang dilakukan.

Contoh yang lebih sederhana adalah sebuah keluarga, dimana terdapat seorang ayah yang posisinya sebagai pemimpin dalam keluarganya berikutnya ibu sebagai pengikut serta anak-anaknya.

Namun dimasa kini, hubungan antara patron-klien lebih kepada lingkungan kerja dan masyarakat. Seorang pemimpin di kantor suatu perusahaan misalnya, jika hasil kerja karyawannya baik maka mereka akan digaji atau diberi imbalan berupa uang. Sebaliknya, seorang pemimpin perusahaan akan memiliki jabatan besar jika mereka dapat mengatur sistem kerja karyawannya secara baik pula.

Mungkin hanya itu yang dapat saya tulis... Saya hanya berusaha mengingat apa saja yang diucapkan dosen saya. Terimakasih telah membaca artikel jni, semoga bermanfaat...  .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline