Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Pembelajaran Daring Lebih Baik Saat Ini?

Diperbarui: 11 Desember 2020   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pembelajaran daring atau dalam jaringan yang dilakukan di rumah masing-masing saat ini telah menjadi aktivitas rutin dan wajar untuk dilakukan. Tepatnya, pada bulan Maret 2020 lalu Indonesia mulai memberlakukan pembelajaran secara daring . Pembelajaran secara daring dimaksudkan agar mata rantai penyebaran Covid-19 dapat diputuskan. 

Lalu, apakah dengan menggantikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring ini efektif mempengaruhi berkurangnya kasus penyebaran Covid-19 ini?. Mari kita lihat dari cara penyebaran covid-19 ini.

1. Covid-19 ini menyebar melalui droplet orang yang terjangkit virus ini. Saat seseorang yang terjangkit virus batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, hingga bernapas udara yang keluar dari hidung dan mulut mengeluarkan partikel kecil atau aerosol dalam jarak dekat. 

2. Virus Corona juga dapat menyebar melalui udara, terdapat beberapa bukti yang diungkap WHO bahwa virus Corona bisa menyebar melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara. 

3. Permukaan benda yang mungkin telah terkontaminasi virus dari orang yang batuk atau bersin juga dapat menjadi media penularan selanjutnya. Hal ini dapat terjadi jika kita tidak sengaja memegangnya lalu menyentuh area wajah tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Virus ini dapat bertahan selama 2-3 hari di permukaan tertentu. 

4. Limbah manusia dari orang yang terinfeksi, limbah ini seperti urine, feses dan darah.

Karena mudahnya cara penularan virus ini, terdapat beberapa tempat yang rawan menjadi area penyebaran virus Corona, seperti tempat ramai, tempat yang sempit serta ruangan terbatas dan tertutup. Contoh-contoh tempatnya seperti, restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat bekerja atau kantor, tempat latihan paduan suara, dan kelas kebugaran. 

Karena hal itu, pembelajaran secara daring dianggap efektif mengurangi kasus covid-19 hingga saat ini. Lalu mengapa kerja secara WFO telah diperbolehkan sementara pembelajaran secara tatap muka belum diperbolehkan saat ini?

Tentu kita sebagai orang dewasa pernah merasakan menjadi anak sekolahan. Dan tentu kita tahu bahwa anak-anak belum terlalu paham mengenai bahaya penularan Covid-19 ini, dan tidak semua anak menganggap pemakaian APD dan rajin mencuci tangan itu sangat penting saat ini. 

Disisi lain, pembelajaran tatap muka di ruang kelas dengan jumlah siswa lebih dari 20 anak akan menyulitkan pihak sekolah untuk mengontrol pemberlakuan protokol jaga jarak selama pembelajaran maupun ketika anak bermain pada jam istirahat.

Walaupun beberapa kasus menyatakan penularan Covid-19 di rentang usia produktif tidak terlalu berbahaya. Namun, anak bisa saja membawa pulang virus ini dan menulari orang dewasa yang ada di rumah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline