Lihat ke Halaman Asli

Saat Langit Tak Lagi Sama

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Chapter 3

Kenangan......

Andrew memandangi wajah Kinanti yang sepertinya mulai saat ini harus dipanggilnya Emi , wanita yang dicintainya itu masih tertidur lelap di pelukannya . Raut wajahnya damai dan Andrew tersenyum melihatnya . Ingatannya lalu kembali ke satu tahun yang lalu , saat pertama kali dia bertemu dengan Kinan .

"Ini Pak , sekalian saya bayar buat Misternya ini , daripada Bapak gak ada uang kembaliannya" , Kinan menyodorkan selembar uang dua puluhribu pada penjual cinderamata di pasar seni Sukowati . Saat itu Andrew mau membeli sebuah kalung untuk keponakannya yang merengek sedari tadi .Kinan lalu berjongkok dan tersenyum pada Claire-keponakannya .

"Untuk gadis cantik ini...." , ucapnya lalu mengusap pipi Calire dengan lembut . Dia lalu berdiri lalu tersenyum pada Andrew dan bergegas pergi . Saat itu Andrew hanya terpana , melihat sikap spontan Emi .

"Ikuti dia dan cari tahu dimana dia tinggal" , perintah Andrew pada asistennya . Asistennya mengangguk lalu bergegas mengikuti Emi .

Kinan yang tak pernah membayangkan bahwa sikapnya itu membuat Andrew jatuh hati hanya bisa terpana saat mendapati Andrew di depan rumah kosnya saat dia akan berangkat kerja . Andrew tersenyum saat melihat Kinan.

"Hai....masih mengingatku?" , sapa Andrew . Kinan mengangguk , tetapi wajahnya masih tampak bingung .

"Yang kemarin di Sukowati sama anaknya kan?" , tanya Kinan membuat Andrew tersenyum .

"Claire menyampaikan salamnya untukmu , dan dia keponakanku , bukan anakku " , jawab pria itu .

"Oh.....terus ada apa ya anda kesini?Darimana anda tahu tempat tinggal saya?" .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline