Lihat ke Halaman Asli

Annisaa Ganesha

Kumpulan Mahasiswi Ideologis

Potret Buram Generasi Tanpa Visi

Diperbarui: 26 Februari 2023   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ir. Soekarno dalam kutipannya yang terkenal pernah mengatakan "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Rasulullah shallahu'alayhi wassalam dalam salah satu haditsnya pernah mengabarkan:

"Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shabwah (kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran)." (HR Ahmad)

Pemuda digambarkan sebagai sosok yang memiliki potensi besar sekaligus mengagumkan ketika mampu mengelola potensi tersebut. Tetapi, sungguh miris ketika kita menyimak berita-berita di media masa yang tidak kunjung reda mengabarkan permasalahan-permasalahan pemuda. Memang benar, ada prestasi pemuda hari ini yang dapat menjadi angin segar bagi kita. Tetapi rasanya prestasi tersebut tertutupi dengan maraknya pola tingkah pemuda yang kian hari kian memprihatinkan. Contohnya apa yang terjadi di kabupaten Bogor pada 14 Januari 2023, dimana lagi-lagi terjadi kasus yang menelan korban akibat ulah remaja yang membuat konten membahayakan. Dilansir dalam berita republika.co.id, seorang remaja berinisial M tewas usai menghentikan paksa satu unit truk yang tengah melaju dari Exit Tol Gunung Putri, Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Padahal Pemerintah Desa Gunung Putri telah melakukan pengawasan agar tidak ada kejadian penghentian paksa truk oleh remaja dan anak-anak. Remaja tersebut menghadang dan menghentikan paksa truk untuk membuat konten. Dalam pantauannya, remaja yang terlibat biasanya berusia sekitar 12 hingga 15 tahun.

Tak hanya sampai disitu, masih banyak ulah pemuda yang membuat masalah seperti hal-nya tawuran, yang hingga kini tidak terselesaikan dan terus membuat resah masyarakat. Sebagaimana yang terjadi di kota Palembang, dimana tawuran pemuda kembali marak terjadi setelah sebelumnya sempat menurun akibat pandemi. Tapi ternyata hal tersebut kembali terulang dan bahkan pada 15 Januari 2023 menelan korban jiwa. Tawuran berdarah yang dilakukan pemuda di Palembang ini dibekali berbagai senjata tajam dilakukan di Lorong Ramayana Kelurahan Kalidoni, Kecamatan Kalidoni Palembang, pada 00.30 WIB dini hari (sumeks.disway.id).

Bukan hanya di Palembang, remaja di Tangerang pun tak absen dari membuat resah warga karena upaya tawuran yang mereka lakukan. Polres Metro Tangerang Kota mengamankan 72 remaja yang hendak tawuran berikut dengan 61 ponsel, 29 unit motor dan sebotol minuman keras jenis anggur merah di Neglasari, Kota Tangerang pada Minggu, 15 Januari 2023 (Kompas.com). Kota Medan pun mengalami fenomena kenakalan remaja yang serupa, Seorang remaja tertusuk panah di bagian dada kiri setelah ikut tawuran di Kecamatan Medan Belawan. Diketahui, korban sebelumnya turut tawuran di Jalan Kakap pada Selasa, 10 Januari 2023 sore. Aksi tawuran itu diwarnai saling lempar batu, hingga saling serang pakai panah dan senjata tajam.

Sederet berita menyakitkan ini kembali mencerminkan seberapa buram potret pemuda hari ini. Mereka yang memiliki begitu banyak dan besar potensi untuk bangsa dan dunia, terjebak pada aktivitas yang rusak lagi merusak. Pemuda sibuk mengejar pengakuan diri dan kelompok, mengejar eksistensi diri dan duniawi hingga mampu menerobos berbagai norma dan batas-batas agama guna mendapatkan apa yang diinginkan dan diakui. Pemuda kian hari disibukkan pada capaian-capaian sesaat dengan prinsip having fun di usia muda dan hidup tanpa visi misi. Jangankan visi misi akhirat, visi misi duniapun kebanyakan pemuda abai. Ketiadaan visi misi kehidupan yang membuat pemuda keliru menjalani hidup juga diperparah dengan masyarakat dan negara yang juga tak memiliki visi misi untuk menyelamatkan pemuda. Pemuda justru semakin dicetak menjadi generasi yang berorientasi pada pemuasan materi dan hawa nafsu sehingga menghasilkan perilaku sebebasnya asalkan mencapai kepuasan.

Padahal di dalam Islam, ketika berbicara tentang fenomena pemuda yang rusak dan merusak ini negara memiliki tanggung jawab yang besar untuk mendidik generasi dan membina mereka sehingga justru melahirkan generasi yang kompetan dan bermental kuat. Sistem Pendidikan dalam Islam membangun jiwa-jiwa pemuda yang siap untuk menjalani kehidupan, bukan sekedar siap kerja. Pemuda yang dididik dengan menghadirkan kesadaran bahwa diri ini adalah hamba Allah, ciptaan Al-Khaliq, yang menjalani kehidupan di dunia untuk mencapai sebesar-besarnya ridho Allah akan menghasilkan generasi pemuda tangguh dan produktif di dalam kehidupan. Visi yang jelas dalam sistem Pendidikan Islam yaitu untuk membentuk kepribadiaan Islam dalam kehidupan disokong oleh pola pikir dan pola sikap Islam yang bersesuaian dengan fitrah manusia sebagai ciptaan, sebagai makhluk sosial.

Pendidikan dengan karakter demikian sudah dimulai pada usia sekolah dasar dengan pemahaman aqidah Islam dan hukum Islam yang nantinya ketika sudah memasuki usia kepemudaan mereka akan mampu menjalankan syariat Islam dan hidup sebagaimana visi misi kehambaan. Selain sistem Pendidikan yang berasaskan Islam, negara juga akan menciptakan lingkungan yang mendukung kepada ketaatan, bukan sekedar pemuasan hawa nafsu maupun intelektual pemuda. Adapun ketika terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh pemuda, maka negara menegakkan hukum yang tegas yang memiliki sifat jawabir (menebus dosa si pelaku) dan zawajir (tameng bagi yang lain agar tidak melakukan kesalahan yang sama). Dengan begitu, pemuda akan senantiasa terjaga dari melakukan kejahatan. Maka jadilah pemuda sebagaimana hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


: : :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi sallallahu alaihi wasallam, Rasulullah bersabda, "Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, seorang yang hatinya bergantung ke masjid, dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah.' Dan seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya." (HR. Al-Bukhari No. 1357 dan Muslim No. 1031)

- Syifa Nailah M. (Komunitas Annisaa Ganesha)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline