Kewirausahaan sosial menjadi tantangan generasi muda saat ini. Tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, kewirausahaan sosial harus memberikan dampak terhadap lingkungan. Generasi muda dapat menggunakan kreativitas dalam mengekspresikan diri di bidang yang mereka minati, termasuk dalam bidang kewirausahaan sosial ini. Act Global Indonesia sebagai organisasi yang fokus terhadap isu-isu global memfasilitasi generasi muda untuk berkreativitas dalam kewirausahaan sosial.
Act Global Indonesia menyelenggarakan Entrepreneurship Conference pada Sabtu, 3 Maret 2018 bertempat di aula lantai tiga STMIK Primakara Denpasar, Bali. Kegiatan bertema kewirausahaan sosial ini dihadiri langsung oleh Sebastian Graca da Silva, B. Sc., M. A. (Director of Act Global CIC) dan Siti Nooraini, S.E., M.Sc. (Head of Yayasan Act Global Indonesia).
Sekitar 40 orang mengikuti konferensi ini, mereka yang terdiri atas mahasiswa, wirausaha muda, profesional, dan umum. Tria sebagai project manager menyampaikan bahwa konferensi ini adalah awal dari rangkaian international project yang berkerja sama dengan delapan negara, yaitu Polandia, Slovenia, Lithuania, Turki, Kazakhstan, Kirgizstan, Cina, dan Indonesia. Tujuan dari project ini ialah menjembatani wirausaha muda Asia dan Eropa. Rencananya, akan dibangun sebuah online platform sebagai alat komunikasi dan kerja sama antar wirausaha muda Asia dan Eropa sebagai output nyata.
Pada sesi diskusi panel, Act Global Indonesia meghadirkan tiga pembicara. Pertama, Hendra W. Saputro, pemilik Bali Orange Communications (BOC), perusahaan jasa di bidang teknologi yang berfokus pada digital marketing. Kedua, I Wayan Alit Sudarna, S. H., LL.M, CEO XpaceBali.com dan President dari Little Circle Foundation, bisnis sosial yang fokus pada bidang pendidikan dan kewirausahaan. Pembicara ketiga, Reza Noegraha, seorang praktisi bisnis di bidang manufaktur & industri, fasilitator Usaha Kecil Menengah di Bali, Lombok, NTB & NTT di bawah Kementerian Keuangan dan Perdagangan Indonesia.
Hendra W. Saputo memaparkan kondisi kewirausahaan sosial di Indonesia, tantangan dan peluang kewirausahaan bagi generasi muda. Jika kewirausahaan pada umumnya hanya berorientasi pada profit, kewirausahaan sosial memiliki motif tambahan yaitu dapat menyelesaikan masalah sosial. Kegiatan bisnis yang dilakuakan harus mampu memberdayakan lingkungan sekitar.
Misalnya dengan memberdayakan anak muda atau ibu-ibu di suatu daerah untuk menghasilkan suatu produk, sehingga kegiatan bisnis tersebut membuka lapangan pekerjaan dan dapat menurunkan angka pengangguran. Selain itu, beliau juga menyampaikan, generasi muda perlu memliki mental yang tangguh, mempunyai keyakinan dan konsinten berubah menjadi lebih baik serta siap menjadi wirausaha dengan segala resikonya.
I Wayan Alit Sudarna, S. H., LL.M memberikan tips untuk generasi muda agar siap menjadi wirausaha. Beliau juga menyampaikan, perubahan besar itu dimulai dari hal kecil. Belajar menguasai bahasa asing merupakan salah satu langkah untuk perubahan besar. Seorang wirausaha harus mampu berkomunikasi dengan baik, bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan membangung jaringan dalam bisnis. Melalui Little Circle Foundation dan XpaceBali.com, social enterprise yang di kelolanya, pemuda asal Bali ini mempunyai program khusus mengajar bahasa asing dan pengetahuan umum di sekolah-sekolah di pedalaman Bali.