Darimana Perilaku Individu Berasal?
Pengertian perilaku menurut Watson adalah sesuatu hal yang dapat diamati, baik apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan oleh individu. Aliran behaviorisme meyakini bahwa perilaku terbentuk dari pengaruh lingkungan sehingga individu dianggap pasif. Hal ini dibantah oleh Bandura yang berpendapat bahwa individu berperan aktif, pengertian perilaku menurut Bandura adalah sesuatu hal hasil belajar dari peniruan terhadap model, individu dapat meniru model bahkan tanpa adanya penguatan terlebih dahulu (Mustafa, 2012). Seiring berjalannya waktu, individu semakin sadar akan keinginan mengatur dan memilih perilaku yang akan ditunjukkan sehingga teori dari Bandura cocok dengan situasi saat ini.
Teori Bandura membahas mengenai pembelajaran sosial kognitif dengan sebutan "Resiprokal Determinisme", dimana terdapat tiga faktor (membentuk segitiga) yang saling mempengaruhi dalam membentuk perilaku, terdiri dari: 1) Perilaku, dimana perilaku individu dipengaruhi oleh proses kognitif dan faktor lingkungan seperti rangsangan sosial. Perilaku itu sendiri adalah sesuatu yang mungkin diperkuat atau tidak pada waktu atau situasi tertentu, 2) Lingkungan, komponen lingkungan mengacu pada konteks di mana perilaku tersebut terjadi. Lebih dari sekedar lingkungan fisik individu, hal ini juga mencakup lingkungan sosialnya, khususnya sikap, keyakinan, serta gagasan yang dianut orang-orang tersebut sehingga mempengaruhi intensitas dan frekuensi perilaku individu, 3) Individu, komponen individu mencakup seluruh karakteristik yang telah dihargai di masa lalu. Faktor kepribadian dan kognitif memainkan peranan penting dalam cara seseorang berperilaku, termasuk semua harapan, keyakinan, dan karakteristik kepribadian unik individu (Cherry, 2023).
Perilaku Model Menjadi Inspirasi dan Motivasi
Teori Bandura membutuhkan model sebagai individu yang akan diobservasi perilakunya sehingga terdapat pembelajaran observasional terhadap model. Dalam pembelajaran observasional terdapat empat proses yang akan dilalui oleh individu (Bandura, 1971):
- Proses Atensi, individu harus memperhatikan, mengenali, dan melihat karakteristik penting dari perilaku model yang relevan dengan individu. Perhatian terhadap model juga dipengaruhi oleh ketertarikan interpersonal mereka, model yang memiliki kualitas yang menarik dan menyenangkan akan lebih banyak dicari oleh individu. Dengan kemajuan teknologi saat ini, model tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar, tetapi model juga dapat berasal dari media sosial.
- Proses Retensi, individu tidak dapat banyak dipengaruhi oleh observasi terhadap perilaku model jika tidak memiliki ingatan akan hal itu yang melibatkan retensi jangka panjang. Pembelajaran observasional melibatkan dua sistem representasi yaitu, sistem imaginal (mengembangkan ingatan imajinasi) dan sistem verbal (mengembangkan ingatan verbal).
- Proses Reproduksi Motorik, individu harus mengumpulkan serangkaian respons yang diberikan sesuai dengan pola yang dimodelkan. Meskipun representasi simbolis dari aktivitas yang dimodelkan diperoleh dan dipertahankan, tetapi seseorang mungkin tidak dapat mengkoordinasikan berbagai tindakan dalam pola dan urutan yang benar karena keterbatasan fisik.
- Proses Penguatan dan Motivasi, individu dapat memperoleh, mempertahankan, dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku yang dimodelkan dengan terampil, tetapi perilaku tersebut bisa tidak muncul karena pengaruh penguatan atau hukuman dan motivasi dari individu.
Bandura (1961) melakukan eksperimen yang dikenal dengan Bobo Doll, untuk menyelidiki apakah perilaku sosial (yaitu agresi) dapat diperoleh melalui observasi dan peniruan. Bobo Doll adalah nama sebuah boneka yang apabila dipukul akan berdiri lagi karena pada titik gravitasnya diberikan cairan. Hasil dari eksperimen yang dilakukan oleh Bandura, mendukung teori belajar sosial Bandura. Bandura percaya bahwa percobaan menunjukan bagaimana perilaku tertentu dapat dipelajari melalui observasi dan imitasi (Eduadmin, 2021).
Melihat fenomena yang sedang terjadi saat ini, angka pernikahan yang terus menurun setiap tahunnya. Banyak individu yang memilih belum menikah dengan berbagai faktor, contoh dari faktor individu seperti masalah ekonomi yang tidak mencukupi dalam membina rumah tangga, dari faktor lingkungan seperti masalah keluarga yang tidak harmonis, dan dari faktor perilaku seperti terlalu fokus pada karier. Namun, banyak juga individu yang memilih belum menikah karena pengalaman orang lain, seperti masalah perselingkuhan, KDRT, dan masalah dengan mertua. Dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak pengalaman orang lain mengenai pernikahan yang tersebar di media sosial sehingga mempengaruhi motivasi dari individu. Dampaknya, individu dapat mengubah berbagai faktor, contoh dari faktor individu seperti pemikiran hanya untuk menyenangkan diri sendiri dan keluarga, dari faktor lingkungan seperti berusaha menghindari laki-laki dengan hubungan serius, dan dari faktor perilaku seperti fokus mengembangkan diri (pekerjaan dan hobi) (Wulandari, 2015).
Efikasi Diri dan Penguatan Diri Sebagai Solusi
Permasalahan orang lain belum tentu akan menjadi permasalahan kita, sehingga pentingnya individu memiliki efikasi diri dan penguatan diri. Efikasi diri adalah tingkat keyakinan seseorang terhadap kemampuannya sendiri dalam mencapai tujuannya. Individu dengan efikasi diri yang tinggi cenderung lebih percaya diri ketika menghadapi masalah (perilaku), yang berarti mereka lebih mungkin berhasil dalam situasi yang berbeda (lingkungan) (Cherry, 2023). Penguatan diri adalah bagaimana individu mengatur perilaku mereka berdasarkan konsekuensi respons yang mereka amati (model atau orang lain) atau alami secara langsung. Jika penguatan berasal dari luar seperti imbalan dan hukuman maka kita akan bertindak sesuai dengan keinginan orang lain tanpa memikirkan pikiran diri sendiri (Bandura, 1971).
Referensi
Bandura, A. (1971). Social Learning Theory. New York: General Learning Press.