Seiring berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi di dunia, informasi ikut berkembang dengan pesat. Hal ini memungkinkan untuk setiap orang baik dari dalam negeri maupun luar negeri dapat mengakses kabar suatu negara melalui jaringan internet. Kemudahan dalam mengakses informasi dari berbagai penjuru dunia ini tentunya tidak selamanya positif.
Indonesia merupakan salah satu dari banyaknya negara yang terbuka dalam menerima perkembangan teknologi. Sikap terbuka ini membuat Indonesia mudah terpengaruh oleh arus globalisasi. Sikap terbuka Indonesia seringkali menjumpai hal-hal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan akhirnya malah merusak jati diri bangsa Indonesia.
Banyak orang yang akhirnya mempertanyakan relevansi pancasila di tengah arus modernisasi yang melanda Indonesia. Ideologi pancasila yang sudah berumur kurang lebih tiga perempat abad dianggap terlalu kuno dan tidak mengikuti arus perkembangan zaman sehingga tidak cocok lagi dijadikan ideologi dasar negara Indonesia.
Selain itu, pancasila juga dinilai belum bisa memuaskan semua pihak. Pancasila belum mampu memberikan jawaban atas seluruh problematika yang terus menghantui bangsa Indonesia. Sebagai contoh, mengapa di Indonesia masih ramai kasus pidana korupsi oleh para pejabat tinggi padahal sebelum dilantik menjadi pejabat mereka terlebih dahulu diharuskan untuk bersumpah atas nama Tuhannya. Pola berulang seperti ini yang kemudian membuat masyarakat bimbang dan kembali mempertanyakan relevansi pancasila.
Faktanya, pancasila merupakan ideologi terbuka, yang berarti pancasila dapat menerima dan mengembangkan pemikiran-pemikiran maupun budaya baru dari luar untuk memperluas ragam kehidupan bermasyarakat Indonesia. Sebagai ideologi terbuka, pancasila juga bersifat dinamis. Pancasila senantiasa dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Ini membuktikan bahwa kendati ideologi pancasila telah terbentuk sejak dahulu, para penggagas pancasila telah melaksanakan tugasnya dengan baik dengan menciptakan ideologi dinamis yang dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bermodern.
Selain itu, rumusan dasar yang ada dalam pancasila digali dari Bumi Pertiwi dan diserap dari nilai-nilai yang berkembang di berbagai ragam kehidupan masyarakat Indonesia sehingga cocok untuk diterapkan pada bangsa ini. Nilai dan cita-cita yang terkandung dalam pancasila juga bersumber dari kekayaan budaya Indonesia, bukan ditransfer datang dari luar negeri. Ini membuktikan bahwa pancasila sebagai ideologi dasar negara Indonesia merupakan ideologi yang paling cocok untuk diterapkan di Indonesia sebab didalamnya merupakan harapan dan cita-cita terpendam masyarakat Indonesia sejak dahulu.
Sebagai bangsa yang majemuk dengan berbagai macam suku, bangsa, ras, dan agama, Indonesia kerap dihadapkan pada masalah perpecahan dan pertikaian. Kondisi ini menyulitkan Indonesia untuk menyeragamkan perbedaan yang ada. Namun, pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa memberikan pedoman kesatuan dan persatuan serta membimbing Indonesia untuk memelihara dan mengembangkan identitas kemajemukan yang dimilikinya.
Pancasila juga berperan penting sebagai "filter" yang akan menyaring setiap hal yang masuk ke dalam bangsa akibat arus globalisasi. Kelima sila pada pancasila yang satu sama lainnya saling berkesinambungan digunakan sebagai tameng dalam menghadapi serangan nilai-nilai liberal barat yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila memang selalu terbuka untuk menerima hal-hal baru yang masuk ke Indonesia, tapi pancasila juga lah yang berperan sebagai jaring penapis antara Indonesia dan bangsa luar.
Pancasila akan selalu relevan untuk Indonesia selama diimplementasikan dengan sungguh-sungguh. Pertanyaan akan relevansi pancasila seharusnya perlu ditanyakan kembali kepada bangsa Indonesia, maukah masyarakat Indonesia tetap mempertahankan eksistensi pancasila sebagai ideologi negara Indonesia atau membiarkan pancasila luntur dan tergantikan oleh ideologi baru yang belum tentu sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H