Lihat ke Halaman Asli

ANNISA IKTAMIYAH

Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Perempuan Itu adalah Aku

Diperbarui: 16 November 2023   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, perempuan berbaju ungu duduk termenung di pelarangan rumah. Ia merenungkan setiap langkah hidupnya sebagai seorang perempuan. Memikirkan banyak hal dalam kepalanya yang berambut ikal, dan menyimpan banyak kecaman dalam hatinya yang mungil. Tentang apa dan bagaimana ia menjalani kehidupan sebagai seorang perempuan.

Sepanjang hidupnya, ia memelihara keyakinan luhur bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki hak dan menggenggam potensi yang sama. Perempuan itu, adalah Aku. 

Suatu hari, dengan penuh semangat Aku memutuskan untuk menggelar sebuah pertunjukan drama yang menyuarakan pesan kesetaraan gender di desaku. Awalnya, aku tak mendapat dukungan, bahkan teman-teman terdekat pun meragukanku. Tapi, dengan semangat Aku berkata "Kita semua memiliki impian dan potensi yang tak terbatas, tanpa memandang apakah kita pria atau wanita."

Raihan, sahabat baik ku, yang selalu mendukung setiap keputusanku pun awalnya turut meragukan ide ini.

Raihan pun berkata, "Tapi bukankah pria dan wanita memiliki peran masing-masing?"

Aku pun merespon perkataan Raihan, "Tentu, namun itu tidak berarti kita tidak dapat saling mendukung dan bekerja sama untuk meraih impian kita. Mari kita buktikan melalui pertunjukan ini!"

Aku dan kawan-kawan dengan penuh semangat memulai persiapan pertunjukan. Saat latihan, kami tidak hanya mendiskusikan tentang pengalaman hidup, tetapi juga menggali bagaimana kesetaraan gender dapat meningkatkan kesejahteraan semua individu.

Ketika malam pertunjukan tiba, desa yang ramai menyaksikan drama yang menginspirasi. Dialog antara karakter pria dan wanita melukiskan gambaran kerjasama, dukungan, dan pemahaman yang mendalam.

Dalam penutupan pertunjukan yang penuh makna, Aku berkata kepada penonton, "Kita semua adalah manusia, memiliki mimpi dan hak yang sama. Mari kita bersatu demi kesetaraan gender, karena ketika kita memberdayakan setiap individu, kita memberdayakan seluruh masyarakat."

Dengan tepuk tangan meriah yang memenuhi malam, pertunjukan itu tidak hanya meninggalkan kesan mendalam, melainkan juga menjadi pemicu awal perubahan pikiran dan sikap yang lebih inklusif terhadap kesetaraan gender.

Ya, perempuan itu adalah Aku. Dan Aku, adalah setiap perempuan yang mengupayakan terlepas dari kungkungan patriarki.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline