Wabah Covid 19 atau biasa disebut virus corona telah menjadi persoalan berskala global. Statusnya yang kini menjadi pandemi mengartikan bahwa wabah ini sulit untuk dikendalikan pencegahan dan penularannya antar sesama manusia disuatu tempat. Virus ini merupakan jenis baru dari SARS-COV dan MERS-COV. Sehingga proses identifikasinya masih terus dilakukan oleh seluruh pakar di dunia guna menemukan vaksin yang cocok diaplikasikan kepada manusia. Persebaran virus ini terus mengalami peningkatan, grafiknya yang bergerak secara spontan menunjukkan bahwa masih terjadinya penambahan korban positif dan meninggal dunia tiap hari.
Meskipun banyak prediksi yang beredar untuk mengukur jangka waktu persebaran wabah ini, tetapi belum ada kepastian kapan wabah ini benar - benar berakhir hingga vaksin ditemukan. Seluruh negara di dunia saat ini hanya fokus pada upaya menekan laju penyebaran virus agar angka korban menjadi sedikit atau berkurang. Dampak dari wabah covid 19 bukan saja menyasar pada sektor kesehatan, namun pada banyak sektor lainnya seperti ekonomi, sosial, politik, budaya serta agama pun merasakan dampaknya. Implikasi secara langsung yang dirasakan tiap individu adalah timbul rasa takut dan cemas dalam menyikapi situasi pandemi ini, karena mereka merasakan berbagai perubahan yang terjadi secara signifikan dalam jangka waktu yang tidak pasti kedepannya. Situasi tersebut menghasilkan gejala psikomatik yang membuat banyak asumsi dan opini yang tidak disandarkan pada data dan fakta, sehingga menambah kegaduhan di ruang publik karena sifatnya menyesatkan dan cenderung bernuansa kebohongan atau hoax. Kebohongan dan hoax tersebut mampu mempengaruhi masyarakat dalam melakukan segala aktifitas, baik menerima maupun mendapatkan informasi atau berita -- berita yang ada di sekelilingnya terkait covid 19 maupun berita lokal.
Berbagai macam jenis informasi yang tidak benar tersebut juga menjadi hambatan bagi pencegahan penyebaran wabah COVID 19. Yang paling ramai dibicarakan adalah perihal anjuran beribadah dirumah, pemerintah melalui lembaga terkait seperti kementrian agama dan Majelis Ulama Indonesia menyerukan bahwa kegiatan ibadah seperti sholat berjamaah di masjid di tiadakan demi menekan persebaran virus Covid 19. Tetapi, sebagai gantinya ibadah dirumah lebih dianjurkan. Disamping itu, banyak juga terdapat informasi tidak valid terkait dengan pencegahan virus Covid -- 19 . Seperti penggunaan cairan disenfektan, seharusnya cairan ini digunakan untuk pembunuhan bakteri atau virus pada benda -- benda tidak hidup atau mati. Namun, karena konsumsi informasi yang tidak utuh dari sumber yang tidak jelas, maka informasi tersebut digunakan untuk penggunaan cairan disenfektan pada tubuh manusia. Padahal menuruh WHO atau World Health Organization penyemprotan cairan pada tubuh manusia sangat berbahaya apalagi sampai menyentuh selaput lendir manusia dikarenakan, fatal akibatnya. Fungsi disenfektan tentu berbeda dengan antiseptik, namun kejadian tersebut telah menjadi hal yang benar menurut pandangan masyarakat indonesia pada umumnya.
Kemudian banyak pula informasi yang tersebar di grup -- grup media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram maupun twitter yang berisikan obat -- obatan untuk pencegahan bahkan mengobati virus Covid -19. Meskipun niatnya baik hanya memberikan informasi kesehatan namun tidak tahu bahwa dampak yang ditimbulkannya sangat berbahaya. Karena, isi dari informasi tersebut tidak bisa dipertanggung jawabkan asal usul nya. Nah, Yang paling banyak dibicarakan diantaranya, corona akan mati pada cuaca panas di indonesia, makan bawang putih yang banyak dapat menghindari corona hingga memakai kalung antivirus yang ramai dibicarkan. Pesan -- Pesan tersebut sebetulnya mempunyai hal yang positif jika diimplementasikan dengan benar. Namun, akan menyesatkan bila penggunaannya tidak sesuai dengan konteks Covid -- 19.
Nah, pada kondisi pandemi Covid -- 19 kita diharapkan Tetap berliterasi walaupun wabah covid -- 19 melanda, dikarenakan banyak akses informasi digital yang tersedia seperti kompas.com, detik.com dan lainnya. Dan ingat harus menyaring lagi informasi -- informasi yang didapatkan, maksudnya jangan mudah percaya hanya dengan sekali membaca, sekali lihat dan sekali dengar sehingga tidak mengecek sumber informasi lainnya. Dikarenakan, hal tersebut mudah memicu terjadinya kebohongan atau hoax.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Zulfikar Alfaraby, 2020. Pandemi dan Ujian Literasi : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten. https://dpk.bantenprov.go.id/Layanan/topic/214. Diakses pada tanggal 06 Agustus 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H