Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2022. Tim yang beranggotakan Risma Rahmawati (S1 Kimia), Annisa Firda Lestari (S1 Kimia), Putri Regita Anggraini (S1 Biologi), Alfi Rizki A’yunin (S1 Farmasi), dan Rahmadita Irma Safitri (S1 Farmasi) dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret (UNS) di bawah bimbingan Dr.rer.nat. Maulidan Firdaus, S.Si., M.Sc. berhasil menginovasikan plester hidrogel untuk penyembuhan luka pada penderita diabetes.
Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 19,47 juta dan diperkirakan akan mencapai 28,57 juta pada tahun 2045. Diabetes juga dapat menyebabkan komplikasi serius berupa luka kaki diabetik (LKD) yang menjadi penyebab utama amputasi dengan angka kejadian mencapai 5-24%. Jika penderita diabetes mengalami luka dan terjadi infeksi maka dapat menyebabkan luka sulit disembuhkan, meningkatkan mortalitas, dan morbiditas.
Baru-baru ini, hidrogel dipelajari sebagai salah satu kandidat yang baik sebagai pembalut luka dan memiliki kelebihan antara lain biokompatibel, biodegradable, dapat diperbarui, dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini plester hidrogel dibuat dari selulosa batang ubi kayu yang dikombinasikan dengan ekstrak biji pepaya muda. Biji pepaya muda mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan fenolik yang dapat berfungsi sebagai senyawa antibakteri dan antiinflamasi.
“Selama ini batang ubi kayu jarang dimanfaatkan padahal memiliki kandungan selulosa yang tinggi serta banyaknya potensi pohon pepaya di Indonesia, dimana akan menghasilkan banyak biji pepaya muda. Saya dan tim mempunyai ide untuk mengkombinasikan kedua bahan tersebut menjadi produk plester hidrogel untuk penyembuhan luka diabetes. Produk Plester ini kami beri nama “PRIKAIYA” (Plester Hidrogel Ubi Kayu dan Biji Pepaya Muda).” jelas Risma Rahmawati.
Hasil dari penelitian ini nantinya akan didaftarkan sebagai hak cipta dan hak paten. Selain itu juga, akan diseminasikan dalam The 17th Joint Conference on Chemistry 2022 pada tanggal 10-11 September 2022. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif penyembuhan luka diabetes serta dapat meningkatkan nilai guna batang ubi kayu dan biji pepaya muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H