Sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) tergabung dalam Program  Kreativitas Mahasiswa kategori Riset Eksakta (PKM-RE) yang diselenggarakan oleh  Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, salah satu diantaranya yaitu tim âNUMINOUSâ. Tim ini melakukan riset mengenai pengembangan material sistem penghantaran obat untuk penyakit hiperkolesterolemia berbasis Niosom Kurkumin Terenkapsulasi HPMC.Â
Adapun tim PKM-RE UNS yang bernama âNUMINOUSâ ini terdiri dari mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), antara lain Annisa Firda Lestari dari Kimia, Aulia Rahmatika Jannati dari Kimia, Putri Regita Anggraini dari Biologi, Rafida Laili dari Farmasi, dan Risma Rahmawati dari Kimia dibawah bimbingan dosen Prodi Kimia UNS Bapak Dr. rer. nat. Maulidan Firdaus, S.Si., M.Sc. sebagai dosen pembimbing. Kegiatan riset ini dilakukan mulai bulan Juni-Oktober 2023 yang  bertempat di Laboratorium Kimia, Gedung C Lantai 3, FMIPA UNS.
âPenelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya penderita hiperkolesterolemia di indonesia dimana prevalensi pada tahun 2018 mencapai 72,8% dikutip dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Kondisi hiperkolesterolemia ini berdampak pada peningkatan angka kejadian penyakit kardiovaskular dan apabila semakin parah akan mengakibatkan kematian. Menurut perkiraan WHO sebanyak 17,9 juta jiwa meninggal pada tahun 2019 karena penyakit kardiovaskularâ ujar Ketua tim PKM-RE UNS, Annisa Firda Lestari.
Maka dari itu, pada riset ini dilakukan pembuatan sistem penghantaran obat berbasis Niosom Kurkumin terenkapsulasi HPMC (HPMC-NioC). Niosom merupakan salah satu sistem penghantaran obat yang memiliki banyak kelebihan, antara lain biaya yang relatif rendah, mampu meningkatkan stabilitas dan penyerapan obat ke seluruh tubuh, serta meningkatkan bioavailabilitas pada penggunaan oral. Kurkumin merupakan senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antihiperkolesterolemia dengan mekanisme penghambatan enzim HMG-CoA reduktase. Akan tetapi, kurkumin memiliki kekurangan, yakni bioavailabilitas dan penyerapan obat yang rendah, serta metabolisme yang cepat dalam tubuh. Oleh karena itu, untuk mengatasi kekurangan tersebut maka TIM PKM-RE UNS melakukan inovasi dengan pengembangan sistem penghantaran kurkumin dalam bentuk niosom dengan penambahan agen pelapis berupa HPMC untuk meningkatkan kinerja dari niosom kurkumin.
Tim PKM-RE UNS ini, telah berhasil melakukan pembuatan Niosom Kurkumin terenkapsulasi HPMC (HPMC-NioC). âDilihat dari nilai Efisiensi Jerapan (%EE) diperoleh sebesar 99,82% yang menandakan obat kurkumin berhasil dienkapsulasi dalam niosom. Selanjutnya, dari nilai Pelepasan Obat (%DR) diperoleh sebesar 30,093% pada interval 20 jam yang menunjukkan nilai terbaik efisiensi obat yang dapat lepas ke tubuh. Selain itu, juga didukung oleh hasil karakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), dan Particle Size Analyzer (PSA) yang juga menunjukkan hasil yang baik,â lanjut Annisa Firda Lestari.
âTim NUMINOUS berharap dengan dilakukannya riset ini dapat membantu pengembangan dan pengobatan penyakit hiperkolesterolemia di Indonesia, serta meningkatkan angka kesembuhan terhadap kardiovaskular. Rencana tahap selanjutnya, perlu dilakukan pengembangan terhadap material yang dibuat agar lebih teruji secara klinis sehingga dapat digunakan oleh para penderita hiperkolesterolemia,â pungkas Annisa Firda Lestari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H