Lihat ke Halaman Asli

ANNISA FITRI YANTI 121211039

Universitas Dian Nusantara

Aplikasi Proses Pembuktian dan Argumentasi Logika pada Bukti Dokumen Kecurangan

Diperbarui: 6 Juli 2024   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri_ Annisa Fitri Yanti

dokpri_ Annisa Fitri Yanti1

dokpri_ Annisa Fitri Yanti2

Pendahuluan

Dalam era globalisasi dan digitalisasi saat ini, keuangan dan transaksi bisnis menjadi semakin kompleks. Kompleksitas ini sering kali menciptakan peluang bagi pelaku kecurangan untuk mengeksploitasi kelemahan dalam sistem keuangan dan akuntansi perusahaan. Oleh karena itu, akuntansi forensik dan investigasi kecurangan telah menjadi bidang yang semakin penting dalam memastikan integritas dan transparansi keuangan.

Akuntansi forensik adalah bidang khusus yang menggabungkan pengetahuan akuntansi, audit, dan investigasi hukum untuk mendeteksi, mencegah, dan menanggapi kasus kecurangan dan pelanggaran keuangan lainnya. Para akuntan forensik tidak hanya bertugas untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan, tetapi juga untuk mengumpulkan dan menyajikan bukti yang dapat digunakan di pengadilan.

Salah satu aspek kunci dalam investigasi kecurangan adalah proses pembuktian dan argumentasi logika. Proses pembuktian melibatkan serangkaian langkah sistematis yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa bukti yang dikumpulkan dapat diandalkan dan valid. Langkah-langkah ini meliputi identifikasi bukti, pengumpulan bukti, analisis bukti, dan penyajian bukti. Setiap langkah dalam proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk menghindari kesalahan yang dapat merusak kredibilitas bukti yang disajikan.

Di sisi lain, argumentasi logika adalah kemampuan untuk menyusun argumen yang kuat dan meyakinkan berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan. Argumen yang kuat harus didasarkan pada premis yang valid dan harus disusun secara logis untuk membangun kasus yang solid. Argumentasi logika melibatkan penggunaan inferensi logis, baik deduktif maupun induktif, untuk menarik kesimpulan yang sah dari bukti yang ada. Selain itu, koherensi dan konsistensi adalah aspek penting dalam menyusun argumen yang meyakinkan.

Untuk mengilustrasikan aplikasi dari konsep-konsep ini, kita akan mengeksplorasi salah satu kasus kecurangan keuangan terbesar yang terjadi di Indonesia, yaitu kasus PT Asuransi Jiwasraya. Kasus ini melibatkan manipulasi laporan keuangan dan investasi bodong yang dilakukan oleh beberapa eksekutif perusahaan, menyebabkan kerugian negara hingga triliunan rupiah. Kasus ini merupakan contoh nyata bagaimana proses pembuktian dan argumentasi logika diterapkan dalam investigasi kecurangan keuangan.

1. Proses Pembuktian dalam Investigasi Kecurangan

Proses pembuktian dalam investigasi kecurangan melibatkan beberapa tahap kunci yang harus dilakukan secara sistematis untuk memastikan bahwa bukti yang dikumpulkan dapat diandalkan dan valid. Tahap-tahap tersebut mencakup identifikasi bukti, pengumpulan bukti, analisis bukti, dan penyajian bukti.

1.1 Identifikasi Bukti

Tahap pertama dalam proses pembuktian adalah identifikasi bukti. Pada tahap ini, penyelidik harus mampu menentukan jenis-jenis bukti yang diperlukan untuk membuktikan adanya kecurangan. Dalam konteks kecurangan keuangan, bukti bisa berupa dokumen keuangan, email, catatan transaksi, dan komunikasi lainnya yang relevan.

1.2 Pengumpulan Bukti

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline