Lihat ke Halaman Asli

Annisa Alya Salsabila

Public Administration Student

Penanganan Pandemi dan Elektabilitas Kepala Daerah

Diperbarui: 21 Juni 2021   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Khofifah Indar, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, dan Anies Bawedan. Foto: Tribunmadura.com

Pandemi Covid-19 telah memberikan banyak perubahan dalam setiap dimensi kehidupan. Selama kurun waktu satu tahun dihinggapi pandemi, masyarakat Indonesia dituntut untuk mampu bertahan, sekaligus beradaptasi dengan setiap dinamika yang terjadi sebagai dampak dari adanya pandemi. Untuk dapat meminimalisir dampak tersebut, penanganan pandemi secara tepat dan optimal baik di tataran pemerintah pusat, terlebih di tingkat daerah menjadi suatu hal yang mutlak dibutuhkan. Lebih lanjut, kepiawaan para kepala daerah dalam menyusun strategi dan mengambil keputusan terkait pandemi pun turut dinilai sebagai kunci keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. 

Sebagai figur yang memegang otoritas tertinggi di tingkat lokal, kepala daerah tentu memiliki peran sentral dan strategis dalam menentukan wilayah yang dipimpinnya berhasil atau gagal dalam menghadapi krisis yang diakibatkan pandemi. Oleh karenanya, kemampuan kepala daerah dalam menghadapi pandemi menjadi sebuah pisau bermata dua terhadap elektabilitas yang dimilikinya.

Keberhasilan Penanganan Pandemi sebagai Modal Politik

Sebagai aktor utama yang berperan dalam mengendalikan persebaran pandemi menjadikan peran kepemimpinan kepala daerah seringkali menjadi sorotan, terlebih bagi sejumlah kepala daerah yang dianggap telah berhasil melakukan penanganan pandemi secara optimal. 

Kemampuan manajemen risiko yang handal, pengambilan keputusan yang dilakukan secara tepat, dan terobosan baru yang senantiasa dihadirkan mencerminkan sosok pemimpin berkualitas dalam figur kepala daerah yang mampu menangani pandemi di daerah yang dipimpinnya. 

Bagi kepala daerah yang dinilai berhasil menangani pandemi, kepercayaan publik terhadap dirinya akan meningkat seiring pula dengan elektabilitas yang dimilikinya. Keberhasilan demikian tentu dapat dijadikan sebagai modal utama dalam menghadapi pesta demokrasi di tahun 2024 mendatang, baik untuk mengukuhkan posisinya sebagai incumbent, maupun dalam menjadi batu loncatan untuk dapat menempati posisi yang lebih tinggi. 

Fenomena demikian dapat kita cermati bersama dalam elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah dan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat yang secara signifikan terus mengalami peningkatan dalam bursa Pemilihan Presiden 2024. Merujuk pada survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS) keduanya pun menempati posisi teratas sebagai capres pilihan milenial dan gen Z, ditunjukkan dengan Ganjar Pranowo meraih 17,7 % pada posisi teratas dan disusul Ridwan Kamil dengan perolehan 16% (ANTARA, 2021).

Elektabilitas yang Harus Dipertaruhkan

Kendati demikian, dilain sisi penanganan pandemi juga dapat menjadi sebuah bumerang bagi sejumlah kepala daerah. Dinamika yang terjadi sebagai dampak dari adanya pandemi pada dasarnya merupakan suatu hal yang sulit untuk dikendalikan, tetapi figur yang dianggap kewalahan dalam menangani Covid-19 pun akan tetap mendampat imbasnya. 

Apabila wilayah yang dipimpinnya dinilai gagal menangani pandemi, elektabilitas yang dimilikinya menjadi suatu hal yang mau tidak mau harus dipertaruhkan. Oleh karenanya, menjadi sebuah keharusan bagi kepala daerah untuk melakukan pengambilan keputusan secara cermat dan bijak agar track record yang telah dibangunnya tidak menguap akibat dianggap kurang kompeten mengatasi pandemi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline